35

198 35 2
                                    

Tiba-tiba sebuah dada yang begitu bidang menghampiri Seulgi seraya mendekapnya.

Seulgi tidak sempat melihat begitu jelas wajah pria itu, sebab matanya masih terasa perih akibat kadar garam air laut yang cukup lama membasahi matanya.
Namun satu hal yang Seulgi tahu..

Pundak ini..

Sehun?

Seulgi tak bisa berkata-kata, dirinya hanya termenung karena dia tidak menyangka akan kehadiran Sehun disini. Terlebih dari itu, yang membuatnya terpaku-- lantaran adanya sebuah getaran hebat yang berasal dari pundak Sehun.
Seulgi tahu betul, jika pria yang sedang memeluknya ini tengah menangis. Dia pun menyingkirkan sesaat rasa bingung dan penasarannya. Pada akhirnya Seulgi turut membenamkan wajahnya dalam dekapan Sehun. Ya, benar.. tak terelak-kan lagi, Seulgi memang membutuhkan sebuah sandaran untuk saat ini dan dia tidak pernah nembayangkan jika Sehun lah orangnya.

Butuh tiga detik saja, matahari disebrang sana akhirnya menenggelamkan wujudnya hingga tak lagi ada cahaya yang memancar.
Disaat itu pula secara perlahan Sehun melepaskan pelukannya. Lalu dia memunggungi Seulgi dengan cepat, bahkan pria itu segera bangkit dan berjalan beberapa langkah-- sekedar tuk menghapus air matanya.

Bagaimanapun juga Sehun adalah seorang pria. Dia tidak ingin Seulgi melihat wajahnya yang memerah karena menangis.
Oleh karena itu Sehun menjauh dan mencoba untuk mengatur suasana hatinya agar jauh lebih tenang.

"Sehuna.."

Tiba-tiba Seulgi sudah berdiri tepat dibelakang Oh Sehun seraya memanggilnya.

Sehun pun menoleh.

"..bagaimana bisa kau ada disini?" Lanjut Seulgi dengan pertanyaannya.

"Karena kau ada disini.." jawab Sehun singkat, padat, dan jelas "..aku datang untuk menjemput mu, jadi pulang lah.. sebelum ibu mu tahu kebenarannya" pinta Sehun dengan alibi mengatas namakan Nyonya Kang. Bahwasannya keberadaan Seulgi disini berkat keterangan palsu yang ia utarakan pada ibunya. Seulgi mengaku jika ia sudah kembali bekerja dan akan mengikuti workshop diluar kota.

Lantas Seulgi tak menggubris ucapan Sehun yang memintanya untuk pulang. Dia hanya menggelengkan kepalanya begitu saja dan tentu Sehun sangat terheran-heran.

"Kenapa kau tidak mau pulang?.." Tanya Sehun
"..ceritakan saja padaku apa masalahnya" lanjut Sehun dengan mengajukan sebuah penawaran.

Tuhan....
Mengapa Sehun harus datang kemari?!
Apa yang harus ku katakan?

Seulgi membatin, dia pun mulai memandang tajam wajah Sehun seolah-olah sangat menyalahkannya.

"Kang Seulgi.." panggil Sehun, karena dia sungguh menginginkan sebuah jawaban.

Raut wajah Seulgi kini tampak semakin gahar, tatapannya begitu membara, bahkan ia sampai mengeraskan rahangnya.

"Kau lah Sehun.. kau lah masalahnya!" Gertak Seulgi tiba-tiba.

Sehun yang tidak peka dan memang benar dia manusia paling bodoh sedunia langsung menunjuk diri sendiri dengan jari telunjuknya, wajahnya terlihat kebingungan karena dia merasa tidak punya masalah apapun dengan Seulgi.

Melihat tingkah Sehun, membuat Seulgi semakin membara dan dia pun langsung membludak tanpa basa-basi.

"Astaga Sehun! Bisakah kau tidak muncul lagi dihadapanku?! Aku benar-benar kecewa! Ku pikir dengan cara ku ada disini dapat melupakan mu seutuhnya! Tapi apa? Kau malah datang kemari! Untuk apa kau kesini padahal aku sudah merelakan mu bahagia bersama kekasih mu!" Seru Seulgi dengan amarahnya, dan dia memilih untuk pergi meninggalkan Sehun seorang sendiri.

Kalimat-kalimat seru itu seakan-akan menampar keras wajahnya. Menyadarkan Sehun jika Seulgi pun mencintainya.
Pada akhirnya Sehun berupaya untuk menarik lengan Seulgi yang belum pergi jauh dari hadapannya.

Sehun menarik lengan Seulgi sekuat tenaga, agar gadis itu dapat mendekat kearahnya.
Dan ketika dia berhasil membuat Seulgi berada didekatnya-- pun Sehun langsung mencium bibir tipis gadis oriental itu. Bahkan Sehun memejamkan matanya, menandakan bahwa dia tak ingin banyak bicara. Biar perlakuannya saja yang menjawab semuanya.

Disisi itu ke-terkejutan Seulgi membuat kedua matanya sampai membulat sempurna. Dia hendak menghindar, namun lengan kekar Sehun yang kini berada dipinggang Seulgi semakin memenjarakannya-- karena itu Seulgi tidak bisa kemana-mana.
Memandang kedua mata Sehun yang terpejam, entah kenapa membuat waktu seakan-akan berhenti begitu saja. Dan bagaimana bisa seorang Oh Sehun dapat menghantarkan sebuah kehangatan, ketenangan, dan rasa nyaman secara bersamaan sehingga Seulgi akhirnya terbawa suasana dan dia pun turut memejamkan kedua mata.

Dikala tak ada lagi perlawanan dari Seulgi, Sehun perlahan namun pasti mulai melumat manis bibir Seulgi dengan perasaan.

Sebuah ciuman yang berlatar belakang atas nama cinta dan rindu, bukan karena nafsu itu berlangsung diantara langit malam yang dihiasi gerlap gerlipnya bintang.
Rindu pun akhirnya bisa bersatu karena sentuhan itu melekatkannya.
Sehun dan Seulgi memang saling mencintai, namun waktu baru mempersilahkan-nya saat ini.

Jangan lupa di Vote yaa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa di Vote yaa

Otw end nih 😂

Terima kasih
❣❣❣

For over Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang