Epilog

1.3K 195 45
                                    

Enam Tahun Kemudian....

"Paman Li harus datang!" Carissa menggebu-nggebu.

"Kalau paman tidak sibuk dan kondisi sehat paman pasti datang, Carissa."

"Ini hari bahagiaku, Paman. Semuanya datang. Paman sudah kuanggap keluarga sendiri.

"Astaga! Masa kalau jantung paman kambuh kau tetap memaksaku datang?"

Carissa meringis. "Eh, bukan begitu. Tapi..."

"JAVERA! ITU BURUNG PAMAN KOK HILANG?! KAU HABIS KASIH MAKAN LUPA TUTUP SANGKARNYA YA!"

Seruan Paman Li di seberang telefon membuat Carissa tersentak dan terkejut. Carissa tertegun.

"Astaga, Paman! Javera kelupaan!"

Samar-samar dia mendengar suara berat membalas ucapan Paman Li. Napas Carissa tertahan. Dia tidak pernah lupa dengan suara itu.

"Ah, Carissa. Sudah dulu ya, nanti paman telefon lagi. Paman pasti akan datang. Sampai jumpa!"

Sambungan terputus tanpa sempat Carissa mengatakan apa pun. Zen yang sedang memandangi souvenir pernikahan mereka menyadari ada sesuatu yang tidak beres dari raut wajah calon istrinya itu.

"Hei, apa ada sesuatu?" tanya Zen sambil mendekati Carissa.

Carissa menatap Zen. "Aku tahu di mana Javera."

***

Javera baru saja pulang berburu burung untuk menggantikan burung Paman Li yang kabur. Sebenarnya ini bukan salahnya sepenuhnya. Sekarang semua sudah serba modern. Sangkar burung otomatis menjamur di mana-mana tapi pamannya itu bersikeras untuk membuat sendiri sangkar burung model tradisional. Katanya biar burungnya nyaman karena pamannya membuat sangkarnya dengan sepenuh hati dan kasih sayang. Nah, tapi apa nyatanya? Burungnya tetap saja pergi.

Tapi hari ini dia belum mendapatkan burung baru. Sebenarnya dia juga tidak terlalu niat untuk berburu tadi. Dia bertemu dengan teman-temannya dan menghabiskan waktu bersama mereka.

"Ada surat untukmu. Aku sudah meletakkannya di kamarmu," kata Li.

"Eh, surat dari siapa?" tanya Javera heran. Seumur hidup dia pindah ke sini dia tidak mengenal seseorang dari luar.

"Carissa."

Javera mendelik. Li Tersenyum kecil. "Maaf ya, kemarin paman keceplosan waktu tahu burungnya paman hilang/"

Javera mengabaikan ucapan pamannya dan segera menuju kamarnya. Dia tertegun melihat dua buah surat dan sebuah kotak beludru hitam di atas mejanya. Javera mendekat. Itu bukan surat biasa. Yang satu memang surat yang telah terbuka, Javera yakin pamannya sudah membaca. Orang tua itu selalu ingin tahu banyak hal. Tapi surat satunya yang tidak biasa. Yah, sebenarnya itu tidak bisa dibilang surat.

Kepada Javera,

Halo! Apa kabar? Semoga kau selalu baik-baik saja di sana. Maaf kalau aku mengirimkan surat ini dan membuatmu merasa tidak nyaman. Tapi kami semua merindukanmu.

Aku tidak akan menuliskan surat panjang lebar. Aku hanya ingin mengatakan kau sangat hebat selama ini. Kau selalu berani memilih jalan hidup yang kau yakini. Mungkin kau ragu. Tapi kau berani untuk keluar dari zona nyamanmu.

Jav, disini banyak orang yang ingin bertemu denganmu. Teman-temanku bahkan ingin berjumpa denganmu hanya lewat ceritaku. Kahuko, Al, Ve, dan De, mereka merindukanmu. Bersama undangan pernikahanku dan Zen, maukah kau datang? Aku mengirimkan semua undangan secara digital, tapi khusus untumu aku dan Zen memberikan versi nyatanya. Bersama satu kotak hadiah yang aku kirimkan untukmu. Buka dan bacalah surat di dalamnya. Semoga kita bisa segera bertemu."

Salam,

Carissa

Javera melirik kotak beludru hitam. Dia meletakkan surat itu dan kini dia membawa benda itu ke kasurnya. Dia membuka penutupnya. Javera melongo. Sebuah berlian. Ada sebuah kertas lagi di dalamnya. Javera mengambil dan membacanya.

Aku mendapatkan berlian ini ketika aku berada dalam titk paling rendah dalam hidupku. Seseorang memberikannya padaku agar aku selalu ingat betapa berharganya berlian ini. Sama seperti diri kita. Berlian ini berasal dari atom yang sama dengan isi pensil yang selalu kita buat tulis dahulu. Tapi lihat, batu ini sangat indah dan memukau. Tidak banyak orang yang bisa memilikinya. Berbeda sekali dengan isi pensil yang selalu diremehkan orang, Kau tahu kenapa? Karena batu indah ini letaknya bermil-mil di permukaan bumi. Butuh keadaan ekstrim agar terbentuk batu yang indah seperti ini. Dipanaskan dengan suhu yang sangat tinggi. Semakin tinggi tekanannya, semakin indah dirinya. Sama seperti kita. Kita butuh ditempa untuk jadi kepribadian yang baik. Banyak kekecewaan dan kesulitan yang datang, tapi kita harus berani menghadapinya. Aku tidak tahu apa kau sudah berhasil lolos dari masa lalumu, tapi aku harap kau selalu percaya bahwa kau adalah orang yang berharga. Seburuk apa pun yang sudah kau lakukan di masa lalu, itu tidak penting. Biarlah itu tetap dikenang sebagai pelajaran. Karena hal yang paling penting adalah apa yang akan kau lakukan di masa depan.

Javera menghela napas panjang. Dia menyentuh batu berlian itu dan ditatapnya dengan seksama. Kilaunya yang indah membuat Javera takjub dalam hati. Sesekali dia melirik surat yang barusan dia baca.

Javera meletakkan kembali batu itu di dalam kotan dan menutupnya. Dia berjalan menuju meja dan mengangkat undangan pernikahan Carissa dan Zen. Dia tersenyum kecil. Masa lalu itu kembali menyapa dan menyesakkan dadanya. Tapi kali ini ada rasa ketenangan yang ikut merayapi. Carissa benar. Semuanya harus dihadapi. Dia tidak boleh lari.

Javera berjalan menuju jendela. Semburat senja menghiasi langit di luar sana. Sinar kemerahan mentari memancar di sisi barat. Akhir memang tidak selalu indah. Tapi akhir tidak selalu buruk juga, kan?

Javera tersenyum. Dia akan kembali menjemput dunianya di luar sana.

-SELESAI-

WAH! AKHIRNYA SELESAI!

Mohon maaf kalau cerita ini geraknya kayak siput lambat banget :") dan maaf juga kalau ceritanya tidak sesuai dengan apa yang kalian harapkan. Karena jujur aja waktu aku berusaha menyelesaikan cerita ini, perkuliahnku juga lagi sibuk dan karena jarak kampusku yang jauh aku selalu kecapekan kalau sampai dirumah. Nah, karena lagi #dirumahaja aku berusaha menyelesaikan cerita ini dan akhirnya aku sampai di akhir cerita.

Walaupun cerita ini banyak kurangnya, semoga pesannya tetap tersampaikan ya ke kalian! Jangan lupa untuk terus mendukung karya-karyaku ya! Oh ya, bagi yang belum beli STAND UP dan kalian pengen beli STAND UP kalian bisa cari di SHOPEE dengan kata kunci STAND UP NISA FATIMAH atau langsung aja hubungi penerbitnya melalui kontak yang ada di ig millenium_publisher.

Oh ya! Jaga kesehatan ya semuanya! Kalau harus keluar rumah, pastikan kalian memenuhi protokol kesehatan. Stay safe! Dan semoga pandemi ini cepat berakhir :") Aku kangen kuliah di kampus huhuhuhu....

Kalau ada yang mau memberikan kesan pesan dipersilakan ya! Jangan lupa juga baca karyaku yang lain ^^

The Lost CityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang