20

206 42 4
                                    

Jangan lupa kasih bintang!
Terima kasih
🤹‍♀️

It's Not The End, but it's beginning

Bisakah kau meninggalkan kami?!" Kyung Soo beralih membentak sekretarisnya yang ikut mematung bersama Seulgi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bisakah kau meninggalkan kami?!" Kyung Soo beralih membentak sekretarisnya yang ikut mematung bersama Seulgi. Sorot tajam kedua matanya tak segan-segan memelototi Seo Jin sehingga gadis itu merunduk dalam-dalam seraya meninggalkan tempat kerjanya.

"A-aku bisa menjelaskan semuanya"

Seulgi berupaya memberanikan dirinya untuk memberi sebuah pembelaan, namun seketika ia mengurungkan niatnya dan memilih untuk diam ketika melihat wajah Kyung Soo yang penuh dengan amarah.

Berlahan Kyung Soo mengambil nafasnya dalam-dalam, mencoba meredakan nafas yang terus memburu.
Sekiranya sudah mendapatkan celah dingin didalam jiwanya, Kyung Soo pun kembali mulai berbicara.

"Aku memang sempat memiliki rasa terhadap Seo Jin, tapi dia lebih memilih pria lain"

"Ta-tapi.."

Seulgi mencoba untuk meluruskan apa yang sebenarnya terjadi, Seo Jin telah menceritakan kebenarnnya pada waktu itu. Tapi Kyung Soo tidak ingin mendengarnya, dia menyuruh Seulgi untuk tidak berbicara menggunakan isyarat jemari tangannya.

"Aku sudah tidak tertarik membahas itu. Aku berkata seperti ini--agar kau paham. Ku rasa sebaiknya kau pergi.."

"Pergi?" Seulgi membesarkan bola matanya, seakan tidak percaya.
"..maksud mu pergi dari hidup mu?"

Kini Kyung Soo yang terperangah, sebegitu inginnya kah Seulgi meninggalkannya sehingga berpikir seperti itu?

"Aku belum selesai berbicara-- sebaiknya kau pergi kemana pun yang kau mau untuk menjernihkan pikiran mu dan kau hanya dapat kembali jika kau sendiri yang meminta ku untuk menjemput mu"

Setelah itu Kyung Soo pergi meninggalkan Seulgi sendiri.

Pada petang hari ini dengan tangan kosong, hanya membawa tubuh beserta pakaian yang sedang dikenakan-- Seulgi tiba di kediamannya. Sudah satu bulan dia tidak mengunjungi rumahnya. Tidak ada yang berubah, masih tetap pada sedia kala.

Tapi.. Apa-apaan ini? mengapa rumah Sehun dijual?!

Seulgi segera mendekat pada pagar rumah Sehun yang diberi sebuah spanduk bertuliskan For Sale. Rumah itu nampak sepi dan tak berpenghuni, pagar rumahnya pun sudah dikunci rapat-rapat dengan gembok.

Mengapa dia tidak memberiku kabar apapun?!

Sungguh Seulgi merasa benar-benar frustasi, kecewa, juga kehilangan. Dia pun menggigit bibirnya, berupaya berpikir keras mengenai dimana keberadaan Sehun saat ini. Dengan bodohnya dia langsung menelepon ke nomor Sehun yang jelas-jelas sudah dia ketahui jika nomor itu memang tidak aktif.
Dan pada akhirnya Seulgi baru mengingat sesuatu, dia berpikir mungkin saja ibunya mengetahui soal kepindahan Sehun.

For over Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang