Tahun ajaran baru, semangat baru. Itu yang Jinyoung sampaikan sebelum Bian memulai hari-harinya sebagai senior di SMA Garuda.
Untuk menghindari fitnah yang mungkin saja timbul jika Bian berangkat bersama dengan Jinyoung, Jimin ditugaskan untuk mengantar jemput sekolah tuan putri selama waktu yang telah ditentukan.
Mengapa tidak memilih Seokjin saja, alasannya sih Jimin dari rumah ke kampus itu melewati gedung apartemen Bian-Jinyoung dan juga sekolah. Kalau Seokjin yang melakukannya alih-alih Jimin, itu tentu memakan waktu dan tidak efektif.
Lagipula Jimin juga enggak terlalu famous di SMA Garuda.
Enggak banyak yang tahu kalau Jimin itu adik kandung dari guru ganteng idaman Park Jinyoung. Itu disebabkan oleh Jinyoung yang enggak sering mengunggah kedekatannya dengan Jimin di sosial media.
Buat apa di sosmed kelihatan deket padahal aslinya enggak?
Pencitraan.
Buang-buang kuota juga kan.
Jinyoung rugi berapa megabyte kuota hanya demi menunjukkan betapa dekatnya dia dengan sang adik.
Mending uang kuota itu dia tabung untuk membeli rumah baru.
Jinyoung sudah proses membeli rumah dan sekarang proses mencicil. Bian tidak mengetahui hal tersebut karena rencananya rumah itu akan ditempati setelah Bian melahirkan anak pertama mereka. Dan yang tentu, tidak tahu kapan waktu itu akan datang.
"Makasih Kak Jimin!" Bian melambaikan tangannya ke arah Jimin yang mulai menjauh dari teritori sekolah.
Dibonceng Jimin itu asik, soalnya dia kalau mengendarai motor tahu teknik mengebut dengan baik dan benar. Asik salip-menyalip mobil dan becak. Cuman ya kekurangannya hanya di Jimin yang suka modus, seperti ngerem mendadak. Biar saja nanti Bian adukan ke Jinyoung.
Chaeyeon yang baru datang juga menyenggol lengan Bian yang hendak melewati gerbang sekolah.
"Pacar baru?"
Bian menoleh dan memilih tidak menjawab pertanyaan Chaeyeon. Masih berpikir jawaban apa yang cocok untuk dilontarkan. It's mean who is Jimin for Bian? Tidak mungkin kalau Bian bilang bahwa Jimin adalah adik iparnya.
"Kabar lo sama Jeka gimana? Ada kemajuan?"
Bian menjentikkan jarinya cepat di depan wajah Chaeyeon. "Gue butuh saran lo buat nolak Jungkook." Lalu pergi mendahului menuju kelas baru.
Chaeyeon menatap punggung temannya itu. Setahu dia, Bian itu bucin Jungkook, begitu pula dengan Jungkook yang juga bucin Bian. Di sekolah itu sudah terkenal, di mana ada Bian pasti ada Jungkook, tapi di mana ada Jungkook belum tentu ada Bian. Hubungan keduanya juga tanpa status, dan Bian pernah bilang kalau ingin Jungkook memperjelas status mereka dengan memintanya menjadi pacar. Tetapi mengapa tiba-tiba dia menolak Jungkook bahkan sebelum Jungkook memintanya?
Chaeyeon mendapatkan pekerjaan rumahnya di hari pertama masuk sekolah.
"Gila gila gila walas kita Pak Jinyoung!" Seru Jennie di ujung.
Bian memutar bola matanya malas lalu menerima botol yang baru dibuka segelnya oleh Jaehyun.
"Yang sabar ya suami lo dibucinin cewek kelas."
Bian memutar bola matanya malas dan berdecak sebal. "Manalagi gue jadi ketlasnya. Habis gue digarap Jinyoung."
Jaehyun memukul kepala Bian agak keras, "Omongan disaring. Garap-garap lo kira apaan."
"Ya maksud gue, gue jadi babu kelas juga sekalian babunya walas."
Jaehyun merebut botol minum Bian dan menuangkannya di mulutnya ala-ala pesepak bola.
KAMU SEDANG MEMBACA
Teacher; Park Jinyoung
Fiksi PenggemarLika-liku Park Jinyoung yang istrinya itu muridnya di sekolah. "Lho berarti kamu istri saya dong?" alvatair, 2018