Part 6

6.1K 1K 54
                                    

"Aku ingin segera tahu kenapa aku ada di sini!" seruku tegas.

Aku mulai merasa hanya membuang waktuku di sini. Kotaku sedang dilanda bencana, temanku kritis, ibuku meninggal dunia, adikku kesepian, ada banyak hal yang harus kuurus daripada harus berada di sini dengan empat orang asing yang menurutku aneh.

"Sebelum itu biarkan aku memberi salam yang baik. Selamat datang di Dark Mortal Agency!"

"Hah?!"

"Kami adalah sebuah agen yang berjalan di bawah tanah. Air juga termasuk. Yang jelas, kami sebuah agen rahasia."

"Kami bukan orang yang sekali menyelesaikan misi kemudian membiarkan para jurnalis meliput kami," sahut De dingin. Ini pertama kalinya aku mendengarnya bicara. Dan aku rasa, dia menyindirku.

Aku hanya meliriknya.

"Apa alasan kalian memaksaku ke sini?!"

"Kami ingin mengajakmu kerjasama."

Aku menatapnya datar. "Kau bercanda, kan?"

Wajah Kahuko yang sejak tadi menampilkan senyuman kini menjadi sangat serius. "Kami bukan agen main-main."

Aku menyipitkan mata. "Aku tidak mengenalmu dan kau tiba-tiba mengajakku bekerja sama. Bagaimana aku tidak curiga?

Kahuko menghela napas. "Kau benar. Kau tahu aku mau meminta kau bekerja sama dengan kami untuk memburu Si Pria Bisu."

Dahiku berkerut. "Si Pria Bisu?"

"Ellard Demitro."

Dahiku semakin berkerut. "Siapa?"

Nama itu sangat asing ditelingaku.

"Seseorang yang ada di benda lingkaran milikmu."

Aku terperanjat. Bagaimana dia bisa tahu? Aku menatapnya tajam. Dengan ucapannya yang seperti itu, dia semakin memperjelas bahwa dia memang bagian dari orang itu. Aku menggertakkan gigi. "Kenapa kau justru ingin melawan bosmu?"

Kahuko mengernyitkan dahi. "Bosku? Bagaimana kau bisa berpikir dia bosku?"

"Lalu dari mana kau tahu kalau aku punya benda itu?"

Kahuko mengerlingkan mata. "Kami mematai-matai suruhannya. Kami menyelidiki semuanya. Tapi pria ini dia punya seribu data palsu yang sangat tampak nyata. Kami ingin menyelamatkan kotamu. Hanya saja kami salah mengira waktu dia melancarkan aksinya. Bom yang dia gunakan mungkin hanya sekecil kutu yang membuat kami juga tidak menyadari kapan orang-orang suruhannya menanamnya."

"Aku masih tidak percaya padamu."

Kahuko menghela napas panjang. "Kau sudah beranjak dewasa, Carissa. Kau juga sudah punya banyak pengalaman. Kau seharusnya bisa tahu mana yang baik dan buruk, mana yang terlihat berpura-pura atau tidak. Untuk apa aku meminta bantuanmu kalau hanya kamu yang bisa mengakses keberadaannya?"

"Hanya aku?"

Kahuko mengangguk. "Benda itu yang dia berikan padamu, namanya circlesec. Benda itu memiliki sensor wajah di mana benda itu hanya bisa dibuka jika sensor itu mengenali wajah yang telah didata olehnya. Dan circlesec hanya bisa dibuka untuk satu orang."

"Si pria yang mengirimiku pesan lewat benda lingkaran itu? Dia tidak bisa?"

Kahuko menggeleng. "Sebelum diaktifkan sensornya, benda itu bisa dibuka oleh siapa saja. Tapi setelah diaktifkan, maka benda itu hanya milik satu orang."

"Tapi aku tidak pernah bertemu dengan pria itu? Bagaimana dia bisa mendata wajahku sebagai sensor?!" tanyaku lagi. Ini menjadi tidak masuk akal. Aku tidak pernah bertemu dengan pria asing yang beberapa menit lalu membuatku naik pitam.

The Lost CityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang