"Apa yang kau lakukan disini??" tanya Adham pada Adiba.Namun yang ditanya tak bergeming sama sekali. Karena tak kunjung menjawab, Adham berjalan mendekat pada Adiba.
"Sudah sore, kenapa masih di luar??" tanya Adham lembut.
Adiba terlonjak kaget.
"Mas, mas sudah lama??""Huhft" Adham menghela nafas kasar. Rupanya Adiba sedari tadi sedang melamun.
"Kenapa masih di luar?? Sudah sore, nanti kamu masuk angin" lanjut Adham.Adiba hanya tersenyum menanggapi. Tanpa berniat menjawab, Adiba melengang pergi meninggalkan Adham yang termangu dengan sikap Adiba saat ini.
Setelah menyiapkan makan malam untuk Adham dan Nita, Adiba pergi ke kamar. Ntah apa yang di rasakan Adiba sekarang, ia hanya ingin bermalas malasan. Dan akibat memikirkan masalah hati yang sungguh menguras tenaga membuat Adiba ingin sekali tidur dan cepat melupakan semua nya.
"Adiba kemana, Dham??" tanya Nita saat tiba di meja makan dan tidak menemukan Adiba disana.
"Di kamar mah. Seperti nya hari ini ada yang aneh dengan nya"
"Aneh bagaimana maksud kamu, Dham??"
"Ntah lah mah. Dia jadi pendiam sejak Adham pulang"
"Mungkin Diba masih tidak enak badan. Kamu jangan menyimpulkan yang tidak tidak"
"Mungkin mah"
"Setelah kamu selesai, bawakan makan untuk Diba. Mama yakin Diba belum makan" Adham mengangguk.
Setelah selesai makan, seperti yang di perintahkan Nita, Adham membawakan makan untuk Adiba ke dalan kamar.
Adham memasuki kamar dan melihat Adiba tertidur dengan seluruh tubuh di tutupi oleh selimut.
"Tumben dia menutupi seluruh tubuh nya. Biasa nya memakai selimut saja dia tidak mau" gumam Adham melihat keanehan lainnya pada diri Adiba.
"Diba, makan lah dulu. Aku sudah membawakan mu makanan" Adham menepuk nepuk puggung Adiba dari luar selimut.
"Diba tidak lapar mas. Diba mau tidur saja" jawab Adiba masih dari dalam selimut yang menutupi seluruh tubuh nya.
"Aku taruh disini. Kalau kau lapar, makan lah" Adham meletakkan nampan berisi makanan itu di atas nakas.
Adiba tidak merespon apapun yang di ucapkan Adham, karena setelahnya Adiba benar benar tidur dengan lelap.
Sampai pagi menjelang, baru lah Adiba membuka matanya kembali.
"Kau benar benar tertidur semalaman??" tanya Adham membuat Adiba terlonjak karena kaget.
Saat ini Adham sedang berdiri di depan jendela dan menatap ke luar yang terlihat masih gelap.
"Maaf mas, Diba sangat lelah dan mengantuk" jawab Adiba.
"Aku harus pergi" ucap Adham membuat Adiba mengernyit.
Kemana Adham akan pergi di pagi hari yang masih buta ini??
"Mas mau ke kantor?? Ini masih sangat pagi untuk berangkat bukan??"
"Tidak, aku bukan mau ke kantor. Tapi aku akan pergi ke Semarang beberapa hari ini"
"Semarang??" Adiba membeo.
"Iya, ada beberapa pekerjaan yang harus ku lakukan disana" Adiba menunduk sedih.
Baru pertama kalinya Adham pergi sejauh ini setelah mereka menikah. Rasa khawatir menyelimuti hati Adiba. Ntah apa yang Adiba pikirkan hingga membuat nya merasa khawatir.
Adiba mengeleng gelengkan kepalanya untuk menghilangkan pikiran pikiran yang tersebut.
"Baju mas sudah di kemas??" tanya Adiba, Adham menggeleng.
"Kalau gitu, Diba kemas dulu ya mas" Adiba pun mulai mengemasi baju yang akan Adham bawa.Setelah kepergian Adham ke Semarang, Adiba di sibukkan dengan pekerjaannya mengurus kafe dan juga toko kue miliknya.
Saat ini, Adiba sedang berada di kafe dan duduk di salah satu meja. Adiba terlihat sedang melamun, membuat seluruh pekerjanya heran dengan sikapnya beberapa hari ini.
Ya, ini sudah hari ke-4 Adham tidak berada di Jakarta. Dan selama itu juga Adham tidak menghubungi Adiba sama sekali.
Fira, salah satu pekerja nya menghampiri dan membawakan segelas minuman.
"Mbak, di minum dulu" Fira meletakkan gelas itu di depan Adiba.
"Terima kasih Fira"
"Sama sama mbak. Maaf mbak, kalau Fira lancang. Tapi Fira lihat beberapa hari ini mbak tidak semangat gitu. Apa mbak sedang sakit?? Kalau mbak sakit seharusnya mbak gak harus repot datang ke kafe. Insya Allah kafe nya akan baik baik saja mbak" cerocos Fira.
Adiba tersenyum.
"Gak ko Fira. Mbak baik baik aja"Fira terlihat menghela nafas. Ia tau bagaimana Adiba. Dan sangat jarang Adiba jadi sependiam ini. Tapi Fira sadar akan siapa dirinya dan tidak mau mencampuri urusan Diba terlalu jauh.
"Ya sudah. Fira kembali kerja dulu ya mbak" Adiba mengangguk dan Fira pun kembali melakukan pekerjaan nya.
Adiba kembali ke dalam lamunannya. Hingga mata Adiba menangkap sosok laki laki yang selama 4 hari ini sangat ia rindukan.
Ya, dia adalah Adham. Adham sedang berjalan dengan seorang wanita yang tidak asing bagi nya, yaitu Loly.
"Apa mungkin??" tanya Adiba pada dirinya sendiri.
Berbagai kemungkinan menari nari di otak Adiba. Kemungkinan kalau Adham dan Loly kembali ke masa lalu mereka.
Adiba bangkit dari duduk nya dan berniat untuk mengikuti dua manusia yang menggangu pikirannya belakangan ini.
"Fira, mbak balik duluan ya. Ini kunci motor, mbak minta tolong beri tau Billy untuk mengantarkannya nanti" ucap Diba buru buru.
"Baik mbak"
Adiba langsung meninggalkan kafe dan mulai mengikuti Adham dan Loly."Mbak Adiba terlihat aneh beberapa hari ini, bukan??" tanya Nina pada Fira.
"Aku juga merasa begitu Nin" jawab Fira.
Adiba mengikuti Adham dari jarak yang jauh. Terlihat Adham dan Loly menghampiri sebuah toko perhiasan dan sedang memilih sebuah cincin, mungkin.
Setidak nya Adiba dapat dengan jelas melihat benda kecil itu dari tempat nya berdiri saat ini.
Adiba menangis. Perasaannya hancur.
Tidak mungkin sepasang laki laki dan wanita mendatangi toko perhiasan dan memilih sebuah cincin kalau tidak ada apa apanya, bukan??Adiba berlari meninggalkan tempat nya berdiri tadi. Tanpa memperdulikan beberapa orang yang hampir ia tabrak.
Sampai Adiba menabrak sebuah tubuh kekar dan membuat nya hilang keseimbangan. Namun dengan cepat pemilik tubuh itu manangkap tubuh Adiba yang hampir saja merasakan kerasnya ubin mall tersebut.
Ntah karena terkejut atau kelelahan, Adiba hilang kesadaran. Dengan cepat orang yang di tabrak oleh Adiba tadi membopong dan membawa Adiba pergi.
Kejadian tersebut tidak luput dari perhatian orang orang yang sedang berlalu lalang.
Begitupun dengan Adham. Hanya saja ia tidak tau kalau orang itu sedang membawa tubuh Adiba, istrinya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengejar Cinta SUAMI KU
ChickLit#6 in Chicklit 23 juni 2018 Aku tau mas Adham tidak mencintai ku. Tapi salah kah aku bila mengharapkan cinta nya?? cinta suami ku sendiri Adham Faiz Al Arkhan.. ~Adiba Ufairah~