31

188 41 7
                                    

Jangan lupa di Vote ya, terima kasih🙂

#All I Do Is Wait

Gedung-gedung pencakar langit menjadi saksi kecanggungan diantara Sehun dan juga Seulgi pada pagi hari ini.
Mata mereka dengan seksama memerhatikan gedung diluar sana seakan-akan baru pertama kali melihatnya.
Hening terasa, meskipun alunan musik radio terus menyala. Sehun terdiam, begitu pula dengan Seulgi. Diamnya mereka bukan berarti marah, bukan pula mengacuhkan, akan tetapi diamnya Seulgi karena dia merasa malu. Sedangkan Sehun, dia tidak ingin mengacaukan momentnya bersama Seulgi saat ini.

Pria berwajah tegas itu tidak dapat mendeskripsikan rasa yang ada dihatinya saat ini. Sehun tidak mengerti mengapa bisa rasa sedih, takut, penuh harap, dan juga bahagia dapat berbaur menjadi satu. Akan tetapi disaat mata Sehun beralih memandang seorang gadis yang duduk disampingnya, membuat beberapa rasa itu hilang dalam sekejap dan hati Sehun jauh terasa lebih tenang.
Kini Sehun tengah berada di zona nyaman dan saking menikmatnya, Sehun sampai tidak sadar apabila sudah sampai ditempat tujuan. Dia mengernyit, lalu berteriak memanggil nama Seulgi saat melihat gadis itu tiba-tiba keluar dari dalam mobil.

"Kenapa?" Tanya Seulgi, gadis itu sudah berdiri diluar sana dan dia menolehkan pandangannya pada Sehun yang masih berada didalam mobil.

"Kenapa keluar?" Tanya Sehun begitu polos.

"Kita kan sudah sampai Sehun..."

"Rumah sakit??" Saut Sehun dengan pertanyaannya.

"Iya rumah sakit! Memangnya pasar ikan?!" Kata Seulgi sedikit menyentak karena pertanyaan bodoh Oh Sehun.

Celetukan itu Sehun terima apa adanya, dia menyadari juga meyakini bahwasannya seorang Kang Seulgi memang tidak akan pernah berubah, gadis itu akan selalu gahar terhadapnya.

Celetukan itu Sehun terima apa adanya, dia menyadari juga meyakini bahwasannya seorang Kang Seulgi memang tidak akan pernah berubah, gadis itu akan selalu gahar terhadapnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sehun mengelus dengan lembut pipinya yang sudah dihiasi oleh beberapa plaster.
Sementara itu Seulgi sedang memandang trotoar jalan didepan, sembari mengayunkan kedua kakinya yang tidak menapak ke bawah.
Mereka berdua sedang menunggu angkutan umum, sebuah bus yang mana akan memisahkan perjalanan mereka hari ini.

"Terima kasih ya" ucap Sehun dengan tulus.

"Seharusnya aku yang berterima kasih.." balas Seulgi dan gadis itu melempar senyum pada Sehun. "..karena selama ini aku selalu merepotkan mu" lanjutnya.

"Jadi.." seketika Sehun tidak tahu harus mulai dari mana untuk menyampaikan apa yang ingin ia sampaikan.

"Jadi apa?" Tanya Seulgi antusias.

"Umm..." Ternyata Sehun masih mecari-cari kata yang tepat untuk memulainya. Lalu Sehun berpikir sekeras mungkin, bahkan dia terlihat agak gugup dengan cara bernafasnya yang tak karuan. Tentu saja Seulgi semakin penasaran dibuatnya.

"Jadi, jika kau butuh apapun.." baru saja ingin mengatakannya, tiba-tiba Sehun melihat bus berwarna biru.

".. Gi bus mu tiba!" lanjut Sehun berkata dengan kalimat yang tak terduga ditelinga Seulgi.

Sebenarnya Seulgi penasaran akan kelanjutan ucapan Sehun, tapi dia lebih memilih untuk menjaga image nya-- sehingga ia mencoba untuk mengabaikannya.
Sehun hanya dapat menggaruk tungku lehernya yang tak gatal, ketika melihat Seulgi sudah berdiri memunggunginya.

Disaat bus benar-benar sudah didepan mata dan pintunya mulai terbuka, Seulgi menyempatkan diri untuk menoleh sesaat ke arah Sehun "Jaga diri baik-baik dan jangan sampai terluka lagi!" Pesan Seulgi menyeru, sebelum dia masuk kedalam bus.

Lagi-lagi tak ada kesempatan bagi si pria berperawakan tinggi itu untuk mengungkap isi dihatinya.
Baru saja Sehun ingin bersuara, tiba-tiba pintu bus tertutup secara otomatis.
Sehun merasa ada yang mengganjal dilubuk hati, karena tidak sempat berkata sepatah katapun.
Sehingga entah dari mana, ada sebuah cetusan yang menitah Sehun untuk melangkahkan kakinya mendekat pada kaca bus, lalu dia mengetuknya-- berharap Kang Seulgi akan memusatkan perhatiannya untuk Sehun seorang.

Tidak peduli pada roda bus yang sudah berputar, Sehun berusaha berlari sekencang-kencangnya agar kedua mata Seulgi tetap mengarah kepadanya.

Seulgi sangat terkejut melihat aksi nekad Oh Sehun dan dia segara memintanya untuk tidak melakukan hal membahayakan itu, akan tetapi Sehun mengabaikannya. Kini pria itu berteriak sekencang mungkin agar gadis disebrang kaca tersebut dapat mendengarnya.

"JIKA KAU BUTUH APAPUN, HUBUNGI SAJA AKU GI..  AKU AKAN SELALU ADA UNTUKMU!!!"

Teriak Sehun semampunya dan sejelas mungkin, berharap Seulgi akan mendengarnya. Sehun merasa cukup lega karena sudah menyampaikan isi dihati, sehingga secara perlahan pria yang memiliki lebam pada wajahnya tersebut mulai mengurangi kecepatan berlarinya.

Seulgi terpaku, namun pada akhirnya dia hanya dapat melihat tubuh Sehun mulai menjauh, sampai tak terlihat lagi.
Kini Seulgi diambang rasa bimbang.
Ya, bimbang terasa.
Setelah apa yang ia lalui rasanya nampak gelap dan kelabu, bahkan ia sendiri belum menemukan titik terang yang sebenernya. Seulgi tidak ingin menjadikan Sehun sebagai pelampiasan hatinya, Seulgi sadar bahwa ia telah menyiksa batin Sehun selama ini. Dia sadar diri, seharusnya Seulgi tidak lagi singgah dalam kehidupan Sehun.

Lantas Seulgi benar-benar kecewa pada dirinya sendiri dan tanpa sadar air mata pun jatuh membasahi pipi.
Seulgi memantapkan hatinya untuk tidak bergantung pada siapapun, sehingga ia berniat untuk meninggalkan semuanya. Semua yang telah terjadi, semua yang pernah ia lewati, Seulgi ingin melupakannya, dan dia ingin memulai hidup yang baru.
Terlebih lagi yang meyakinkan Seulgi untuk menjauh dari kehidupan Sehun adalah kehadiran Park Sun Young, wanita cantik dan pintar yang kini selalu bersama Oh Sehun. Seulgi yakin wanita itu pasti akan membuat kehidupan Sehun jauh lebih baik lagi.

For over Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang