5. Jeprey as Jeffrey

5.3K 549 45
                                    

Pas banget waktu Bian buka kamar si Jeprey udah bobok manis di ranjangnya sambil baca komik sainsnya Bian.Pecinta sains sejak kecil dan rak bukunya banyak tersusun rapi komik sains. Alasannya memilih komik adalah mudah dipahami dan berwarna.

"Jep,"

Jaehyun menoleh lalu fokus lagi pada bacaannya. "Pulang sama cowok lo? Gue kok enggak pernah liat sepupu lo yang itu?"

Bian mendudukkan dirinya pelan di ranjangnya, tepat di sebelah Jaehyun yang masih berbaring. Biasanya sih Bian enggak sungkan buat langsung join tiduran di sebelah Jaehyun, sambil peluk-peluk atau pencetin perutnya Jaehyun yang banyak lemaknya kebanyakan makan McD. Tapi kali ini rasanya beda, Bian kaya canggung banget sama Jepreynya.

"Jep, dengerin gue dong. Mau cerita nih, gatau harus cerita ke mana lagi. Kak Jin juga kaya bukan di pihak gue." Bian merebut gulingnya yang daritadi diapit oleh kaki Jaehyun.

"Cerita aja. Ini topiknya lagi bagus, bahas pubertas cewek."

"Ah lo mah demennya liat tete mulu."

"Yah abisnya kalo liat punya lo rata, njir."

Bian mencibir, "UKK kapan, Prey?"

"Sepuluh hari lagi, santai, masih lama."

"Berarti lima hari lagi gue nikah, Prey."

Jaehyun langsung menggulingkan badannya kasar dan duduk menatap teman cewek terdekatnya itu. Kemudian setelah melihat raut datar Bian, Jaehyun mencibir, tidak percaya. Habisnya Bian sering membual tentang dirinya adalah istrinya June iKon. "Halah, dasar bucin lo." Lalu Jaehyun menata bantal Bian lagi dan merebahkan dirinya.

"Gue serius. Gue nikah sama Pak Jinyoung."

Jaehyun berjingkat kaget sampai jatuh terguling. Bian sih cuman duduk anteng lihat Jaehyun yang lagi usap-usap pantatnya.

Jaehyun duduk di samping Bian, sedikit miring agar ia bisa menatap Bian dengan leluasa.

"Pak Jinyoung? Guru mat pujaan cewek-cewek itu?" Bian mengangguk.

Jaehyun mencibir, "Dasar bucin kalian. Enggak percaya gue."

Bian menunjukkan tangan kanannya dimana telah disematkan cincin tunangannya dengan Jinyoung. Dimana cincin itu dipasang oleh Jinyoung tepat hari perjodohan mereka.

Jaehyun masih mencibir, "Paling juga punya bunda lo pinjem. Gak usah ngibulin gue lo."

Bian menghela nafasnya kesal. Percuma saja kalau dia bercerita dengan Jaehyun, toh, sahabatnya itu juga enggak bakalan percaya. "Yaudah, Prey. Sia-sia gue cerita ke lo. Makin depresi gue. Semoga aja gue mati sebelum akad nikah."

Plak.

Jaehyun memukul kepalanya keras guna menyadarkan gadis itu. "Kalo lo mati gue nikah sama siapa? Bukannya lo janji mau nikah sama gue nanti?"

Bian tertunduk lesu. "Gue sih maunya lo nikahin gue sekarang biar gue enggak nikah sama Pak Jinyoung lima hari lagi."

Jaehyun menyilangkan tangannya, "Lo gausah ngekhayal kaya gitu deh. Gue tau lo tergila-gila sama Pak Jinyoung. Tapi ngomong itu yang realistis dikit."

"Gue harus apa biar lo percaya?"

"Coba cium gue."

Bian enggak ragu buat nyium Jaehyun di pipi. Dia juga udah biasa mencium Jaehyun di pipi dan menerima ciuman Jaehyun di pipi dan dahinya.

"Di bibir."

Plak.

Giliran Bian yang memukul kepala Jaehyun.

Teacher; Park JinyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang