Adiba mengerjabkan matanya, hal pertama yang ia lihat adalah langit langit ruangan yang begitu asing baginya. Mata nya menelusuri ruangan yang bernuansa putih itu.Ya, saat ini Adiba sedang berada di rumah sakit.
Setelah kesadaran Adiba terkumpul sepenuhnya, ia mendapati seseorang yang sedang tertidur di sofa dengan cara membelakangi nya.
Adiba bergerak perlahan menuruni brankar agar tidak menimbulkan suara sekecil apapun. Tapi sayang, pergerakannya itu menimbulkan denyitan pada brankar.
Hanya denyitan pelan, dan itu mampu membangunkan orang yang sedang tertidur. Tajam sekali pendengarannya itu.
"Adiba, kamu sudah bangun??" tanya laki laki yang baru saja bangun dari tidurnya.
Tunggu dulu. Kenapa laki laki itu mengetahui nama Adiba?? Adiba yang belum melihat wajah laki laki itu sontak membalikkan tubuhnya.
Setelah berbalik, Adiba dapat dengan sangat jelas melihat sosok laki laki itu.
"Zein" seru Adiba kaget.
Zein hanya tersenyum.Zein, adalah sahabat Adiba sejak ia masih duduk di bangku SMP. Bukan hanya sekedar sahabat, mereka juga sudah seperti saudara.
Tapi sayang nya, setelah keluarga Zein memutuskan untuk pindah ke luar negeri tiga tahun lalu, sejak saat itu mereka tidak pernah bertemu lagi.
"Zein, kamu kemana aja?? Hiks. Aku kangen sama kamu" Adiba terisak.
Ternyata, setelah kepergian Zein dengan keluarganya meninggalkan Indonesia. Saat itu juga Adiba merasa kehilangan sosok laki laki yang sudah ia anggap seperti Kakak.
"Hush, kamu kenapa jadi cengeng sih?? Udah nikah juga" Zein menghampiri Adiba dan mengelus lembut kepala nya yang di baluti kerudung itu.
"Kamu tau??" Zein mengangguk.
"Tau dari mana??" selidik Adiba."Mana mungkin seorang perempuan baik baik hamil tanpa menikah, benar??"
Adiba mengernyit bingung.
"Hamil?? Siapa yang hamil Zein??""Ayolah Adiba. Siapa lagi kalau bukan kamu. Masa iya, aku yang hamil" gurau Zein.
Adiba mematung, ia sama sekali tidak tau kalau dirinya tengah mengandung. Apa lagi saat ia di periksa oleh dokter saat itu yang mengatakan kalau dirinya hanya masuk angin biasa.
Dan mengenai mual yang belakangan selalu ia alami, ia juga mengira kalau itu efek dari magh nya yang sedang kambuh.
Mungkin Adiba harus memeriksakan nya secara langsung.
"Kamu beneren gak tau??" tanya Zein, Adiba hanya diam.
"Astaga, berarti aku orang pertama yang mengetahui kehamilan mu?? Ya ampun, kenapa aku jadi senang begini ya mengetahui nya" ujar Zein dengan raut bahagia menghiasi wajah tampan nya.Di satu sisi, Zein bahagia mendengar kabar kehamilan Adiba yang ternyata ia lah orang pertama yang mengetahui nya. Namun di sisi lain, hatinya juga hancur.
Pernah mendengar bahwa kedekatan antara seorang perempuan dan laki laki, salah satu di antara nya menyimpan sebuah perasaan yang melebihi dari kata sahabat?? Pasti sering.
Begitu pula yang di alami oleh Zein. Sudah sejak SMP ia menyukai gadis lugu itu, tapi ketidak beraniannya untuk mengungkapkan perasaan itu menjadi bomerang bagi nya saat ini.
Ia harus kehilangan gadis yang ia cintai selama 8 tahun itu. Karena sang gadis kini sudah menikah dan sedang mengandung.
Seandainya saja waktu bisa di ulang, Zein mungkin akan mengumpulkan seluruh keberaniannya untuk mengungkapkan perasaannya pada Adiba. Tapi sayang, kata seandainya hanyalah angan angan saja.
"Kenapa kamu jalan terburu buru begitu tadi, sambil menangis lagi. Sampai sampai tidak memperhatikan orang orang. Untung saja kamu dan calon ponakan ku tidak apa apa. Kalau kenapa kenapa kan bahaya. Lalu dimana suami mu?? Kenapa kamu tidak menghubungi nya??" cerocos Zein panjang.
Ternyata Zein mengetahui kalau Adiba sedang menangis. Dan itu membuat Zein bertanya tanya.
Saat ini, Adiba dan Zein sedang dalam perjalan menuju rumah Adiba, lebih tepatnya rumah Adham.
Mendengar kata suami, Adiba mengingat kejadian saat di mall tadi. Matanya kembali memanas, dengan cepat Adiba menyeka matanya yang hampir saja mengeluarkan tetesan air mata.
"Ada apa?? Kenapa kamu diam aja??" tanya Zein.
"Gak papa Zein. Maaf sudah merepotkan mu hari ini"
"Seperti nya aku akan sering di repotkan" ujar Zein membuat Adiba menoleh padanya.
"Maksud kamu??" Zein tersenyum sambil memainkan alisnya.
"Beneran?? Kamu akan menetap di sini??" Zein mengangguk."Haaa, aku seneng banget degarnya" ucap Adiba antusias.
Zein tersenyum bahagia melihat tingkah Adiba. Zein selalu berhasil membalikkan situasi dan perasaan Adiba. Dan itu menjadi tanggung jawab Zein selalu membuat Adiba bahagia.
Karena Zein sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk selalu membuat wanita itu bahagia bila bersama dengannya.
"Sudah sampai" Zein memberhentikan mobilnya tepat di depan rumah Adiba.
"Makasih ya Zein. Kalau tadi kamu gak ada, aku gak tau nasib aku gimana"
"Sssstt. Kamu gak boleh ngomong gitu. Ambil hikmah nya saja. Karena kejadian itu, kita bisa bertemu lagi kan??" Adiba tersenyum begitupun dengan Zein.
"Ya sudah. Sana masuk, ini sudah malam. Nanti suami mu khawatir" Adiba mengangguk sambil tersenyum getir.
"Aku harap juga begitu" batin Adiba.
Zein melihat ada sesuatu di senyum Adiba yang terakhir. Ia tau betul bagaimana Adiba. Sampai senyum bahagia, senyum paksa, senyum getir seperti tadi pun Zein tau. Senyum yang di tunjukkan oleh Adiba berarti besar bagi nya. Apalagi melihat senyum Adiba tadi, menandakan ada yang tidak beres dengan dirinya, atau mungkin dengan rumah tangga nya.
Zein meninggalkan pelataran rumah Adiba setelah Adiba menghilang di balik pintu. Tugas pertama Zein kini sudah menanti.
Mencari tau apa yang terjadi pada Adiba dan juga rumah tangga nya. Bukan Zein ingin ikut campur, tapi kebahagian Adiba diatas segalanya bagi Zein.
Zein yakin ada yang tidak beres pada Adiba. Bermula saat Zein bertemu dengan Adiba, gadis itu berlari sambil menagis.
Zein sendiri sudah memperhatikan Adiba sejak bersembunyi di balik sebuah patung yang di jadikan sebagai pajangan sebuah baju. Dan juga memperhatikan kemana arah pandang Adiba.
Yang ternyata tertuju pada seorang laki laki bersama seorang perempuan.
Awalnya Zein ingin menghampiri Adiba, tapi Adiba keburu berbalik dan meninggalkan tempat itu.Posisi mereka yang berlawan arah, membuat keduanya bertabrakan. Zein bukannya sengaja menabrakkan diri, tapi posisi Adiba yang terburu buru membuat Zein yang ingin menariknya akhirnya menubruk tubuh kecil itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/140242432-288-k874327.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengejar Cinta SUAMI KU
Chick-Lit#6 in Chicklit 23 juni 2018 Aku tau mas Adham tidak mencintai ku. Tapi salah kah aku bila mengharapkan cinta nya?? cinta suami ku sendiri Adham Faiz Al Arkhan.. ~Adiba Ufairah~