Setelah seminggu menikmati keindahan di pulau Gili, Adham dan Adiba akan kembali ke Jakarta hari ini. Sebelum kembali, Adiba mengajak Adham untuk membeli beberapa buah tangan yang akan ia bagikan pada pekerja kafe dan juga toko kue nya.Mereka berkeliling mencari barang yang cocok untuk di bagikan nanti, sampai sampai Adiba bingung sendiri melihat banyak nya benda yang begitu menarik perhatiannya.
"Mas, bagusan yang mana?? Yang ini atau yang ini??" tanya Adiba memperlihatkan dua benda yang berbeda.
"Ambil keduanya aja sayang" saran Adham.
Adiba mengikuti saran Adham dan memilih keduanya. Setelah membeli beberapa, Adiba dan Adham beralih ke toko lain yang menjual barang berbeda pula. Disana Adiba juga membeli beberapa barang.
Setelah merasa cukup dengan barang yang di cari, Adham dan Adiba kembali ke hotel untuk berkemas karena sebentar lagi mereka harus terbang ke Jakarta.
Adham dan Adiba tiba di bandara, Adham menarik dua koper sekaligus sementara Adiba menarik satu koper berisikan buah tangan yang tadi sempat mereka beli.
>>>>>Skip Lagi<<<<<
Adham dan Adiba kini sedang menunggu jemputan. Sejak turun dari pesawat, Adiba terlihat sedikit berbeda, Adham menyadari itu. Wajah Adiba sedikit pucat, sesekali Adiba juga kebingungan dengan sendirinya.
"Sayang, kamu gak apa apa kan?? Wajah kamu semakin pucat" tanya Adham sambil memegangi wajah Adiba.
"Diba pusing mas" jawab Adiba.
Adham memeluk Adiba yang hampir terjatuh karena hilang keseimbangan."Sabar ya sayang. Sebentar lagi jemputannya sampai"
Benar saja, mobil yang menjemput mereka tiba setelah Adham mengatakannya.Tanpa mengulur waktu, Adham langsung mengangkat tubuh Adiba dan membawanya kedalam mobil.
"Jalan pak" pinta Adham setelah pak Supri memasuki mobil.
"Baik tuan" jawab pak Supri.
Mobil pun melaju dengan kecepatan normal. Adiba gelisah sendiri berada di dalam mobil. Sedari tadi Adiba bergerak tidak nyaman.
"Mas, ada kantong plastik gak??" tanya Adiba.
"Untuk apa??"
"Diba mual mas. Uekk" belum sempat Adham memberi plastik, Adiba memuntahkan sesuatu dari mulut nya dan mengenai pakaian Adham.
Tanpa memperdulikan bajunya, Adham mengambil botol air mimum lalu memberikannya pada Adiba.
"Minum dulu" Adham membantu Adiba minum.Belum sempat Adiba menelan air minumnya, ia kembali memuntahkan air itu. Dan lagi lagi mengenai pakaian Adham.
"Ya ampun sayang, kamu kenapa?? Pak, kalau ada rumah sakit atau klinik terdekat, kita mampir dulu ya" pinta Adham pada pak Supri.
"Baik tuan"
"Gak usah mas. Diba cuma masuk angin mas. Palingan nanti juga baikan" tolak Adiba dengan suara yang hampir tidak terdengar.
"Masuk angin juga harus di beri obat sayang"
Belum sempat Adiba menolak lagi, tiba tiba Adiba pingsan dan justru membuat Adham semakin khawatir."Sayang, bangun sayang. Pak cepetan. Sayang" Adham menepuk pelan pipi Adiba.
Tidak lama, mobil pun berhenti di depan sebuah klinik. Adham mengangkat tubuh Adiba yang tidak sadarkan diri itu kedalam klinik.
Seorang dokterpun datang dan memeriksa keadaan Adiba.
Adham menemani Adiba yang sedang di periksa oleh dokter di klinik tersebut. Adham tidak melepas genggaman tangan nya pada tangan Adiba.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengejar Cinta SUAMI KU
Literatura Feminina#6 in Chicklit 23 juni 2018 Aku tau mas Adham tidak mencintai ku. Tapi salah kah aku bila mengharapkan cinta nya?? cinta suami ku sendiri Adham Faiz Al Arkhan.. ~Adiba Ufairah~