Part 20

112K 5K 86
                                    


Kehamilan Adiba sudah memasuki bulan ke-5. Dan jelas saja itu membuat perutnya semakin membesar.

Berhubung Adiba sudah kembali ke Jakarta, hari ini Adiba memutuskan untuk mengunjungi kafe dan toko kue. Adiba begitu merindukan orang orang yang ada disana mengingat ia sudah lama sekali tidak bertemu mereka.

Ya, Adiba kembali bersama dengan Galih dan Kayla beberapa hari yang lalu setelah Galih meyakinkan Adiba semua akan baik baik saja.

Lagi pula, Adiba juga merindukan suasana Jakarta. Termasuk Adham. Walaupun Adiba yakin kalau Adham tidak mungkin merindukannya.

"Mbak, Diba pergi memantau kondisi kafe dulu ya. Kasian Fira dan yang lain nya harus menanggung tugas Diba"

"Kamu yakin Diba?? Apa perlu mbak temenin kamu??" tanya Kayla.

"Gak perlu mbak, Diba bisa sendiri ko. Diba udah banyak banget ngerepotin mbak"

Diba saat ini memang tinggal bersama Galih dan Kayla atas paksaan dari mereka juga. Karena mereka tidak mau terjadi sesuatu pada Adiba kalau harus tinggal sendirian.

Rencana nya Diba akan mencari rumah untuk ia tinggali dan anaknya kelak.

"Ya sudah, kamu hati hati. Kalau terjadi sesuatu hubungin mbak atau mas Galih"

"Iya mbak. Diba pergi ya. Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikum salam"

Setelah hampir setengah jam menembus jalanan, akhirnya Adiba tiba di pusat perbelanjaan dimana kafe nya berada.

"Assalamu'alaikum" sapa Adiba sambil tersenyum.
Senyum yang begitu menghangatkan setiap orang yang melihatnya.

"Wa'alaikum salam" balas beberapa orang yang berada di sana.

"Mbak Adiba.." Fira menghampiri Adiba dan memeluknya. Maklum saja, karena Fira sudah menganggap Adiba itu seperti kakak nya sendiri. Dan tidak bertemu selama 4 bulan membuat Fira sangat merindukan wanita itu.

"Fira, bagaimana kabar mu??" tanya Adiba yang masih memeluk Fira.

"Diba baik mbak. Mbak apa kabar??" Fira melepas pelukannya.

"Mbak juga baik"

"Mbak gemukan. Tapi.. Ko di bagian perut nya aja ya??" Adiba tersenyum melihat ekspresi Fira.

"Ho, Fira tau. Dedek bayi ya mbak??" sambung Fira. Adiba mengangguk.

"Aaahhh, selamat ya mbak" ucap Fira semangat.

Cukup lama berada di kafe, Adiba merasa bosan dan ingin berjalan jalan sebentar. Lagi pula ada beberapa barang yang ingin Adiba beli.

Baru beberapa langkah menjauh dari kafe, seseorang menghalangi jalan Adiba.

"Kamu kemana aja, kenapa tiba tiba menghilang?? Kenapa tidak bisa di hubungi?? Kamu sengaja mau bikin aku khawatir?? Aku sudah mencari mu kemana mana Adiba" cerocos Zein dengan ekspresi khawatir.

Zein sangat ingin membawa Adiba ke dalam pelukannya saat ini, tapi itu tidak mungkin karena Adiba jelas akan menolaknya.

Zein sangat beruntung bisa bertemu Adiba. Ntah kenapa tadi ia sangat ingin ke kafe Adiba dan ternyata disitu mereka kembali bertemu.

"Zein" pekik Adiba kaget.
"Aku gak kemana mana ko" jawab Adiba sambil tersenyum.

"Astaga!! Rasanya sudah lama sekali aku tidak melihat senyum mu yang sudah menjadi favorit ku sejak dulu" goda Zein.

"Kamu ini. Minggir Zein, aku harus pergi"

"Kemana?? Menghilang lagi??"

Diba memanyunkan bibir nya.
"Siapa yang mau menghilang, aku cuma mau jalan jalan"

"Aku temenin"

Jadi lah sekarang Zein menemani Adiba mengelilingi pusat perbelanjaan itu.

Setelah lelah berkeliling dan mendapatkan barang yang Adiba cari, rasa lapar menghampiri mereka. Adiba dan Zein memutuskan untuk memilih makanan cepat saji.

Dan disini lah mereka sekarang, di sebuah restoran yang menyajikan makanan korea.

"Oh, iya. Bagaimana kandungan mu?? Aku lihat kamu bertambah gemuk saja. Dan itu membuat mu semakin bulat"

"Kamu hanya menanyakan kandungan ku Zein. Tidak menanyakan keadaan ku??" Adiba cemberut.

"Ya ampun. Ternyata ibu hamil suka ngambekan" Zein terkekeh.
"Lagi pula aku sudah melihat mu baik baik saja. Kenapa harus ku tanyakan lagi??" sambung Zein.

"Terserah kamu saja Zein. Dan seperti yang kamu lihat, perut ku membesar dan itu artinya dia juga baik baik saja di dalam sana"

"Benarkah?? Aku tidak yakin. Coba ku periksa" Zein hendak mendekat pada Adiba.

"Auuwh" Zein meringis memegangi kepalanya yang mendapat jitakan dari Adiba.
"Ibu hamil tenaga nya kuat juga ya" ucap Zein masih mengusap kepalanya.

Di waktu yang sama, hanya saja tempat yang berbeda, Adham dan Loly sedang memilih baju untuk pernikahan mereka.

Berbeda dengan Loly yang nampak antusias, Adham terlihat begitu tidak bersemangat.

Pikiran Adham melayang ntah kemana. Sampai ia menangkap sosok seseorang yang sangat ia kenali berada tidak jauh dari tempat nya kini.

Adham berjalan mengejar orang itu tanpa menghiraukan Loly yang sedang dengan asik nya memilih gaun. Loly pun tidak menyadari kepergian Adham.

Dengan langkah cepat, Adham ingin segera meraih orang itu. Dan kini keadaan menjadi lebih sulit bagi Adham.

Karena ia telah kehilangan orang itu. Tak putus asa, Adham terus mencari hingga ia kembali menemukannya.

"Adiba" Adham menarik tangan orang yang ia yakini adalah Adiba.

"Maaf, saya bukan Adiba" ucap orang itu.

Benar, itu bukan Adiba. Hanya saja terlihat mirip karena postur tubuh dan juga baju yang ia kenakan hampir serupa dengan baju milik Adiba yang Adham ingat. Tapi Adham tidak salah mengenali Adiba. Tadi ia benar benar melihat wanita itu.

Setelah lelah mencari dan tidak menemukannya, akhirnya Adham memutuskan untuk kembali menemui Loly.

"Mas, dari mana saja??" tanya Loly melihat kedatangan Adham.

"Mencari Adiba" jawab Adham spontan.

"Adiba??"

"Tadi aku melihatnya. Tapi setelah ku hampiri, ternyata orang lain"
"Baik lah, apa sudah selesai?? Aku sangat lelah"

"Sudah mas"

Mereka pun meninggalkan toko yang menyediakan gaun khusus pengantin itu.

"Makasih ya Zein, kamu sudah mengantarkan aku pulang" ujar Adiba.

"Tidak masalah, jangan kan mengantar pulang, mengantar mu menuju kebahagian aku siap"

Sejujur nya itu adalah keinginan hati Zein. Tapi ia yakin kalau Adiba menganggapnya tidak serius.

"Kamu selalu membawa kebahagiaan untuk ku Zein. Terima kasih banyak"

"Bukan kebahagian seperti itu yang ku maksud Adiba. Tapi kebahagiaan yang tidak pernah kamu dapatkan saat bersama orang lain" batin Zein.

Setelah tiba di rumah, Adham merebahkan tubuhnya di atas kasur. Sambil menatap ke langit langit kamar, pikiran Adham tertuju pada Adiba.

"Kamu dimana Adiba??" gumam Adham sebelum akhirnya tertidur karena kelelahan.









Huaaaa😱😱
Meskipun pendek, tapi capek juga.

Hari ini aku update dua part.
Besok kalau bisa lebih😆😆

Terima kasih sudah mampir dan membaca cerita abal abal ini😂

😘

Mengejar Cinta SUAMI KU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang