34

195 41 20
                                    

Sehun menekankan jika dirinya tidak boleh kehilangan wanita yang kini tengah berada didalam tatapannya itu, gadis bernama Kang Seulgi. Dia berjanji pada dirinya sendiri bahwasannya ia tidak akan pernah merelakan Seulgi sampai kapan pun.

"Haha ahh yeobeo.."

Tiba-tiba suara manja yang asing ditelinga Sehun terdengar dan menyadarkannya dari lamunan.
Dari cara wanita itu memanggil pasangannya, menandakan jika wanita dan pria yang ia lihat di villa itu ternyata sepasang suami isteri. Oke ditegaskan lagi -Sepasang Suami Istri- .

Sehun sudah salah kaprah karena sempat memikirkan hal yang bukan-bukan. Sebab memang hanya Seulgi satu-satunya yang ada didalam pikirannya, sehingga ia berpikir jika wanita yang berciuman itu adalah Kang Seulgi.
Lantas Sehun langsung mengusap air mata dengan punggung tangannya dan dia mulai berdiri dengan rasa penuh percaya diri juga hati yang tinggi. Tatapannya bukan main, kedua mata Sehun menyorot tajam gadis ditepi pantai itu seakan ingin memangsanya.

Disisi itu kedua mata gadis tersebut hanya tertuju pada kakinya yang saat ini sedang menapaki jutaan pasir dibawah sana. Dia tidak menyadari apapun yang ada disekelilingnya, termasuk seorang pria bernama Oh Sehun yang kini sedang memandangnya.
Berjalan ditepi laut dan ditemani langit senja ternyata sudah menjadi rutinitas gadis bermarga Kang itu selama beberapa hari belakangan ini, itu semua ia lakukan semata-mata untuk mengisi kekosongan yang melanda dihatinya.

Nyatanya sangat tidak mudah bagi Seulgi melupakan sahabatnya Kyung Soo dan juga pujaan hatinya Sehun. Melepas ketergantungan pada dua pria yang selalu ada untuknya ternyata lebih sulit dari apapun. Ditempat ini Seulgi sengaja untuk menyepi, dia menyendiri dan mencoba untuk tidak bergantung pada siapapun.

Seulgi berusaha 'tuk tetap tegar, akan tetapi entah mengapa tiap kali Seulgi berjalan diwaktu senja ini-- air matanya selalu jatuh begitu saja.
Buliran bening itu terjun bebas sesuka hati, melewati sudut matanya tanpa permisi.
Rasanya amat sesak didalam hati, sampai-sampai Seulgi menghentikan langkahnya, pun dia diam terpaku.

Terlihat bahu kecilnya mulai bergetar, lalu sebuah kepalan tangan mulai menahan dadanya sekuat tenaga untuk sekedar meringankan rasa sesak yang terasa.

Sehun pun terdiam, kedua matanya tak berniat untuk terpejam walau hanya satu detik sekalipun.
Nalurinya tengah menelusuri apa yang saat ini tengah Seulgi rasakan. Tentu saja melihat gadis itu menangis terisak, membuat Sehun ingin memeluknya erat. Akan tetapi Sehun berpikir jika saat ini bukanlah waktu yang tepat.

Pria itu berharap agar Seulgi meluapkan seluruh rasa sedihnya sekarang, agar tak ada lagi kesedihan yang tersisa.
Dengan begitu Sehun berjanji, demi apapun Sehun berjanji akan membahagiakan Seulgi disepanjang hidupnya.

Melihat Seulgi yang sudah tidak menangis lagi, membuat Sehun berpikir bahwa Seulgi saat ini sudah merasa jauh lebih baik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Melihat Seulgi yang sudah tidak menangis lagi, membuat Sehun berpikir bahwa Seulgi saat ini sudah merasa jauh lebih baik. Lantas Sehun berinisiatif untuk membeli sebuah minuman untuk diberikan pada Kang Seulgi.
Perhatian pria tinggi tersebut kini tak lagi berpusat pada gadis ditepi pantai itu, ketika dirinya mulai berjalan menuju sebuah mini mart yang terletak dibelakang sana.

Namun tiba-tiba ada sesuatu yang membuatnya terkejut setengah mati. Dimana seorang pria paruh baya berteriak histeris seraya menunjuk kearah laut.

"Selamatkan gadis itu! Selamatkan gadis itu!" Teriaknya sungguh histeris.

Jika boleh diibaratkan, rasanya jantung Sehun seakan tak berdetak ketika mendengar teriakan itu. Sesaat sebelum dirinya berbalik arah, Sehun sudah berfirasat jika gadis yang dimaksud paman tersebut adalah Kang Seulgi.

Ketika Sehun menoleh kebelakang, benar saja-- sudah tak ada lagi wujud Seulgi ditepi pantai. Yang terlihat hanyalah sepasang tangan sedang mencoba tuk' keluar dari dalam lautan.

Sehun berlari sekencang mungkin kearah sana dan dia tidak peduli pada sepatu, jaket, bahkan handphone yang nantinya akan basah. Tanpa berpikir panjang, Sehun langsung melambungkan badannya kedalam air laut dan dia berenang dengan cepat agar dirinya dapat segera menolong Seulgi yang kini mulai tenggelam.
Segera Sehun menarik lengan kecil milik Seulgi kearahnya, sehingga dia dapat mendekap gadis itu dan Sehun pun berhasil membawa Seulgi ketepian.

Sehun meletakan tubuh Seulgi secara perlahan diatas hamparan pasir.
Nampak jelas warna pucat pasi diwajah Seulgi, dan andai saja dia terlambat mendapatkan pertolongan-- sudah dipastikan nyawanya takan terselamatkan.

Seulgi tengah berusaha mengambil nafas dalam-dalam dan ketika saluran pernafasannya telah mendapatkan sirkulasi, dia langsung terbatuk-batuk seraya memuntahkan air laut. Tidak hanya satu atau dua kali, melainkan berkali-kali Seulgi menjeluakan air tersebut dan hal itu berhasil membuat Sehun sangat shock.

Sehun pun tiba-tiba diam seribu bahasa menyaksikannya, jiwanya seakan belum stabil untuk menyadari apa yang terjadi saat ini. Sehun benar-benar terkejut, dan itu bukan main.

Sementara itu saking lelahnya, Seulgi sampai tidak nenyadari keberadaan Sehun disisinya.
Sampai dimana seorang paman paruh baya pemilik mini mart disekitar sana memberi Seulgi sebotol air mineral dan berkat meminum air pemberian paman yang tak dikenal itu, sedikit demi sedikit Seulgi akhirnya benar-benar tersadar.

"Terima kasih paman.." ucapnya rintih dan tak lupa Seulgi menundukan kepalanya.

"Kau ini mengagetkan saja! Apa kau mencoba untuk bunuh diri?!" Sentak paman itu.

Seulgi terkejut dengan pertanyaan tersebut. Ya dia terkejut, sebab otak Seulgi tidak sedangkal itu. Tidak pernah terlintas sedikitpun bagi Seulgi untuk mencoba bunuh diri. Walau ia diterpa oleh tujuh atau dua puluh rupa masalah pun, Seulgi tidak akan pernah mengakhiri hidupnya dengan sia-sia.

"Ti--tidak.. aku tidak berniat bunuh diri, aku hanya ingin berenang ditepi pantai, tapi aku terbawa ombak dan kaki ku tiba-tiba keram" jelas Seulgi menceritakan kejadian yang sebenarnya.

"Untunglah ada dia yang menyelamatkanmu.." Kata paman itu sebelum akhirnya meninggalkan tempat.

"Yang menyelamatkanku?" Bisik Seulgi dengan kebingungannya.

Baru saja ingin menoleh kesamping kanannya, tiba-tiba sebuah dada yang begitu bidang menghampiri Seulgi seraya mendekapnya.

Seulgi tidak sempat melihat begitu jelas wajah pria itu, sebab matanya masih terasa perih akibat kadar garam air laut yang cukup lama membasahi matanya.
Namun satu hal yang Seulgi tahu..

Pundak ini..

Sehun?

Jangan lupa di Vote yaa biar aku semangat nuntasinnya 💪🏽💪🏽💪🏽

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa di Vote yaa biar aku semangat nuntasinnya 💪🏽💪🏽💪🏽

Terima kasih❣

For over Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang