Part 22

113K 4.9K 161
                                    


Adham berada di sebuah tempat yang ia tidak tau dimana. Disana hanya ada cahaya putih dan Adham benar benar bingung itu tempat apa.

"Ayahhh" sebuah suara kecil mengejutkan Adham.
"Ayah, ini aku" suara itu kembali terdengar.

"Siapa disana??"

"Ayah. Aku ingin sekali bertemu dengan ayah. Apa kita masih bisa bertemu sedangkan aku harus pergi"

"Apa maksud kamu??" Adham semakin bingung mendengar suara itu.

Pasalnya disana tidak ada orang lain selain dirinya. Lalu dari mana suara itu berasal??

"Ayah, aku merindukan mu. Maaf, aku tidak bisa menjaga bunda lebih lama lagi. Bisa kah ayah berjanji untukku??"

"Apa yang bisa ku lakukan??" tanya Adham pada suara itu.

"Bisakah ayah berjanji untuk menjaga bunda?? Aku harus pergi ayah. Aku menyayangi kalian" suara itupun menghilang.

Adham mencari asal suara itu. Sampai ia melihat sebuah tubuh kecil berjalan menuju cahaya.

"Tunggu" seru Adham menghentikan langkah nya.

Tubuh itu berhenti dan berbalik melihat Adham. Wajah yang begitu mirip dengan Adham. Ia tersenyum lalu melanjutkan jalannya.

Beberapa detik kemudian tubuh itu menghilang bersamaan dengan cahaya yang juga menghilang. Kemudian semua nya menjadi gelap.

Adham tersadar dari mimpinya, tak terasa peluh membanjiri wajah tampan Adham.

"Mas, sudah bangun" Loly menghampiri Adham.

"Apa yang terjadi??" tanya Adham.

"Mas pingsan tadi. Trus aku bawa ke rumah sakit. Mas ba...."

"Adiba" Adham ingat, sesuatu yang buruk baru saja terjadi.

"Adiba masih di tangani oleh dokter mas"

"Aku harus bertemu Adiba"

"Tapi mas.."
Tanpa memperdulikan Loly, Adham pergi dan meninggalkan ruangan itu.

Adham mencari di ruangan mana Adiba sedang di tangani. Sampai Adham melihat Zein.

"Zein.." seru Adham. Zein tidak bergeming sama sekali.

"Bagaimana keadaan Adiba Zein??" tanya Adham.

"Untuk apa mas ingin tau??" akhirnya Zein bersuara.

"Tentu saja aku ingin tau.. Dia itu.."

"Apa mas?? Kenapa baru sekarang mas perduli?? Selama ini mas kemana??" suara Zein meninggi.

"Zein, mas mohon. Beritahu kondisi Adiba"

Belum sempat menjawab, seorang dokter keluar dari ruang gawat darurat yang berada di depan Zein dan Adham.

"Keluarga pasien" panggil dokter tersebut.

"Saya dok" Adham mendahului Zein.

"Maaf, pak. Kami tidak bisa menyelamatkan bayi nya" Adham terdiam. Ia tidak mengerti apa apa.
Sementara Zein luruh di atas lantai.

"Sementara pasien mengalami luka berat di bagian kepala dan juga kaki nya. Saat ini pasien masih kritis, dan kami belum bisa memastikan kapan pasien akan sadar"

"Kalau begitu saya permisi" dokter itupun pergi.

"Bayi??" ucap Adham masih bingung

Bugh.

Zein melayangkan tinjunya ke wajah Adham.
Zein tidak tahan dengan kebodohan Adham.

"Bahkan istri mas sedang mengandung anak mas sendiri, mas tidak tau" Zein menjawab dengan geram kebingungan Adham.

Mengejar Cinta SUAMI KU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang