Part 21

110K 4.9K 77
                                    


Hari ini adalah jadwal Adiba untuk cek kandungan.
Setelah itu, Adiba berencana untuk mencari rumah karena tidak mungkin selamanya ia akan tinggal di rumah Galih.

Dan kali ini, Zein yang akan menemani Adiba ke rumah sakit.

"Maaf ya Zein lama" Adiba menghampiri Zein yang ternyata sudah datang.

"Gak papa Diba. Ini gak seberapa sama aku yang nungguin kamu selama 8 tahun" sahut Zein pelan.

"Kenapa?? Kamu ngomong sesuatu Zein??" tanya Adiba.

"Ha?? Gak ko. Berangkat sekarang??"
Zein membukakan pintu untuk Adiba.

Sementara Adiba di periksa, Zein menunggu nya di luar. Setelah dokter selesai memeriksa Adiba, Zein pun masuk dan mendampingi Adiba.

"Alhamdulillah, semua nya baik. Ibu hanya perlu meningkatkan pola makan sehat, dan untuk suaminya saya harap bapak bisa mengingatkan istri bapak untuk tidak mengonsumsi makanan cepat saji karena tidak terlalu baik untuk ibu hamil" ujar sang dokter.

"Emm, maaf bu. Ini bukan suami saya" Adiba menampik perkataan dokter.

"Oh, bukan ya. Maaf kan saya. Saya pikir suami ibu" Adiba dan Zein hanya tersenyum kikuk.

Setelah meninggalkan rumah sakit, Adiba dan Zein berkeliling dari apartment satu ke apartment yang lain mencari tempat untuk Adiba tinggali.

Sudah beberapa apartment yang mereka datangi, tapi belum ada yang cocok untuk Adiba. Karena beberapa di antaranya terlihat kurang nyaman untuk di tinggali.

"Untuk hari ini cukup dulu Zein. Aku udah capek" ucap Adiba sambil memijit mijit kaki nya.

"Baiklah. Berhubung hari sudah siang, bagaimana kalau kita cari makan dulu" saran Zein, Adiba mengangguk setuju.

"Apa kaki mu sakit??" tanya Zein melihat Adiba yang masih memijit kakinya.

"Tidak Zein, hanya sedikit pegal saja" jawab Adiba.

Zein menepikan mobilnya,
"Ada apa??" tanya Adiba bingung.

"Biar aku yang pijat. Berikan kakimu" pinta Zein.

"Tidak usah Zein. Aku bisa sendiri"

Kalau Adiba sudah menolak, Zein tidak bisa memaksa lagi. Karena Zein tau pasti, Adiba akan tetap pada pendiriannya.

Zein melajukan kembali mobil nya menuju sebuah restoran yang menyediakan makanan sehat. Karena Zein ingat pesan dari dokter, kalau Adiba harus mengurangi makan makanan cepat saji.

Setelah selesai makan siang, Adiba dan Zein hendak pulang sebelum seseorang menelefon Zein.

"Aku angkat telefon dulu. Kamu tunggu di mobik saja"
Adiba mengangguk dan berjalan menuju mobil.

Saat berjalan menuju mobil, seseorang menarik tangan Adiba dan memaksa Adiba untuk berbalik.

"Akhirnya, kita bertemu lagi Adiba" Tia tersenyum miring seakan sedang mengejek Adiba.

"Tia??" mata Adiba membulat sempurna melihat Tia.

"Woow, apa kamu sedang hamil??" tanya Tia dan hendak memegang perut Adiba.

Dengan cepat Adiba menghindar. Adiba takut, perasaannya mengatakan sesuatu akan terjadi padanya.

"Kamu mau apa Tia??" tanya Adiba menyembunyikan ketakutannya.

"Aku?? Sebenarnya aku cuma mau mas Adham menjadi milikku. Tapi Loly menjadi penghalang dan kau..." Loly menunjuk wajah Adiba.

"Kau menjadi masalah terbesar untuk ku" lanjut Loly.

Tia melangkah maju mendekati Adiba. Sontak saja Adiba memundurkan langkahnya.

"Kenapa?? Kau takut padaku??"

Adiba terus mundur karena Tia terus saja mendekat. Sampai Akhirnya Tia berhenti juga.

Satu yang Adiba sadari, sekarang ia berada cukup jauh dari Zein. Sementera Zein belum juga selesai dengan urusannya.

Tia pun meraih tangan Adiba dan menarik Adiba untuk mengikuti nya. Tapi seseorang menghalangi Tia menjalankan aksinya.

"Lepasin Tia. Apa yang kamu mau dari Adiba??" tanya Loly.

Ya, orang itu adalah Loly. Kebetulan Loly sedang berada di kafe yang bersebelahan dengan restoran itu.

Saat Loly keluar, ia melihat Tia sedang menarik tangan Adiba. Kemudian menghampiri mereka.

Loly tidak sendiri, ada Adham juga disana. Karena mereka sedang melakukan pertemuan dengan WO yang akan di pakai di pernikahan mereka.

Tapi saat ini Adham berada di toilet. Dan belum megetahui apa yang terjadi.

"Uuu, kita bertiga di pertemukan dalam waktu yang sama. Dan itu akan lebih mudah untukku" Tia menyunggingkan senyum liciknya.

"Pergi dari sini Tia, jangan sampai aku memanggil security dan menyeretmu dengan paksa" ancam Loly.

"Sebelum itu terjadi, kalian berdua sudah habis di tanganku" Tia kembali menarik tangan Adiba yang belum sempat terlepas. Adiba yang sedari tadi diam kaget dengan aksi Tia yang secara tiba tiba.

"Lepas" Adiba memberontak.
Kemudian Loly pun ikut berusaha melepaskan Adiba.

Ntah tenaga apa yang Tia miliki sehingga Adiba sangat sulit lepas dari genggamannya.

Dan akhirnya aksi saling tarik menarikpun tidak bisa di elakkan.

Zein yang sudah selesai menelefon pun tidak melihat keberadaan Adiba di dalam mobil.

Zein mendengar suara keributan yang membuat nya penasaran. Dan disana Zein melihat Adiba dan dua perempuan lainnya sedang saling tarik menarik.

Begitu juga dengan Adham. Selesai dari toilet dan tidak menemukan Loly.
Adham keluar dan melihat tiga perempuan sedang ribut, dan Adham sangat mengenal ketiga perempuan itu. Termasuk perempuan yang belakangan menjadi pengganggu pikirannya.

"ADIBA" seru Adham dan Zein bersamaan dari tempat yang berbeda.

Mendengar suara teriakan, Tia pun gelagapan. Dua laki laki kini berjalan mendekat ke arah mereka.

Tidak mau tertangkap, Tia pun melepas Adiba dan mendorongnya ke arah jalan lalu pergi meninggalkan semua nya.

"ADIBA AWAS" teriak Loly.

Bugh..

Tubuh Adiba terpental beberapa meter dari tempat nya berdiri tadi.
Ya, Adiba mengalami kecelakan.

"ADIBA" teriak Zein sambil berlari.
Zein menghampiri tubuh Adiba yang sudah berlumuran darah. Di angkatnya tubuh Adiba lalu membawa Adiba meninggalkan tempat itu.

Sementara Adham, dia mematung di tempatnya. Semua begitu terjadi cepat. Kejadian barusan masih bermain main di otak nya.

Bagaimana mobil itu menabrak tubuh Adiba sampai Adiba yang terpental dan tergelatak tidak sadarkan diri dengan tubuh berlumuran darah.

Itu semua tergambar jelas di ingatan Adham. Ia menyaksikan sendiri dan terjadi di depan matanya.

Dan apa yang ia lakukan?? Ia hanya berdiri diam di tempat dan tidak berbuat apa apa.

Adham tidak sekejam itu, ia kaget. Benar benar kaget. Semua begitu cepat. Adham sangat ingin menghampiri tubuh Adiba, tapi kaki nya terasa begitu berat untuk di langkahkan.

Cukup lama mematung, tiba tiba Adham merasa tubuhnya begitu berat hingga kakinya tidak kuat menumpu tubuh nya lagi.

Dan akhirnya Adham tergeletak pingsan.

"Mas Adham" pekik Loly.











Jeng jeng jeng
Konflik besar akan terjadi

Harap bersabar, ini adalah ujian😂

Mengejar Cinta SUAMI KU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang