38. Just For Last Event/s

3.9K 322 7
                                    

Ujian masuk perguruan tinggi sudah dekat dan Bian menurut saja untuk tinggal di rumah Jinyoung seperti dulu saat ujian kenaikan kelas. Jinyoung juga sering pulang larut karena mengurus beberapa program akhir tahun seperti wisuda dan pesta prom yang sangat dinanti.

Jinyoung hanya tidak mau Bian tidak tidur hingga tengah larut malam karena menunggunya pulang. Rapat kali ini tidak main-main, walaupun Jinyoung hanya anggota kepanitiaan. Beberapa hari ini rapat diselenggarakan bergilir di rumah tiap-tiap anggota.

Tetapi lebih sering di rumah Chanyeol. Selain bersih, luas, dan juga kosong. Menjadikan rumah bujangan sebagai tempat rapat tidak masalah asalkan si empunya menerimanya.

Bagian konsumsi kan Jinyoung, diambil dari stok kafenya.

Setiap hari rapat, memastikan pada hari perayaan semua sempurna tanpa cacat.

Hari ini rapat diadakan di restoran keluarga milik keluarga Bu Jessica. Beliau tidak ingin rumahnya kotor sehingga ia harus kerja dua kali membersihkannya. Bian mendapat kabar bahwa Jinyoung akan pulang sebelum jam sembilan.

“Mana sih Mas Jinyoung enggak pulang-pulang?”

Jimin menggantikan mama yang pamit tidur duluan karena lelah mengurus rumah. Berdecak sebal, ingin Jimin mengumpat bahwa sekarang masih pukul sembilan lewat satu menit.

“Baru lebih semenit, kakak ipar. Sabar dong.” Jimin menyandarkan punggungnya pada sofa dan memejamkan matanya. Masa bodo dengan Bian yang bolak-balik mengintip jendela. Kalau capek kan berhenti sendiri.

Pukul sembilan lebih tujuh belas mobil Jinyoung memasuki garasi rumah. Bian yang sudah di ujung kesadarannya terbangun dan lari menghampiri Jinyoung. Menyambutnya.

Dari jauh, Jinyoung bisa melihat istrinya yang tengah mengandung buah hatinya menunggu kedatangannya. Hati Jinyoung menghangat. Hari yang pernah Jinyoung nantikan. Lelah dengan pekerjaan, lalu pulang disambut hangat dengan senyuman dan pelukan hangat dari Bian. Tatapan teduhnya berhasil membuat Jinyoung jatuh cinta untuk kesekian kalinya.

“Mas Jinyoung,” Pekik Bian riang. Ia mengambil alih tas kerja Jinyoung dan menyalaminya. Berjinjit lalu mengecup bibirnya.

Tersenyum, Jinyoung mencium puncak kepala istrinya. “Kok belum tidur?”

Bian tidak menjawab, ia asik melingkarkan tangannya di pinggang Jinyoung dan mencium aromanya. “Junior kangen papa, pengen liat papa sebelum tidur katanya.”

Jinyoung terkekeh pelan. Lalu mengacak rambut Bian.

Tungkai kaki Jinyoung mengarahkannya menuju dapur, ia ingin memakan apapun masakan Bian sebelum tidur. Walaupun itu hanya susu dengan sereal.

“Mas belum makan?”

Jinyoung tersenyum walaupun sedang teramat sangat lelah. Rapat hari ini diisi dengan bermacam perdebatan tentang gedung perayaan pesta prom. Jinyoung protes tempat yang Pak Seungri ajukan. Club malam miliknya.

“Sudah, sedikit. Jadinya masih laper.”

Bian mengangkat kepalanya menatap Jinyoung, “Mau makan apa? Bian angetin dulu ya makanannya?”

Jinyoung menggeleng, “Mas mau susu sama sereal aja. Susunya anget ya jangan yang panas.”

Bian tersenyum dan mengangguk. Tangannya mendorong Jinyoung untuk segera membersihkan dirinya.

“Nanti Bian bawain aja ke kamar.”

Dari tangga, Jinyoung menjawab, “Siap bunda. Papa juga kangen Junior.”

Bian bersemu. Wajahnya memerah dan dadanya berdebar jauh lebih cepat daripada sebelumnya. Bian ingin mengakui bahwa ia merindukan sentuhan Jinyoung pada tiap inch tubuhnya. Di benaknya, Bian membayangkan jemari Jinyoung dengan lihai membelai permukaan kulitnya. Dikecupnya seduktif hingga meninggalkan bekas kemerahan.

Teacher; Park JinyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang