3. Jadi Sering Bertemu

6.1K 646 77
                                    

Dikawinin sama yang modelan Jinyoung ya gak nolak.

•••

Bian sebenarnya enggak nolak-nolak banget sih perjodohan enggak jelas di zaman millenial seperti ini, yang bikin dia menerima adalah karena calonnya itu Park Jinyoung, guru matematika terfavorit di sekolah. Murid segitu banyak aja dia bisa mengurusnya dengan mudah apalagi kalau rumah tangga.

Sekarang ini dengan berat hati Bian membolos dan pergi bersama Jinyoung untuk mengukur baju pengantin beserta cincin pernikahan.

Kalau disuruh memilih, Bian lebih baik masuk hari ini dan bertemu Jinyoung sebagai guru matematikanya, bukan sebagai calon suaminya yang hm kadang jutek kadang bawel.

"Ayo turun--" Belum selesai Jinyoung berbicara Bian sudah terlebih dulu turun dari mobil memuakkan itu dan masuk ke butik. Ia segera mencari pelayan dan mengatakan baju pengantin pesanan atas nama pasangan Park Jinyoung dan Kim Bian.

Enggak perlu waktu lama bagi Bian untuk mengganti pakaiannya menjadi pakaian pengantin lalu menunjukkannya di depan Jinyoung.

Alis Jinyoung saling bertautan.

"Ganti ganti. Saya enggak suka."

Bian mendengus sebal lalu mengatakan maaf kepada pelayannya dan meminta untuk mencarikan unit lainnya. Begitu terus hingga unit ke tujuh. Alasan Jinyoung sih bermacam-macam.

"Terlalu ramai."

"Terlalu polos."

"Punggung kamu itu kebuka banget nanti kamu masuk angin."

"Roknya kepanjangan."

"Roknya terlalu pendek untuk ukuran baju pengantin."

"Belahan dadanya kelihatan itu kan hak saya. Cepet ganti."

Alasan terakhir sukses membuat Bian mati kutu karena itu frontal banget. Mbak pelayan sampai tersenyum maklum melihat calon pengantin laki-laki.

"Calon suaminya perhatian sekali ya mbak, aduh jadi iri saya."

Akhirnya unit kedelapan Jinyoung mau tidak mau menerima karena Bian menatapnya tajam. Setelah Bian selesai dengan bajunya, kini giliran Jinyoung.

Benar kata orang, kalau orang dasarnya udah ganteng mau dipakaikan baju sejelek dan sebagus apa juga tetep ganteng. Contohnya Jinyoung ini. Baru baju pertama, Bian udah dibuat geleng-geleng enggak tahan dengan pesonanya.

"Kenapa? Menurut kamu aneh?"

"Eh?"

Bian punya ide. Karena dia masih kesal karena Jinyoung berkali-kali menyuruhnya ganti baju, maka kini giliran dia.

"Itu aneh, pinggangnya kelihatan kekecilan."

Akhirnya Jinyoung ganti. Begitu terus hingga stok keempat. Jinyoung mulai capek.

"Kamu jangan bercanda ya, saya udah capek."

Bian mendecih pelan, baru baju begitu saja sudah mengeluh capek. Enggak mikir kan dia bagaimana perjuangan Bian mengganti pakaiannya hingga delapan kali.

"Ya udah, Bian suka yang pertama tadi."

Jinyoung menggeram kesal, "Saya ambil sesuai yang calon istri saya bilang ya."

Setelah selesai dengan baju dan segala aksesorisnya kini keduanya menuju toko perhiasan untuk mengukur dan tentunya memilih cincin pernikahan mereka sendiri. Bian ingin miliknya diukir nama Jinyoung menggunakan inisial saja di bagian dalam, sedangkan Jinyoung ingin milik Bian dibentuk besar di luar dengan inisial namanya. PJY, Park Jinyoung.

Teacher; Park JinyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang