23. Break Time

4.7K 397 23
                                    

Bian sedih. Dan rasanya itu semua enggak adil.

Kenapa hari Minggu ke Senin itu cepat sekali kaya ngehabisin uang saku bulanan yang ludes buat bayar kas? Sedangkan Senin ke Minggu itu lamaaa banget kaya nunggu Jungkook yang enggak kunjung nembak Bian.

Kalau dibilang Bian berharap ditembak Jungkook terus pacaran ala-ala anak hitz Garuda, jawabannya sudah jelas iya. Tapi itu dulu. Sekarang enggak. Perasaannya ke Jungkook sudah bisa ia tahan dan kurangi perlahan.

Bian meminum coklat dinginnya dengan santai sambil lihatin Jaehyun yang mirip orang enggak makan tujuh hari tujuh malam.

Emang ada?

"Lo makan bisa santuy enggak sih?"

"Duh, komen mulu kaya lambe turah."

Bian berdecak sebal lalu mendorong mangkuk baksonya yang tersisa tiga bakso ke hadapan Jaehyun. Di ekspetasi Bian, Jaehyun akan langsung menyambarnya tanpa tahu diri, namun realita menohoknya dengan Jaehyun yang mengembalikan mangkuk tersebut ke tempatnya semula.

"Lo ngasih makanan sisa ke pangeran?"

Bian mencibir lalu mengambil garpunya dan bersiap memakan baksonya. "Kalo gamau yaudah. Sok-sokan nolak, padahal biasanya kalo gak dibawain sendok pasti minjem sendok bekas gue."

Jaehyun merebut garpu di tangan Bian dan menusuk ketiga bakso tadi lalu memakannya. "Puas lo tuan putri?" Ujarnya setelah berhasil mengunyah dan menelan baksonya.

"Berisik lo ah prajurit."

Rasanya masih emosi aja padahal ini sudah hari keempat dia kedatangan tamu. Belum lagi tadi pagi, Jimin yang nyenggol mobilnya tante-tante. Kena semprot, sama tante-tante. Manalagi bajunya kurang bahan sampai belahannya kelihatan. Jimin yang dimarahin ya iya-iya aja, matanya lihat ke belahan sih.

"Lo masih laper ya? Ini gue kasih duit buat beli makan." Jaehyun meletakkan uang sepuluh ribu di meja. Agak merasa bersalah sih merebut tiga baksonya Bian.

"Gue masih punya duit ya, bye." Ujar Bian sarkas lalu beralih ke stand siomay. Lagi ngidam siomay soalnya, pakai bumbu kacang yang banyak terus pake sambel. Bayangin siomay kukus yang empuk bakalan enak kalau dimakan pas anget-anget.

Jadi ngiler anjir gue ngetiknya.

Ya semoga aja siomaynya enggak kena sita lagi sama mulut bagong Jaehyun.

"Siomay emang kenyang?" Sinis Jaehyun yang melihat Bian membawa piring berisi siomay lengkap bumbu kacangnya.

"Iyalah, emang lo?"

Jaehyun mencibir, "Sok-sokan diet, gue jajanin mekdi juga enggak nolak."

"Ada bukti dong. Lo gapernah jajanin gue mekdi." Bian menyendokkan potongan siomay kukus ke mulutnya.

Jaehyun membulatkan matanya enggak terima, "Yang waktu itu nonton apa itu kan gue yang bayar njeng."

"Ye santuy, itu kan texas, bukan mekdi."

"Sama aja, adinda." Cibir Jaehyun.

Jaehyun merebut ponsel Bian yang tegeletak di atas meja. Lalu menempelkan jarinya di fingerprint scanner. Kebiasaan Jaehyun tuh, memori semua orang pasti ada sidik jarinya Jaehyun.

Dia gulir-gulir galeri Bian mencoba mencari fotonya yang kelihatan ganteng gitu bos. Niatnya mau ngebajak  akun instagram Bian.

Setelah menemukan apa yang dicarinya, Jaehyun langsung mengunggah foto gantengnya waktu di perpustakaan kota yang kapan hari dia kunjungi bersama Bian dan salah satu teman sejawat IPSnya, Johnny.

Teacher; Park JinyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang