Part 10

93.9K 4.5K 30
                                    


"Tidak ada yang perlu di khawatirkan. Istri bapak hanya masuk angin biasa dan mungkin sedikit kelelahan. Saya harap bapak bisa membantu istri bapak untuk memperhatikan pola makan nya" ujar sang dokter yang di balas anggukan oleh Adham.

"Baiklah dok, terima kasih" balas Adham lalu mengantarkan dokter tersebut keluar.

Sementara di dalam kamar, Adiba yang sudah sadar dan kini di temani oleh Nita yang merasa lega karena menantu nya itu tidak kenapa kenapa.

Awalnya, Nita sempat berpikir bahwa Adiba sedang mengandung melihat gejala yang di tunjukkan oleh Adiba. Namun harapannya pupus ketika ia mendengar dokter mengatakan Adiba hanya masuk angin karena belum makan.

"Kamu kenapa tidak makan seharian?? Apa Adham tidak mengingatkan mu??" tanya Nita lembut.

"Adiba lupa. Maaf ya ma, Adiba sudah merepotkan mama"

"Tidak, mama cuma gak mau kamu kenapa kenapa. Mama sampai takut melihat kamu pingsan tadi. Jantung mama hampir copot tau"

"Maaf, sudah bikin mama khawatir"

"Tidak masalah. Mama lega kalau kamu tidak apa apa" Nita tersenyum hangat pada Adiba.

Setelah mengantarkan dokter keluar, Adham kembali ke kamar. Setibanya di kamar, Adham melihat Adiba dan Nita sedang berpelukan.

"Kau sudah tidak apa-apa kan??" tanya Adham tiba-tiba membuat pelukan Diba dan Nita terlepas.

"Heh, gak punya sopan santun. Pintu di ketuk dulu kek sebelum masuk. Kamu ini" omel Nita karena merasa terganggu.

"Pintu nya gak di tutup ma" sahut Adham.

"Udah ko mas. Diba udah gak papa" sahut Adiba menengahi perdebatan Adham dan Nita.

"Ya sudah. Kalau begitu aku ke kantor dulu"

Adham berpamitan dan menyalami tangan Nita kemudian mengulurkan tangannya untuk Adiba. Adiba menyambut uluran tangan Adham lalu mencium nya.

"Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumsalam" balas Adiba dan Nita bersamaan.

Setiba nya Adham di kantor, ia disambut dengan suara nyaring yang menggema di loby kantor nya.

"Mas Adham" panggilnya lalu mendekat dan langsung bergelayut di lengan Adham.

Siapa lagi orang itu kalau bukan Tia. Hanya Tia yang tidak memiliki malu untuk melakukan itu pada Adham.

Dengan cepat Adham menepis tangan Tia dari lengan nya. Tapi bukan Tia namanya kalau tidak mengulangi melingkarkan tangan di lengan Adham.

"Ihh, mas Adham. Jangan di tepis mulu dong tangan aku nya" ucap Tia dengan nada manja yang terdengar menggelikan di telinga Adham.

"Berhenti lah menunjukkan sikap manja mu padaku Tia. Jangan jadikan dirimu terlihat sebagai wanita murahan di mata ku" ucap Adham telak.

Tia tidak berbicara apa apa lagi, suara nya seakan tertahan di tenggorokannya.

Adham meninggalkan Tia dan berjalan menuju ruangannya. Setelah tiba di ruang kerjanya, Adham menjatuhkan bokongnya di kursi kebesarannya.

Melirik sekilas ke arah tumpukan kertas yang menunggu untuk di jamah oleh nya lalu menatap lurus ke arah jendela.

Lamunan Adham terbuyarkan kala mendengar ketukan pintu dari luar ruangannya.

"Permisi pak, ada meeting mendadak yang harus bapak hadari sebentar lagi" ujar Uci dari luar ruang kerja Adham.

Adham bergegas membereskan penampilannya yang sedikit berantakan karena ulah Tia tadi.
Setelah itu, Adham pun keluar dari ruangannya menuju ruang meeting.

Mengejar Cinta SUAMI KU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang