Part 06

102K 4.6K 13
                                    


"Selamat pagi mah" sapa Adiba pada Nita yang sedang menyiapkan sarapan.

"Selamat pagi sayang" sahut Nita.

"Biar Diba aja mah" pinta Adiba.

"Mama saja. Sudah sana bangunin Adham. Lagian sudah mau selesai ko"

Jangan salahkan Adiba yang tidak membantu mertuanya itu menyiapkan sarapan. Karen bukan Diba yang telat bangun pagi ini, Tapi memang mama mertua nya itu yang terlalu cepat bangun dan sangat bersemangat.

Bayangkan saja, ini masih pukul 05.00 pagi, dan sarapan sudah tersedia di meja makan. Yang benar saja.

Adiba menuruti kata Nita dan membangunkan Adham yang masih tertidur.
"Mas, bangun. Sudah pagi" Adiba menepuk pelan lengan Adham.

Adham menggeliat dan perlahan mata nya terbuka. Adham mengerjab menyesuaikan penglihatannya. Hal pertama yang ia lihat di pagi hari adalah, wajah cantik Adiba yang sedang tersenyum pada nya.
Dan itu Adham dapatkan setiap pagi.

Bohong bila Adham tidak menyukai pemandangan indah di hadapannya itu. Bahkan sekarang Adham sendiri sangat mudah tersenyum pada Adiba. Ntah lah, Adham meleleh ketika melihat senyuman Adiba.

"Mas, ko malah senyum senyum. Mandi dulu, setelah itu kita turun. Mama udah nyiapin sarapan. Diba siapin baju mas dulu ya??" Adiba pun berjalan menuju lemari dan mengambil baju kerja Adham.

Kurang dari lima belas menit, Adham keluar dari kamar mandi. Di lihatnya Adiba yang sedang membereskan kamar mereka. Setiap inci tubuh Adiba tidak lepas dari pandangannya. Bahkan Adham tidak mau ketinggalan memperhatikan setiap gerak gerik Adiba.

"Kenapa Diba terlihat semakin, hmm seksi??" batin Adham.
Padahal Adiba tidak memakai baju yang memamerkan bentuk tubuh nya.
Adiba malah memakai baju yang menutupi seluruh lekukan tubuh nya.

Adiba yang merasa diperhatikan menghentikan gerakannya lalu berbalik, dan menemukan Adham yang sedang mengamatinya.

"Sudah selesai mas?? Kita turun sekarang??" tanya Adiba.

"Ha?? Kenapa??" Adham melamun ternyata dan tidak mendengarkan Adiba berbicara.

"Mas melamun??"

"Ah, tidak. Aku cuma tidak konsentrasi aja" sangkal Adham.

"Ya sudah. Kita turun sekarang??" tanya Diba sekali lagi, dan Adham mengangguk.

Setelah tiba di meja makan, mereka manikmati sarapan dengan hikmat. Hening, hanya terdengar suara dentingan sendok dan garpu yang beradu.

"Nah, kapan kalian akan memberikan kami cucu??" tanya Nita setelah selesai makan.

"Uhuk uhuk" Adiba terbatuk mendengar pertanyaan Nita.
Refleks tangan Adham langsung menepuk nepuk punggung Adiba.

"Mama, bisa gak kita bicarain nya nanti saja. Kita kan masih ada di meja makan" tegur Edi.

"Baik lah-baik lah. Cepat selesaikan. Mama butuh kepastian" Nita mengakhiri perbincangan.

Sebelum Adham berangkat ke kantor, benar saja Nita menangih ucapannya tadi. Sekarang mereka sedang berada di ruang keluarga.

"Jadi bagaimana?? Apa kalian sudah merencanakan untuk memiliki anak??" tanya Nita.

"Kita gak pernah menundanya ma, mungkin belum rezeki" jawab Adham.

"Makanya usaha dong" paksa Nita.

"Kita udah usaha ma" balas Adham.

Sementara Adiba dan Edi hanya menjadi pendengar yang baik. Berbeda dengan Edi yang terlihat biasa saja, Adiba ternyata sedang menahan malu. Wajah nya memerah akibat perdebatan antara Adham dan Nita. Jelas saja. Perdebatan mereka kan menyangkut hal yang sangat pribadi.

Mengejar Cinta SUAMI KU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang