33

185 34 10
                                    

Sebelumnya mau mengingatkan, jangan lupa di-VOMENT (vote & comment) ya sayang..
Thank u🧚‍♀️





  Endless

Berkat Kyung Soo yang dapat dihandalkan, akhirnya Sehun bisa mendapatkan informasi yang dibutuhkan dengan cepat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Berkat Kyung Soo yang dapat dihandalkan, akhirnya Sehun bisa mendapatkan informasi yang dibutuhkan dengan cepat. Sehun pun segera meluncur ke tempat dimana Seulgi berada saat ini menggunakan mobil milik kakaknya, Suho.

Dalam keadaan khawatir tentu saja Sehun tidak bisa tenang. Sedari tadi, selama perjalanan berlangsung, tanpa sadar dia menggigit bibirnya sendiri sampai terluka. Sehun sendiri tidak mengingat dengan lukanya yang masih belum sembuh disana. Finally, pria itu kembali mendapatkan luka dibibirnya untuk yang kedua kali. "Ahh!" Desah Sehun kesakitan karena ulahnya sendiri.

Tepat pada pukul lima sore, Sehun akhirnya tiba disebuah pemukiman dipesisir pantai daecheon. Suasana nampak sepi dan juga tidak terlihat banyak orang disana. Lalu Sehun menghentikan laju mobilnya disaat mengetahui bahwa ia kini sudah berada pada titik yang ditentukan oleh GPS.

Sehun pun turun dari dalam mobil untuk bertanya pada penduduk asli daecheon guna memastikan keakuratan alamat tempat ini dengan alamat yang telah diinformasikan oleh Kyung Soo, dan ternyata posisinya seratus persen akurat.
Usai itu, tanpa sengaja kedua mata Sehun melihat adanya sebuah telepon umum disebrang sana. Sehun semakin yakin jika memang disinilah tempat dimana Seulgi berada. Satu per satu masalah mulai terpecahkan, akan tetapi pria itu masih saja belum bisa tenang.

Lucunya saat ini Sehun tengah menjadi sorot perhatian diantara sekumpulan tiga nenek tua yang tengah berkumpul disebuah pendopo kecil. Pria yang satu ini ternyata benar-benar populer dikalangan manapun, bahkan nenek-nenek saja sangat menggemarinya. Ya harus diakui Sehun memanglah pria tampan, karena dia di-anugerahi memiliki garis alis yang tegas, sorot mata yang tajam, dan bibir mungil berwarna merah muda. Seorang Oh Sehun nampak indah dipandang bila dilihat dari sudut manapun, hmm memang begitulah adanya. Meskipun saat ini terdapat luka diwajahnya, nyatanya Sehun masih terlihat sedap untuk dipandang.

"Omo omo, tampan sekali pemuda ini!" Puji seorang nenek berkaca mata. Sehun pun membalas pujian itu dengan senyuman.

Sementara dua nenek yang lainnya sedang menerka-nerka penglihatannya yang kurang jelas karena tidak mengenakan kaca mata.

"Halo, selamat sore nek.. aku ingin bertanya sesuatu" pinta Sehun dengan sopan.

"Waahh suaranya sangat jantan sekali..." puji seorang nenek yang lainnya.

"Dia bicara apa?" Tanya salah seorang nenek yang memiliki pendengaran kurang baik.

Mendengar ucapan nenek-nenek itu membuat Sehun ingin menggelengkan kepalanya. Tapi perlu ditegaskan, Sehun sedang butuh pertolongan. Dia harus menemukan Seulgi sesegera mungkin, karena sebentar lagi hari sudah mulai gelap. Sehingga Sehun tetap menebar senyumnya kepada tiga nenek dihadapannya.

"Silahkan silahkan, kau ingin bertanya apa pemuda tampan?" Tanya si nenek berkaca mata.

"Apakah nenek pernah melihat wanita ini sebelumnya?" Tanya Sehun sembari memperlihatkan foto Seulgi yang tersimpan di galeri handphone nya.

Si nenek berkaca mata itu nampak asing melihat foto tersebut, sedangkan nenek yang memiliki pendengaran kurang baik ternyata pernah melihatnya.

"Aku pernah melihat gadis ini, dia menginap di villa dekat rumah ku" ucap nenek yang memiliki marga Kwon tersebut.

"Sungguh?! Bisakan nenek mengantarku kepadanya?" Tanya Sehun bersemangat.

Tetapi nenek itu terlihat kebingungan, karena dia tidak mendengar apa yang Sehun ucap barusan.

"Pemuda tampan, nenek ini memiliki pendengaran yang kurang baik.. jadi kau harus berteriak jika ingin berbicara dengannya" kata nenek berkaca mata itu, menjelaskan kekurangan nenek Kwon pada Sehun.

Sehun hanya menyeringai, wajahnya nampak bingung ketika mengetahui sumber informasinya saat ini kurang berproduksi. Akan tetapi apa boleh buat, mau tak mau Sehun harus menarik urat bila ingin berbicara dengan nenek itu, demi bertemu dengan Kang Seulgi.

"NEK, BISAKAH KAU MENGANTAR KU BERTEMU DENGAN GADIS INI ?"

Sehun berteriak sampai terbatuk-batuk. Nenek Kwon pun mengangguk sangat antusias dan beliau segera menuntun jalan Sehun untuk mempertemukannya dengan Kang Seulgi.

Kini Sehun berada tepat dipesisir pantai, kehadirannya pun disambut oleh gulungan ombak yang bergelombang dengan indah.
Namun Sehun seakan tak berselera menikmati pemandangan tersebut, karena keinginan pria itu hanya satu. Sehun ingin bertemu dengan Seulgi.

Lantas nenek Kwon mengarahkan jari telunjuknya yang sudah keriput itu pada sebuah villa dihadapannya, yang katanya terdapat Seulgi disana. Lalu Sehun kembali berteriak untuk bererima kasih pada nenek Kwon yang mana sudah membantunya. Merasa tugasnya telah selesai, nenek Kwon pun pergi meninggalkan Sehun seorang diri.

Sehun berjalan perlahan mendekati villa bernuansa putih tersebut dan ketika ingin memasuki wilayah villa itu, Sehun tersontak karena tidak sengaja mendapati wanita yang sedang ia cari-cari tengah bermesraan dengan pria lain. Tentu saja Sehun nampak kecewa, karena ia menyaksikan adegan berciuman secara langsung.
Rasanya langit seakan-akan runtuh. Entah mengapa kakinya pun kini tak kuasa untuk berpijak.
Pria itu tanpa sadar menjatuhkan kedua lututnya dihamparan pasir, lalu dia bersandar pada apapun yang ada disekitarnya.
Ya, akhir yang sangat ironi. Sehun tak lagi memiliki kesempatan untuk bisa bersama dengan Seulgi, membahagiakannya, menjaganya, memeluknya, menghabiskan waktu denganya, dan apapun itu sudah tidak ada lagi kesempatan bagi Sehun.
Kerongkongannya seketika tercekat saat menyadari dirinya tak lagi dapat berharap. Air matanya mulai mengembang, dengan cepat cairan itu pun terjatuh. Sehun secepat mungkin menyeka buliran bening tersebut dengan punggung tangannya.

Sedih? lebih dari itu.

Kecewa? Pun lebih dari itu.

Menyesal? Sungguh lebih dari itu.

Merelakannya?  ......

Tiba-tiba Sehun membuka matanya lebar-lebar, dia mencoba tuk mem-fokuskan penglihatannya pada satu objek dipesisir pantai sana.

Merelakannya? Oh, tidak semudah itu.

Merelakannya? Oh, tidak semudah itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tbc
😂

For over Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang