12. UKK

4.8K 520 97
                                    

Bian entah harus merasa bersyukur atau menyesal karena absennya berada di tengah-tengah. Biasanya dia pasti ikut ujian sesi satu tapi sekarang ia ditempatkan di sesi dua. Ada enaknya sih di sesi dua, bisa bangun siang, tapi malamnya belajar sampai pagi.

Bian meletakkan tas yang berisi laptopnya di atas meja dengan hati-hati. Di sebelahnya sudah duduk manis teman-temannya yang bermarga Kim juga.

"Lo kok sesi dua?" Tanya Jennie, Bian malas menjawab hanya menaik-turunkan bahunya acuh.

"Bersyukur deh satu sesi sama Bian, jadi ada yang contekin. Hehe." Itu Jaehwan dengan kurang ajarnya colek-colek bahu Bian.

Ya walaupun mereka satu sesi tapi tempat duduknya belum tentu satu baris.

"Eh anak sesi satu kelar tuh." Baejin bersuara seraya menunjuk Guanlin yang keluar pertama dari ruang sidang.

"Eh Lin, susah enggak?"

Bian menebak jawaban yang diberikan Guanlin dari raut wajah lusuhnya, pasti susah banget plus penjaganya nyeremin.

Guanlin mengangguk lesu.

Anak sesi dua auto lemes duluan sebelum ujian.

"Eh tapi ya biasanya kalau sesi satu susah, sesi dua pasti gampang." Ujar Yunhyeong yang baru datang. Yunhyeong itu dikenal sebagai mood maker. Walaupun semuanya lagi sedih karena sebuah kekalahan, Yunhyeong tetap menyemangati walaupun sebenarnya dirinya juga jauh lebih hancur dan sedih.

"Semoga aja." Sahut Jungwoo pasrah.

Kemudian anak sesi satu keluar semua drngan wajah pasrah. Kalau gini caranya mentalnya bisa down duluan sebelum ujian. Tapi kata Jinyoung, harus semangat meskipun kata anak sesi satu soal ujiannya susah.

Dengan mengingat ratusan petuah Jinyoung, Bian memulai ujiannya.

•••

Dua minggu otak Bian dipaksa mengingat ratusan bab dan mengerjakan soal dalam ketegangan. Hari ini, masuk minggu ketiga, Bian akan melaksanakan ujian kenaikan kelasnya yang terakhir, mata pelajaran matematika.

Semalam, ia belajar sampai jam satu, sedangkan Jinyoung menemani hingga jam sebelas saja. Jinyoung mengatakan kalau performanya dalam matematika bagus, tapi tetap saja Bian merasa tidak percaya diri dengan soal ujian besok. Bian sudah mengira kalau soal ujiannya mudah, tapi ia pernah mendengar gosip kalau yang membuat soal ujian kali ini adalah Bu Jessica.

Bian menatap pengawas ruangannya yang sedang menatap satu persatu murid di kelas, kemudian jatuh padanya. Bian buru-buru mengalihkan pandangannya. Sudah dibuat berdebar sama soal ujian matematika tambah ditatap gitu sama pengawasnya yang ganteng.

Itu, Pak Jongin, guru geografi yang pintar kimia. Aneh memang. Menurut Pak Jongin, kemampuannya itu ada di IPS, tapi ketika ia mencoba belajar dan memahami soal IPA, dia jadi ketagihan.

Terlalu pandai ya begitu.

Bian menatap layar laptopnya yang menampilkan soal ujian.

Setiap ujian, siswa memang diminta untuk membawa laptop sendiri dan sekolah menyediakan koneksi Wi-Fi untuk mengerjakan ujian online. Bian kadang kalau malas membawa ya pinjam kepada Chaeyeon, soalnya sudah pasti mereka berbeda sesi. Kalau enggak ya Chaeyeon yang pinjam ke dia soalnya laptopnya dipakai kakaknya, Jung Jinyoung.

Buset, nama Jinyoung pasaran banget.

Tiba-tiba layarnya blank dan putih semua. Bian panik.

"Pak Jongin, ini kenapa punya saya jadi gini?"

Pak Jongin datang menghampiri Bian dan melihat permasalahannya lalu ia menelepon staff sarana prasarana.

Teacher; Park JinyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang