Setelah Adiba meninggalkan Adham sejak tiga tahun yang lalu, kehidupan Adham berubah secara drastis.Sekarang sudah tidak ada lagi Adham yang dulu. Kini Adham hidup tanpa tujuan. Dunia Adham hancur, jiwa nya hilang bersamaan dengan kepergian Adiba dan semua telah sirna.
Tidak ada seorangpun yang mampu mengubah hidup Adham sejak saat itu. Adiba adalah dunianya. Jika Adiba pergi, bersamaan dengan itu dunia Adham juga ikut pergi.
Sudah tiga tahun Adham kerahkan semua tenaganya untuk mencari Adiba dan juga Zein, tapi mereka berdua hilang bagaikan di telan bumi. Sampai detik ini, secuil informasi mengenai mereka tidak Adham dapatkan sama sekali.
Adham hanya ingin mengetahui apakan Adiba baik baik saja. Ia juga sudah tidak mengharapkan Adiba kembali padanya. Ia hanya ingin melihat Adiba.
Jika tidak bersama Adham memberi kebahagiaan pada Adiba, Adham bisa terima itu. Tapi setidaknya Adham sangat ingin melihat wanita itu untuk menjelaskan semuanya.
Adham ingin mengunggkapkan isi hatinya, walaupun itu tidak akan bisa mempengaruhi dan membuat Adiba kembali padanya.
Ia juga ingin meminta maaf secara langsung pada Adiba atas kesalahan yang sudah ia perbuat selama ini. Setidaknya Adham tidak terlalu larut dalam rasa bersalah.
Seperti kebiasaan Adham selama tiga tahun belakangan, saat ini Adham sedang mengurung dirinya di dalam kamar yang dulunya menjadi kamarnya bersama Adiba.
Hampir setiap hari Adham mengurung dirinya disana. Bahkan pekerjaannya juga ia tinggalkan. Untung saja ada Edi yang mau mengurusnya dengan di bantu oleh Galih.
Ya, Galih sudah mengetahui semua nya, ia juga bersimpati atas apa yang terjadi pada Adham.
Adham duduk di lantai sambil bersandar pada tempat tidur. Memandangi foto pernikahan yang dulunya tidak ia harapkan.
"Kalau kamu mencintai ku, kenapa kamu harus pergi??"
"Apa kamu tidak bisa menunggu sebentar saja sebelum akhirnya memutuskan untuk meninggalkan ku??"Adam selalu mengucapkan hal yang sama saat sedang memandangi foto itu.
"Seandainya kamu menerima ku kembali, aku berjanji tidak akan pernah menyakitimu lagi. Itu janji ku"
"Tapi aku tau, kamu tidak akan pernah menerima laki laki brengsek ini lagi"
"Aku minta maaf, karena membiarkan mu pergi tanpa mengetahui isi hati ku"
"Aku mencintaimu Adiba, sungguh. Aku sangat mencintai mu"
Adham berbicara pada benda mati itu."Kenapa menyesal harus sesakit ini?? Tolong kembali Adiba, sudah cukup tiga tahun kamu menghukum ku dalam rasa bersalah, dan aku benar benar menyesal. Ku mohon" Adham menangis.
Sejak Adiba pergi, Adham jadi lebih sering menangis.
Tok tok tok
Pintu kamar Adham di ketuk dari luar. Adham menyeka air mata nya lalu bangkit dan membukakan pintu.
"Mas, mau sampai kapan kamu seperti ini terus??" tanya Loly prihatin dengan kekacauan yang di alami Adham.
"Mas, biarkan aku masuk dan merapikan kamar ini"
Benar, kamar itu sudah seperti gudang, sangat berantakan. Selama tiga tahun tidak pernah di masuki oleh orang lain selain Adham, karena memang Adham tidak mengizinkan siapapun masuk ke sana.
"Tidak perlu. Aku mau tetap seperti ini" tolak Adham.
Loly menghela nafas.Bayangkan saja, bagaimana berantakan dan kotornya kamar itu karena tidak pernah di rapikan selama tiga tahun.
Tidak ada salahnya kan kalau harus di bersihkan. Apa Adham benar benar sekacau ini karena di tinggal Adiba??
"Pap..pa" suara seorang anak kecil terdengar memanggil.
"Kia merindukan mu mas"
"Maaf kan aku Loly, jangan sekarang. Aku takut hanya akan menakuti Kia"
Dengan keadaan Adham yang berantakan dan wajah yang di tumbuhi bulu bulu yang kian memanjang, mungkin saja akan menakuti Kia.
Kia, adalah seorang anak yang baru berumur dua tahun. Kia sendiri adalah putri kandungnya Loly.
"Baiklah, aku dan Kia pergi dulu mas. Jangan lupa untuk makan, aku sudah memasak makanan untukmu" Adham mengangguk.
Adham mengangguk bukan berarti ia akan memakana makanan itu. Loly pun tau, karena saat Loly kembali makanan selalu saja utuh dan tidak di jamah sama sekali.
Seperti nya Adham perlu untuk di beritahu dengan keras bahwa apa yang di lakukannya ini hanya akan menyiksa dirinya sendiri.
Adham mematut dirinya di depan cermin. Wajahnya tampak tirus dengan dipenuhi bulu disekitar wajahnya.
Rambut nya lebih panjang karena sangat jarang di potong dan tubuhnya lebih kurus. Sangat jelas seperti orang yang tidak terurus.
"Adham, lo ada dimana??" seru Galih.
"Gue masuk ya??""Tunggu disitu, gue akan keluar"
"Elah, masih kagak boleh masuk gue??" gerutu Galih.
Adham pun keluar menghampiri Galih.
"Ada apa??" tanya Adham."Gile, tu muka apa ladang. Semak amat. Cukur gih" celetuk Galih.
"Gue tanya ada apa??"
"Duduk dulu kek. Berdiri bae, pegal kaki gue"
Adham menatap tajam Galih."Oke oke. Gue, Kayla dan Loly mau keluar. Lo ikutan lah. Ngurung mulu lo"
"Gue gak mau"
"Gue tau Dham, apa yang lo rasain. Tapi gak seharusnya lo nyiksa diri lo kaya gini dong. Adiba gak akan senang kalau dia tau"
"Adiba gak akan tau, dan dia mungkin gak mau tau"
"Capek gue mgomong sama lo. Pokoknya lo harus ikut" Galih yang habis sabar pun menarik paksa Adham.
Sejak tiba di tempat tujuan, Adham terus saja menggerutu tidak jelas. Bagaimana tidak, bayangkan saja Galih membawanya ke sebuah pusat perbelanjaan dan bermain di time zone.
Astaga!! Dikira Adham anak kecil yang butuh hiburan apa.
"Lo gak bilang bakalan bawa gue ke mall begini. Harusnya gue bisa ganti baju atau apalah" gerutu Adham.
"Yang tadi nolak buat ikut kan lo sendiri"
"Iya, tapi gak ke tempat begian juga kali. Lo gak liat banyak orang yang liat gue aneh"
"Lo emang aneh"
"Lagipula lo bawa gue main di tempat begian untuk apa, coba??"
"Lo itu butuh hiburan dan bermain. Ini adalah tempat yang tepat lah"
"Kalau aja lo gak banyak bantuin gue, udah gue sleding lo. But, thank's ya untuk semua nya"
"It's ok"
Smentara Kayla dan Loly juga sedang bermain bersama anak anak mereka, Adham dan Galih pun mulai memainkan beberapa permainan.
"Gue pamit ke toilet dulu" ucap Adham di tengah permainan nya.
Galih hanya bergumam sebagai jawaban.Adham masuk ke dalam toilet, setelah beberapa menit Adham keluar dan berjalan menuju tempat Galih dan yang lainnya berada.
Masih beberapa langkah menjauhi toilet, mata Adham menangkap sosok yang sangat ia kenali.
Tidak salah lagi, Adham benar benar mengingat dengan jelas orang itu. Dengan langkah cepat karena tidak mau kehilangan orang itu lagi, Adham menghampiri dan mencekal tangan orang itu.
"Adiba" orang yang tangannya di cekal oleh Adham pun berbalik dan menoleh.
"Mas Adham.."
Part selanjutnya adalah part terakhir.
Makasih masih stay nungguin cerita gaje nya aku🙏😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengejar Cinta SUAMI KU
ChickLit#6 in Chicklit 23 juni 2018 Aku tau mas Adham tidak mencintai ku. Tapi salah kah aku bila mengharapkan cinta nya?? cinta suami ku sendiri Adham Faiz Al Arkhan.. ~Adiba Ufairah~