36 • Big Sorry •

2K 206 21
                                    

Hyunlee POV

Hening. Suasana itu sangat tepat mewakili tempat penghormatan terakhir ini.

Hanya ada aku dan Moonbin disini. Hangatnya malam menyelimuti kami berdua.

Semua orang sudah hadir tadi pagi maupun siang untuk memberikan penghormatan terakhir kepada ibu Moonbin.

"Bin-a, ayo makanlah sedikit saja. Kau belum makan dari kemarin."

Moonbin terus saja melamun dan tidak menghiraukan ucapanku. Bubur ayam kesukaannya yang telah kubuatkan tadi sudah menjadi sedikit dingin dan mencair. Ia masih saja memeluk kedua kakinya dan memandangi foto ibunya.

"Makanlah sedikit saja. Bila kau sakit, eonma pasti akan sedih diatas sana."

Akhirnya, ia menanggapiku dan menerima suapanku. Wajahnya terlihat sangat lesu dan pucat. Aku bisa merasakan, bahwa ia sangat kehilangan ibunya.

"Bin-a, Pulanglah, aku yang akan menjaga eomma disini."

Jinwoo oppa baru saja kembali kesini setelah mengantarkan appa pulang tadi. Kulihat ia sudah berganti pakaian dengan kaos biasa dan celana jeans panjang.

Moonbin hanya menanggapinya dengan menggeleng. Ia masih saja memandangi foto ibunya yang terpasang diatas peti.

Mata Jinwoo oppa memandangku, seakan mengisyaratkan aku untuk membujuk Moonbin pulang. Lagipula memang ia belum pulang sama sekali sejak kemarin.

"Bin-a, ayo kita pulang dan kembali lagi besok. Kau harus beristirahat agar tidak sakit." ujarku mencoba membujuknya.

Reaksinya sama. Ia hanya menggelengkan kepalanya tanda menolak.

Untung saja, ia masih menerima suapan makan dariku. Setidaknya, perutnya terisi walau sedikit saja.

"Permisi."

Seseorang dengan jas hitamnya yang tak lain adalah Myungjun datang menghampiri ruangan kami. Moonbin, yang sedari tadi tidak melakukan gerak apapun langsung berdiri ketika melihat sesosok pria dibelakang Myungjun.

Ya, Eunwoo datang dihadapan kami dengan membawa sebuket bunga. Aku dengan sigap menahan dan memegangi lengan Moonbin begitu melihat Eunwoo dan Myungjun berjalan menghampiri kami bertiga.

"Mau apa kau kesini?" Moonbin langsung menatap Eunwoo dalam. Sangat dalam. Aku dapat mengerti perasaannya, perasaan ketika melihat seseorang yang menyebabkan ibunya meninggal.

"Kami turut berduka cita atas kepergian nyonya Moon." ujar Myungjun memotong sembari membungkukkan tubuhnya menghadap Jinwoo oppa dan Moonbin.

"Jangan mendekat."

Langkah kaki Eunwoo mendekati peti untuk meletakkan bunga yang ia bawa terhenti ketika Moonbin berucap.

"Pergilah sebelum kesabaranku habis."

"Maafkan aku." Eunwoo berusaha meletakkan telapak tangannya ke bahu Moonbin, namun langsung ditepis kasar.

"Pergilah sekarang, sialan. Kau yang telah membuat eomma pergi!"

Suara Moonbin meninggi. Aku yakin, kesabarannya mulai habis sekarang.

Eunwoo masih saja berusaha meminta maaf. "Bin-a, aku benar-benar minta maaf. Aku tidak tahu—"

Buaggg

Sudah kuduga. Kesabaran Moonbin telah habis. Ia tidak segan melayangkan tinjunya ke wajah Eunwoo.

Jinwoo oppa langsung menahan tubuh Moonbin. "Moonbin! Tenangkan dirimu!"

Darah bercucuran dari ujung bibir Eunwoo. Aku sangat yakin, bahwa pukulan Moonbin barusan sangat kuat.

Mine || Cha EunwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang