Setelah sadar, kondisi Adiba dinyatakan pulih oleh dokter. Tidak ada yang perlu di hawatirkan lagi. Dan rencananya, Adiba akan pulang besok pagi.
Tapi tunggu dulu. Adiba tersadar akan sesuatu. Kemana ia akan pulang?? Ke rumah Adham??
Adiba baru menyadari bahwa ia dan Adham sudah tidak memiliki hubungan pernikahan lagi.
Tentu saja, bukankah Adiba sendiri yang menandatangani surat perceraian itu dan memberikannya pada Adham melalui Galih.
"Hei, kenapa melamun, apa yang sedang kamu pikirkan?? Apa ada sesuatu yang mengganggu pikiran mu??" tanya Adham membuyarkan lamunan Adiba.
Sedari tadi Adiba memang melamun memikirkan kemana ia esok akan pulang.
"Ha?? Gak ko mas. Diba gak papa" jawab Adiba.
"Hmm, baik lah. Aku sudah membelikan mu makan. Kamu makan dulu ya, biar aku suapin"
"Gak usah mas, Diba bisa sendiri"
"Kamu yakin??" Adiba mengangguk.
"Baik lah" Adham memberikan mangkuk berisikan makanan itu pada Adiba.Adham merasa ada yang aneh dengan Adiba. Wajah Adiba tampak lebih murung sejak kedatangannya setelah membeli makanan.
Bukan hanya Adham yang merasakannya, Zein yang berada di sana juga merasa begitu. Sejak kedatangan Zein beberapa waktu yang lalu, Adiba terlihat sangat tidak bersemangat. Padahal sebelumnya Adiba sangat bersemangat saat mengetahui ia akan pulang.
Selesai makan, Adiba memilih tidur dan mengabaikan keberadaan Adham dan juga Zein disana.
Kedatangan seseorang membuat Adiba kembali membuka matanya yang baru saja mulai ia pejamkan.
"Hai Adiba" sapa Loly saat memasuki ruangan.
Ya, orang itu adalah Loly. Ntah apa tujuan Loly datang kesana."Hai juga Loly" balas Adiba ramah.
Kini Adiba juga baru menyadari bahwa Adham dan Loly akan segera menikah. Dan harapan Adiba untuk kembali pada Adham sudah tidak ada.
"Loly, apa kamu lakukan disini??" tanya Adham, ia terkejut melihat kedatangan Loly ternyata.
"Belakangan ini kamu sangat susah di hubungi mas, dan aku tau aku akan bisa bertemu dengan mu disini. Dan benar saja, kita bertemu. Ada yang ingin aku bicarakan mas"
Adham langsung menarik tangan Loly keluar dari sana. Karena merasa penasaran, Adiba ingin mendengar apa yang mereka bicarakan.
"Kamu mau kemana??" tanya Zein saat Adiba ingin meninggalkan brankar.
"Zein, bisa tolong aku?? Aku ingin mengikuti mereka"
"Untuk apa??"
"Ntah lah, aku hanya ingin. Tolong lah Zein"
Zein menghela nafas, lalu mendekatkan kursi roda untuk Adiba.Adiba memang masih harus memakai kursi roda karena luka di kakinya yang masih belum mengering.
Setelah membantu Adiba duduk di kursi roda, Zein pun mendorong kursi tersebut lalu mengikuti Adham dan Loly.
Setelah mendapat posisi terbaik, Adiba dan Zein mulai mendengarkan percakapan Adham dengan Loly.
"Mas, besok adalah hari pernikahan kita" ucap Loly.
Adiba menutup mulutnya tidak percaya. Ia tau kalau Adham dan Loly akan menikah, tapi ia tidak menyangka akan secepat ini.
Pertahanan Adiba hancur, air mata menetes begitu saja melewati pipinya.
Adiba memegangi dadanya yang terasa sesak. Sangat sesak seakan Adiba merasa hampir kehabisan nafas."Bawa aku pergi Zein" pinta Adiba yang langsung di turuti oleh Zein.
Adham kembali ke ruangan Adiba, disana Adham tidak menemui keberadaan Adiba dan juga Zein.
"Kemana mereka??" gumam Adham.
Adham hanya bisa menunggu, karena ponsel Zein tidak bisa di hubungi. Adham masih berfikir positif kalau Adiba mungkin sedang keluar sebentar bersama Zein.
Tapi Adham semakin bingung saat dua orang perawat memasuki ruangan itu dan merapikan semuanya.
"Maaf sus, kenapa kamar ini di bersihkan. Padahal pasien keluarnya besok" tanya Adham.
"Maaf pak, pasien yang berada di kamar ini sudah keluar 15 menit yang lalu"
"Apa??" pekik Adham membuat kedua perawat itu terlonjak kaget.
"Maaf pak, seperti nya ini milik pasien yang tertinggal" seorang perawat menemukan selembar kertas di atas meja dan memberikannya pada Adham.
Adham mengernyit menerima kertas tersebut. Di kertas tersebut tertulis 'mas Adham".
Adham semakin penasaran dengan isi lembaran itu.
Adham membuka, dan membaca pesan yang di tuliskan Adiba padanya.Assalamu'alaikum.
Saat mas membaca pesan ini, mungkin Diba udah pergi. Maaf untuk yang kesekian kalinya Diba pergi tanpa memberitahu mas dulu.Seharusnya Adiba tau akan jadi seperti ini mas. Dan seharusnya juga, Diba tidak pernah kembali.
Maaf, kalau selama ini Diba udah membuat mas susah dengan keberadaan Diba. Diba harap dengan perginya Diba, mas bisa hidup dengan bahagia.
Dan selamat untuk hari pernikahan mas dan Loly yang akan berlangsung pada esok hari. Semoga keluarga mas nanti nya menjadi keluarga yang samawa. Adiba turut bahagia atas pernikahan mas Adham.
Terima kasih telah merawat Diba selama sakit mas. Diba tidak akan muncul dan merusak kebahagiaan mas lagi.
Dan terima kasih juga untuk setahun lima bulan kebersamaan kita. Diba gak akan lupa mas. Karena mas Adham, Diba mengenal dan merasakan indahnya cinta, dan karena mas Adham juga Diba merasakan sakit karena mencintai.
Sayangnya, Diba tidak pernah merasakan indahnya balasan cinta mas Adham. Tapi sudah lah.
Diba akan selalu mencintai mas Adham. Sekarang, besok dan selamanya.
Adibs Ufairah
Adham meremas lembaran tersebut sampai tidak berbentuk lagi.
Adham benarbenar tidak tau kalau Adiba mengetahui pernikahannya yang akan di laksanakan besok."Kenapa jadi seperti ini??" lirih Adham.
"Arrgghhh" Adham berteriak histeris di ruangan itu sambil mengacak rambutnya frustasi.
Adham tidak peduli dengan tatapan kedua suster yang masih berada disana.
Adham tidak menyangka Adiba benar benar pergi. Satu kesalahan lagi yang Adham perbuat, membiarkan Adiba pergi tanpa menjelaskan semuanya.
Adham kacau, Adham sudah mencari Adiba keseluruh penjuru jakarta tapi tidak juga menemukannya.
Belum lagi Zein yang sampai sekarang tidak bisa di hubungi sama sekali. Adham yakin, Adiba pasti pergi bersama Zein.
Lagi, Adham kehilangan Adiba untuk yang kedua kalinya. Dan kali ini, Adham merasa kepergian Adiba telah membawa pergi jiwa nya.
Pendek bangettttt...
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengejar Cinta SUAMI KU
Chick-Lit#6 in Chicklit 23 juni 2018 Aku tau mas Adham tidak mencintai ku. Tapi salah kah aku bila mengharapkan cinta nya?? cinta suami ku sendiri Adham Faiz Al Arkhan.. ~Adiba Ufairah~