22

216 35 2
                                    


Jangan lupa kasih vote ya!
Terima kasih 💖

"Hai, kau sudah datang?" Sehun mengalihkan pandangannya dari Seulgi untuk menyapa seorang tamu yang baru saja menghampirinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hai, kau sudah datang?" Sehun mengalihkan pandangannya dari Seulgi untuk menyapa seorang tamu yang baru saja menghampirinya.
Lantas wanita itu langsung mencium pipi kanan dan juga pipi kiri Sehun guna membalas sapaan dari pria berkulit pucat itu.

Hello... What The asdfghjklllll ?!

Rasa-rasanya rahang Seulgi sebentar lagi akan runtuh kebawah jika kelamaan melihat pemandagan tersebut. Jujur saja, dia sedikit cemburu melihat Sehun melangsungkan kontak fisik dengan wanita lain. Terlebih lagi karena Sehun dan dirinya belum berbicara apapun dan pria itu kini malah asik berbincang dengan si wanita berambut coklat.

Sampai dimana semua orang yang ada didalam rumah, kini berkumpul menjadi satu disebuah meja makan.
Seulgi lebih memilih menatap dalam-dalam nasi dimangkuk ketimbang melihat dua orang dihadapannya yang sedang mengobrol sedari tadi, akan tetapi untunglah ada Suho dan juga Nyonya Oh yang ramai mengajak Seulgi berbicara. Jadi Seulgi tidak terlalu merasa canggung, meskipun Sehun seperti sedang mengasingkannya.

Ketika waktu makan sudah selesai, Seulgi turut serta membantu Ji Woo dan Nyonya Oh merapihkan sisa-sisa makan malam. Namun sayangnya Nyonya Oh tidak ingin Seulgi membantunya dan beliau malah menyuruh Seulgi ikut bergabung mengobrol bersama Sehun diruang tamu.

Ya Tuhan...

Maksudku aku ingin menghindar dari Sehun dan juga siapa itu namanya,

Su- Sun--

Ah iya Sun Young.

Batin Seulgi mengaduh, semata-mata untuk menghindari Sehun dan juga Sun Young.
Bagi Seulgi dari pada ikut bergabung dengan dua orang yang sedang kasmaran itu, lebih baik dia menemani Daamin yang sedang bermain lego sendirian.

"Tante kau menginap saja ya disini, ini kan sudah malam jadi tidak baik jika seorang wanita keluyuran sendirian. Temani aku saja main disini sampai besok pagi ya?!" Kata Daamin dengan semangat yang membara karena merasa senang ditemani oleh Seulgi. Tentu saja kata-kata yang keluar dari mulut Daamin menyeruak kesegala arah, sampai Sun Young pun ikut mendengarnya. Wanita itu baru tersadar jika sekarang sudah saatnya untuk pulang, sehingga dia pun berpamitan. Lalu setelah itu semua orang yang ada didalam rumah ikut mengantar Sun Young sampai keluar, termasuk Seulgi.

Sepertinya gadis itu benar-benar istimewa

Seulgi berbisik didalam hati, dia terus memerhatikan bagaimana sikap Sehun dan yang lainnya memperlakukan wanita itu. Lagi-lagi Seulgi dibuat terperangah ketika melihat wanita itu mencium pipi kanan dan kiri Sehun, sebelum akhirnya Sehun membukakan pintu mobil untuk Sun Young.

Whoaa Daebak!
Baiklah Sehun, baiklah..
Aku akan pulang!

Pun Seulgi menjadi sangat jengkel , sehingga dia mengeratkan pegangannya pada tali tas dan dia sudah mantap untuk pulang sekarang juga.

"Semuanya aku juga pulang dulu ya. Terima kasih banyak atas hidangan lezatnya!" Ucap Seulgi seraya tersenyum lebar pada Nyonya Oh, Suho, beserta istri dan anaknya dan mereka semua sangat senang akan kehadiran Seulgi sehingga mereka pun berterima kasih.
Usai pamit, Seulgi langsung berjalan menuju pagar untuk keluar. Ketika hendak keluar dari zona rumah Suho, tatkala ia berpapasan dengan Sehun yang akan masuk kedalam.

"Aku pulang dulu" ucap Seulgi dan Sehun tidak meresponnya. Seulgi benar-benar dongkol pada pria itu, sehingga dia menoleh pada Sehun dan menatapnya sinis setelah itu dia mengacuhkannya.
Sehun hanya diam ketika Seulgi melangkah, dia tak beranjak kemanapun dan melihat tubuh mungil itu sudah mulai menjauh darinya.
Lantas seseorang memegang pundak Sehun lalu membelainya dengan lembut.

Ketika yang lain masuk kedalam rumah, Nyonya Oh lebih memilih untuk menghampiri Sehun.
"Bagaimana bisa dia datang begitu saja?" Tanya Sehun dengan pandangan kosong dan Nyonya Oh semakin setia untuk mengusap pundak anaknya. Nyonya Oh tidak memberikan jawaban apapun, yang terpenting dia harus membuat Sehun-nya tetap tegar.
"Eomma--" Sehun meminta sebuah jawaban tapi Nyonya Oh tetap mengunci bibirnya rapat-rapat.
"--apa aku harus mengejarnya eomma?"
Kedua mata Sehun menyorot tajam manik hitam ibunya dan atas pertanyaan Sehun, Nyonya Oh menggeleng dengan cepat.

Tentu saja sebelumnya Sehun sama sekali tidak pernah membayangkan akan kehadiran Seulgi malam ini. Bagaimana bisa seorang isteri Do Kyung Soo ada disini untuk ikut serta makan malam keluarga bersamanya?
Dan bagaimana bisa dia semudah itu datang kembali kedalam hidupnya?--setelah sebulan ini Sehun menderita sendirian.
Hanya Nyonya Oh yang tahu dan juga saksinya betapa menyedihkannya Sehun selama beberapa minggu kebelakang, sampai-sampai Nyonya Oh rela untuk menjual rumahnya dan membawa Sehun pergi dari lingkungan itu demi anaknya.
Demi Sehun agar cepat melupakan cinta pertamanya.

"Kau harus melupakannya. Ingat Sehun, dia sudah bersuami" pesan Nyonya Oh sebelum ia pergi kedalam rumah sendirian.
Sehun mengiyakan ucapan ibunya. Dia mengangguk, membenarkan bahwasannya Sehun harus benar-benar melupakan Seulgi.

Rencananya Sehun dan Nyonya Oh tidak akan pulang ke apartemen sekarang, karena untuk malam ini mereka ingin bermalam dirumah Suho

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rencananya Sehun dan Nyonya Oh tidak akan pulang ke apartemen sekarang, karena untuk malam ini mereka ingin bermalam dirumah Suho.
Baru saja Sehun hendak merebahkan tubuhnya diatas ranjang, tetapi tiba-tiba Daamin masuk kedalam kamarnya dengan berlari terbirit-birit.

"Paman ada yang menelepon!" Seru Daamin pada Sehun.

Sehun menoleh sebentar ke atas nakas yang terdapat handphonenya disana. Tidak ada tanda-tanda notifikasi seperti yang Daamin bicarakan barusan "Sudah malam bro, jangan bercanda--ayo kita tidur"

"Bukan ponsel yang itu paman, tapi ponsel yang ini!" Kata Daamin menunjukan sebuah handphone lama milik Sehun. Yang mana ia temukan didalam tas ransel milik pamannya diruang tamu. Asalnya handphone itu tidak menyala, tetapi berkat kejahilan tangan Daamin-- handphone pun akhirnya aktif dan pada diwaktu yang bersamaan, tiba-tiba benda persegi panjang itu bergetar.
Seketika wajah Sehun memucat ketika kembali melihat ponsel lamanya setelah sekian lama. Jujur saja, Sehun tidak pernah sama sekali membuka benda itu ataupun sekedar menyentuhnya. Dia hanya mampu menyimpannya didalam saku tas, karena dia takut apabila Seulgi kembali menghubunginya.

"Ini paman ponsel mu" ucap Daamin dengan  kepolosannya sambil memberi benda hitam tersebut pada Sehun.
Dengan susah payah, Sehun berusaha merunduk kebawah untuk melihat siapa yang menghubunginya dilayar kaca.

Seulgi is calling




For over Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang