Prolog.
Kenyataannya sebuah persahabatan antara dua pria dengan satu wanita, hanyalah sebongkah batu bara yang mudah terbakar.
Persahabatan yang sudah berlangsung hampir dua puluh tahun lamanya, bisa saja hancur lebur hanya karena soal perasaan.
Ber...
Don't forget to give a voment! Jadilah pembaca yang bijak ya 👌
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Karena prilaku Sehun, Seulgi mengurungkan niat hatinya untuk menjauhi karib tampannya itu. Bahkan karena Sehun, Seulgi belajar untuk memprioritaskan hal yang lebih baik dari pada egonya sendiri. Dan karena Sehun, mengapa Seulgi jadi tidak ingin jauh-jauh dari pria itu?
"Soo younga, rasa yang pertama kali muncul saat kau jatuh cinta pada Sungjae itu seperti apa?" Tiba-tiba bibir Seulgi gatal untuk cepat-cepat mengeluarkan kalimat tanya itu dibalik dirinya yang sedang mengemas barangnya. Soo young berpikir keras mencoba mengingat awal memorinya bersama sang kekasih. "Aku suka tatapan matanya, lalu aku sangat nyaman jika bersamanya, dan juga aku ingin selalu ada didekatnya" jawabnya sambil tersenyum menimang masa indahnya.
Mendapat jawaban itu membuat Seulgi termangut, tidak ada satu kriteria dari ucapan Soo Young yang ia rasakan pada Sehun. Seulgi merasa tenang sekarang karena dia tidak memiliki ketertarikan pada si white puppy. Namun, seketika ia berpikir ulang akan kalimat terakhir Soo Young yang berbunyi :
'Dan juga aku ingin selalu ada didekatnya'
"Hya hya hya! Kalau tidak ingin jauh-jauh dengannya sama ingin selalu ada didekatnya itu beda kan?!"
"Sama saja bodoh" Soo Young mengumpat dengan santainya.
Ternyata ada satu kesamaan dari ucapan Soo Young dengan apa yang Seulgi rasakan kini, bahwa dia tidak ingin jauh-jauh yang berarti ingin selalu ada didekat Oh Sehun. Mata Seulgi membulat penuh, dia menutupi bibirnya dengan kedua tangan. Seulgi tidak terima jika dia sudah mulai ada rasa dengan sahabatnya sendiri.
Apa aku sudah gila hah?!
"Kang Seulgi ada seseorang yang menjemputmu, dia sedang menunggu dibawah!"
Astaga itu pasti dia! Ya Tuhan apa yang harus ku lakukan?
Seulgi mendadak kaku bak patung, dia enggan beranjak dari kursinya karena setelah mendengar teriakan tadi rasanya jantung Seulgi seperti ada yang memukul kencang hingga berdetak tak karuan.
"Gi ngapain masih disitu? Sudah dijemput si tampan tuh" kaya Soo Young yang sudah bersiap siaga akan pulang.
Ya Tuhan. . .
Seulgi merutuk dirinya sendiri karena jalan pikirnya sudah buntu. Dia kehabisan ide, bagaimana caranya agar tidak bertemu dengan Sehun.
Tapi apa boleh buat, dia harus tetap menemuinya. Tentang rahasia pribadinya Seulgi enggan bercerita pada siapapun. Dia tidak boleh keciri jika sedang jatuh cinta apalagi oleh Soo Young, bisa-bisa wanita itu akan terbahak-bahak jika tahu Seulgi baru merasakan yang namanya jatuh cinta. Lebih memalukannya lagi, Seulgi jatuh cinta pada sahabat kecilnya yang sudah ia hapal betul bagaimana cara anak itu mengupil dan buang angin.
Kenapa dia sangat memerhatikan ku? Kenapa dia mudah sekali membuat perasaanku luluh perlahan? Kenapa dari sekian banyak nya pria harus Sehun orangnya?
Sehun selalu mengirimku makan siang, tapi aku sendiri tidak tahu apakah dia sudah makan dengan baik atau tidak? Dia terlalu baik padaku--dan hal sekecil itu yang membuatku tersentuh. Rekan-rekanku beranggapan jika Sehun adalah sosok pacar ideal dan aku beruntung mendapatkannya.
Hello? I'm not his girlfriend guys, he's just my bestfriend!
Ingin aku mengutarakan itu, tapi wanita dikantor ini banyak sekali yang berstatus single dan mereka itu haus melihat pria tampan. Bisa-bisa Sehun dibabat habis oleh mereka.
Sekali lagi aku ingin bertanya.
Kenapa harus Oh Sehun?!
Aku tidak terima jika aku jatuh hati padanya. Tapi aku tidak ingin kehilangan dia, disisi itu aku tidak ingin jadi kekasihnya dan yang paling menyiksa lagi-- kenapa rasanya aku tidak akan rela jika nantinya Sehun harus menikah dengan orang lain ?
Aku sendiri tidak mengerti dengan ini semua.
Tolog aku, Tuhan..
Soo Young telah melambaikan tangannya pada Seulgi yang masih berdiri dilobby. Sedangkan Seulgi kini sedang mencari seseorang yang katanya sudah datang untuk menjemputnya. Namun dia tidak melihat batang hidung Sehun disekitar, biasanya anak itu selalu menunggu didekat lobby.
Dari arah belakang tiba-tiba ada yang menyentuh pundak Seulgi dan reflek diapun menoleh. Ternyata Kyung Soo, dan yang menjemput Seulgi adalah presdir hana groupDo Kyung Soo.
"Hey, b-bagaimana bisa kau ada disini?" Seulgi tersenyum paksa, karena janggal rasanya melihat ada Kyung Soo ditempat kerjanya.
"Menjemputmu" Jawabnya santai dengan kedua tangannya yang sedang memainkan kunci mobil.
"Tumben sekali Soo" Seulgi kembali tersenyum paksa, mengingat kejadian malam tempo hari jadi membuatnya agak sedikit canggung berkomunikasi dengan pria berjas itu.
Seulgi sudah duduk manis didalam mobil sport produksi italia yang dipesan secara khusus untuk Kyung Soo seorang. Tidak biasanya Seulgi merasa canggung seperti ini pada pria berambut plontos itu. Terlebih Kyung Soo sedari tadi hanya diam, dia terlalu fokus pada jalan didepan. Rasanya keheningan ini hanya membuat Seulgi merasa sesak, sampai dimana nada dering telepon Seulgi berbunyi sehingga melaburkan semuanya.
"Halo eomma"
"Seulgi pokoknya kemanapun Kyung Soo membawamu pergi, ikuti saja" Suara dari sebrang sana, terdengar seperti sebuah perintah. Tanpa sempat membalas perkataan ibunya, sambungan diputus begitu saja oleh Nyonya Kang.
"Maksudnya?" Tanya Seulgi entah pada siapa dan tak ada juga yang menjawabnya. Kembali lagi Seulgi dibuat mengernyit ketika membaca petunjuk jalan yang menuju kawasan lain, bukannya arah pulang.
"Kita mau kemana Soo?"
"Makan malam dengan keluargaku"
"Kenapa kau membawaku segala???"
"Aku ingin memperkenalkanmu kepada mereka"
Setiap kali Kyung Soo berkata dia tak melirik gadis disebelahnya sedetikpun. Sedangkan Seulgi sebaliknya, dia tengah memusatkan pandangannya yang penuh tanda tanya pada Kyung Soo.