Part 24

106K 4.3K 146
                                    


Adham sangat bersyukur karena kondisi Adiba semakin membaik. Walaupun Adiba belum membuka matanya, tapi semua alat alat yang tadinya menempel pada tubuh Adiba sudah di lepas.

Flashback.

"Pasien sudah membaik. Ini suatu keajaiban. Kami hampir saja kehilangan pasien karena racun yang menyerang tubuh pasien sangat cepat menyebar. Untungnya pasien cepat memberikan reaksi. Kalau tidak saya tidak tau apa yang terjadi sekarang, Dan sepertinya pasien juga masih ingin bersama kita. Ia berhasil melawan racun itu agar tidak menyebar ke otak nya. Kami juga akan melepas alat alat yang menempel pada tubuh pasien. Dan sebentar lagi, pasien akan di pindahkan ke ruang rawat inap" dokter menjelaskan dengan detail.

Ya, Tia sempat menyuntikkan cairan ke dalam infusan Adiba yang ternyata adalah racun.

Adham begitu bahagia mendengar kabar baik ini. Ntah Adham harus bersyukur atas tindakan Tia atau malah sebaliknya.

Adham tidak peduli. Yang ia pedulikan adalah kondisi Adiba yang semakin membaik.

Flashback off

Sekarang ini, Adham semakin gencar dalam menjaga Adiba. Ia tidak sabar ingin melihat Adiba membuka matanya.

Setelah mendengar kabar baik mengenai kondisi Adiba, senyum di wajah nya tidak pernah luntur. Wajah nya lebih cerah dari beberapa bulan belakangan ini.

Adham juga semakin sering merawat dirinya. Karena ia ingin saat Adiba membuka mata, yang Adiba lihat adalah Adham saat menjadi suaminya, bukan Adham yang belakangan ini sangat kacau dan sedikit berantakan.

Hari sudah malam, Adham juga sudah merasa lelah seharian ini harus menunggui Adiba dengan terus terjaga sepanjang hari.

Adham membaringkan tubuhnya di sofa kecil yang tidak mampu menampung keseluruhan tubuhnya. Karena sofa yang begitu kecil, saat tidur kaki Adham harus menggantung di salah satu tangan sofa.

Pastinya akan terasa pegal dan sakit saat Adham bangun di pagi harinya. Tapi Adham tidak peduli. Ia tetap ingin berada di rumah sakit sampai Adiba sembuh total.

*****

Adiba berjalan sambil menggandeng tangan seorang anak. Tiba tiba langkah mereka terhenti saat seseorang dengan wajah tak terlihat menghalangi mereka.

"Bunda. Sampai disini saja. Aku harus pergi" ucap anak itu.

"Pergi kemana?? Bunda ikut dengan mu"

"Tidak bunda. Bunda tidak boleh ikut. Bunda lihat kesana" anak itu menunjuk ke belakang.

Adiba berbalik melihat apa yang ditunjukkan oleh sang anak. Disana Adiba melihat Adham berdiri dan sedang memperhatikan mereka.

"Ayah menunggu bunda kembali. Kembalilah pada Ayah, bunda. Disana masih banyak orang yang menunggu bunda. Aku menyayangimu bunda" anak itupun melangkah semakin jauh.

"Tunggu.." seru Adiba sambil berlari mengejar anak itu, dan tiba tiba...

Bugh

Adham tersentak dari tidurnya mendengar suara itu.
Saat Adham membuka mata, betapa kaget nya ia melihat Adiba terbaring di lantai.

"Adiba" pekik Adham kaget.

Adham langsung menghampiri Adiba yang terjatuh dari brankar. Apa yang terjadi sampai Adiba bisa terjatuh seperti itu??

Adham mengangkat tubuh Adiba dari lantai dan membaringkannya kembali ke atas brankar. Setelah selesai memakaikan selimut pada Adiba, Adham yang hendak kembali ke sofa mengurungkan niatnya dan kembali duduk di samping brankar.

Adham menjatuhkan kepalanya di brankar, tangan Adham terulur menggenggam tangan Adiba. Saat akan kembali ke alam bawah sadar, tiba tiba Adham merasakan pergerakan dari tangan Adiba.

Adham mendongakkan kepalanya dan melihat mata Adiba perlahan mulai terbuka. Sampai mata Adiba terbuka sempurna, Adham diam tak bergeming.

Adiba membuka matanya, dan yang pertama ia lihat adalah sosok Adham yang melihat padanya tanpa berkedip, bahkan Adham seperti patung tanpa bergerak sedikitpun.

Perlahan Adiba manarik bibirnya membentuk sebuah senyuman kecil yang masih dapat dengan jelas terlihat oleh Adham.

"Mas" panggil Adiba dengan suara pelan.

Adham tersadar, kini Adham salah tingkah di hadapan Adiba.
"A..Adiba?? Ka..kamu butuh sesuatu??" tanya Adham kikuk.

"Diba haus mas" dengan cepat Adham mengambilkan air untuk Adiba.

Adham kembali duduk setelah membantu Adiba minum. Adham tidak bersuara, ia hanya memperhatikan Adiba tanpa berkedip.

"Mas.." panggil Adiba tapi tidak di jawab oleh Adham.
"Mas.." panggil Adiba sekali lagi.

"Ha?? Kenapa?? Kamu mau sesuatu atauu.."

"Gak mas, Diba gak mau apa apa. Mas kenapa diam aja??" tanya Adiba.

"Tidak, aku hanya merasa bahagia bisa melihat mu lagi" Adiba tersenyum.
"Istirahat lah, ini masih malam. Besok yang lain akan datang" Adiba mengangguk dan mulai memejamkan matanya.

Setelah Adiba tertidur, sambil menggenggam tangan Adiba dan meletakkan kepalanya di samping Adiba, Adham pun ikut tertidur dalam posisi duduk.

Adham membuka matanya saat merasakan Adiba tidak berada di brankar. Adham takut, kalau Adiba pergi meninggalkan dirinya untuk yang kedua kalinya.

"Adiba" Adham memanggil Adiba tapi tidak ada jawaban.

Adham keluar mencari Adiba. Setiap orang, dokter, dan perawat yang melintas tidak satu pun di lewatkan Adham untuk bertanya apakah mereka melihat Adiba.

Adham kembali ke ruangan Adiba dengan wajah yang penuh peluh dan terlihat tidak semangat.

Saat tiba di dalam, Adham melihat Adiba berada disana dan sedang berbicara dengan Zein.

"Mas, mas dari mana saja?? Kenapa mas berkeringat seperti ini??" tanya Adiba pada Adham yang berjalan mendekatinya.

Tanpa menjawab, Adham memeluk tubuh Adiba. Adiba sempat kaget, beberepa detik kemudian ia tersenyum.

"Jangan pergi Adiba" ucap Adham.

"Diba gak pergi mas, Diba ada disini" Adham menguraikan pelukannya pada Adiba.

"Aku cariin kamu kemana mana. Kamu dari mana aja??" tanya Adham penuh ke khawatiran.

"Tadi Zein bawa Diba keluar. Awalnya Diba mau bangunin mas Adham, tapi Diba gak tega. Mas tidurnya sangat nyenyak"

"Kalau perlu apa apa atau kamu mau pergi kemanapun, katakan saja. Walau aku sedang tidur sekalipun" Adiba mengangguk.
Adham memeluk Adiba kembali.

Tidak bisa di pungkiri, Adiba juga merasa bahagia dengan perhatian yang Adham berikan. Karena sesungguhnya perasaan Adiba masih utuh pada Adham.

Zein mencelos pergi dari sana. Ia tau, Adiba dan Adham membutuhkan waktu untuk bersama.

Saat Zein datang dan melihat Adham yang menggenggam tangan Adiba dengan erat meskipun dalam keadaan tidur, dan juga melihat kesungguhan Adham dalam menjaga dan merawat Adiba selama di rumah sakit. Zein tau apa yang membuat Adham melakukan semua itu.

Cinta.
Benar, Adham mencintai Adiba. Dan sekarang, Zein memilih mundur dan merelakan Adiba yang juga masih mencintai Adham.

Tapi Zein tidak akan melakukan itu lagi jika Adham mengulangi kesalahan yang sama.

End>>>>>>>










Lanjut gak??😆

Mengejar Cinta SUAMI KU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang