Part 18

98K 4.7K 50
                                    


Adiba berlari meninggalkan ruangan bahkan kantor tersebut. Tanpa memperdulikan beberapa orang yang masih berada di kantor menatap nya heran. Kini Adiba tau apa yang harus ia lakukan. Mungkin dengan cara pergi dari Adham akan membuat Adiba sedikit merasa tenang.

Adiba akan pergi bersama dengan calon anaknya yang belum di ketahui oleh Adham keberadaannya. Istri mana yang tidak kecewa bahkan sakit hati melihat suami sendiri melamar wanita lain dan berniat untuk menceraikan dirinya. Adiba juga hanya manusia biasa yang hati nya bisa merasakan sakit.

Apa kalian ingin tau apa yang sebenarnya terjadi??

Flashback

Adiba membuka pintu secara perlahan. Saat pintu terbuka, hal pertama yang Adiba lihat adalah Adham sedang berlutut di kaki Loly.

"Menikah lah dengan ku" ucap Adham masih berlutut.

"Bagaimana dengan Adiba mas?? Adiba itu masih sah sebagai istri mu"

"Aku akan menceraikannya jika itu bisa membuat mu mau menikah dengan ku"

Setelah mendengar itu, Adiba langsung berlari.

Flashback off

Setibanya di rumah, Adiba berjalan menuju kamar. ia mengeluarkan sebuah koper yang tersisa dan mulai memasukkan seluruh pakaiannya ke dalam koper itu. keputusan Adiba sudah bulat.

Bukan karena ia tidak mencintai Adham lagi, tapi mungkin ini satu satu nya cara untuk mereka agar tidak saling menyakiti atau tersakiti. Adiba merasa ia sudah cukup untuk memperjuangkan Adham. Kalau memang mereka berjodoh, insya Allah mereka akan di persatukan kembali.

Setelah mengemasi pakaiannya, Adiba buru buru meninggalkan rumah itu sebelum Adham kembali dan bisa membuat Adiba berubah pikiran untuk meninggalkannya.

"Maafkan Diba mas" ucap Adiba sebelum memasuki taksi.

Adiba pergi, tanpa meninggalkan pesan apapun pada Adham. Kepergian Adiba kali ini tidak ada yang mengetahui nya bahkan Nita sekalipun. Adiba benar benar akan pergi jauh dari semua keluarganya.

Sudah tiga hari ini Zein tidak menerima kabar dari Adiba. Zein semakin kesetanan saat mengetahui Adiba juga tidak berada di rumah nya selama itu.

Zein berniat untuk menanyakan nya langsung pada Adham.

Setibanya Zein di kantor Adham, Zein langsung menghampiri ruangan Adham tanpa memperdulikan Uci yang menyapa nya. Zein membuka pintu ruangan tersebut dengan kasar hingga terdengar suara yang begitu keras.

"Zein??" pekik Adham kaget.

"Dimana Adiba mas??" tanya Zein to the point.

"Kamu salah kalau mencarinya kesini Zein" jawab Adham santai.

"Lalu, kemana aku harus mencarinya??"

"Itu bukan urusan mas, Zein"

Zein tersulut emosi, ia mendekat dan menarik kerah baju Adham.

"Suami macam apa kamu ini mas?? Istri tidak di rumah berhari hari dan mas, tidak peduli sama sekali??" geram Zein semakin kuat menarik baju Adham.

"Kalau kamu perduli, cari saja. Karena mas memang gak peduli Zein"

Bugh

Jangan salahkan Zein yang kembali memukul wajah tampan Adham. Jangan kan Adham, menentang orang tuanya saja ia lakukan demi Adiba.

"Kalau kamu mencintai nya, kamu cari dia sampai ketemu. Dan jangan biarkan dia lepas dari mu" ucap Adham sesantai mungkin.

"Sudah ku lakukan jika mas meragukan itu. Tapi ku harap mas tidak menyesal dengan apa yang udah mas ucapkan. Karena apa?? Karena aku tidak akan pernah melepaskan apa yang sudah menjadi milikku"

Zein pun meninggalkan Adham yang sibuk merapikan kemejanya yang kusut karena ulah Zein.
Sebelum menghilang di balik pintu, Zein membalikkan badan nya kembali.

"Mas akan menyesal. Cam itu" lalu Zein benar benar pergi.

Adham memasuki rumah nya dengan rasa lelah. Lagi, Adham merasakan ada yang kurang saat ia kembali ke rumah.

Saat Adham melintasi ruang keluarga, sekelebat masa lalu melintas di pikirannya.

Di ruang itu, pertama kalinya Adham dan Adiba memperbaiki hubungan mereka. Di ruangan itu juga, untuk pertama kali nya Adham melihat wajah Adiba yang bersemu.

Tanpa sadar, seulas senyuman lolos begitu saja di bibir Adham. Hanya sebentar.

"Arrghh" Adham meringis saat bibir nya bergerak. Itu karena tonjokan Zein tadi tepat di pipi nya.

Zein memang sangat mudah emosi, apalagi menyangkut orang orang yang ia sayangi. Bahkan Zein juga pernah menonjok seorang anak laki laki karena telah mengganggu dirinya dan Adham saat bermain hingga anak tersebut pingsan.

Kejadian itu saat Zein masih duduk di bangku SMP. Sedangkan Adham, ia memang tidak sehebat Zein dalam adu jontos karena dulu nya Adham hanya seorang anak laki laki yang penakut dan pemalu.

Dan hanya karena seorang wanita, Zein tidak segan segan membuat Adham babak belur yang notabenenya adalah sepupu nya sendiri.

****

A

diba tiba di rumah bude nya yang berada di Surabaya. Saat keluar dari rumah Adham, Diba memutuskan untuk menginap semalam di sebuah penginapan.

Tidak mungkin kan Adiba melakukan perjalanan jauh malam malam begitu. Apalagi Adiba kini sedang mengandung.

"Assalamu'alaikum" Adiba mengetuk pintu rumah yang tidak terlalu mewah itu.

"Wa'alaikum salam" ucap seorang wanita paruh baya itu seraya membukakan pintu.
"Adiba??"

"Bude.." Adiba dan wanita paruh baya yang ia sebut bude itu saling berpelukan.
"Bude apa kabar??" tanya Adiba.

"Alhamdulillah, bude sehat. Kamu bagaimana?? Trus, kamu kesini sama siapa??"

"Alhamdulillah, Diba juga sehat bude. Diba datang sendiri"

"Siapa bu??" tanya laki laki paruh baya dari dalam.
"Adiba??" laki laki paru baya itu yang datang menghampiri Adiba dan budenya.

"Pa'de" Adiba memeluk pa'de nya.

"Aduh, bude sampai lupa. Ayo masuk masuk. Kamu pasti capek habis perjalanan jauh. Raka, bawain tas mbak mu masuk" seru Ratna memanggil anak nya.

"Gak papa bude. Diba bisa sendiri"

"Sudah, biarkan saja Raka yang bawa" Ratna pun membawa Adiba masuk.
"Kamu istirahat aja dulu, bude siap makanan"

"Makasih ya bude, maaf Diba ngerepotin bude"

"Hussh, kamu ini kan ponakannya bude, bukan orang lain"

"Bude, Diba boleh tinggal disini untuk sementara??"

"Berapa lamapun yang kamu mau"

"Terima kasih bude" Adiba memeluk Ratna lagi.

Setelah Ratna menyiapkan makanan untuk Adiba, ia bergabung dengan Surya dan juga Raka karena Adiba belum keluar dari kamar.

"Bu, bapak merasa sepertinya Diba lagi ada masalah" ucap Surya.

"Ibu juga merasa gitu pak" balas Ratna.

"Ibu tanyakan lah pada Diba apa masalah nya. Tidak baik kalau menghindar dari masalah"

"Iya pak, nanti ibu akan tanya pelan pelan"

Adiba merapikan baju yang ia bawa dan memasukkannya ke dalam lemari. Sampai ia mengeluarkan satu baju baju milik Adham yang memang sengaja ia bawa.

Adiba memeluk baju itu dan menghirup aroma Adham yang masih melekat disana.
Betapa Adiba sangat merindukan suaminya itu.

Tak mau larut dalam kesedihan, Adiba menyudahi memeluk baju Adham dan menyimpan nya ke dalam lemari.










Pendek??
Maaf ya, soalnya aku bingung mau bikin alur nya gimana lagi biar ceritanya lebih panjang.

Nah, ada yang setuju di buatin cast gak??

Mengejar Cinta SUAMI KU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang