Hyunlee POV
"Hyunlee-ya, kembalilah padanya. Kau pasti akan merasa lebih bahagia jika bersamanya."
Nafasku seperti tercekat. Apa sebenarnya maksud Moonbin dengan mengatakan semua ini?
Aku langsung melepaskan pautan tanganku dengan Eunwoo. "Bin-a, apa maksudmu? Apa kau berbohong saat kau bilang kau mencintaiku?" ucapku sambil menggoyangkan lengan Moonbin.
Ia memegang kedua bahuku. Aku benar-benar tidak dapat mengartikan raut wajahnya. "Aku tidak pernah berbohong tentang itu, aku sangat mencintaimu, Kim Hyunlee. Namun aku rasa—"
"—Apa? Kau rasa apa? Mengapa kau memaksakan kehendakmu sendiri seperti ini? Aku hanya ingin bersamamu, tidak ada yang lain." Aku langsung memotong ucapannya dengan cepat.
Moonbin menggapai kedua tanganku. Ia menatapku sembari memamerkan senyumnya. Aku tahu, aku sangat tahu bahwa senyumannya itu adalah fake smile. "Aku akan tetap berada disampingmu sampai kapanpun. Aku akan selalu menjagamu juga."
Tak terasa, air mataku menetes dengan perlahan. Aku sungguh tidak tahu apa yang telah terjadi padanya saat ini. Apa Eunwoo yang telah mempengaruhinya?
Kepalaku otomatis menoleh kearah Eunwoo. Kulontarkan tatapan cukup tajam kepadanya. "Apa kau yang telah membuat Moonbin jadi seperti ini? Apa kau mempengaruhinya?"
Moonbin langsung meraih wajahku dan menangkupnya dengan kedua telapak tangannya. Ia menghadapkan wajahku lagi kehadapannya. "Kim Hyunlee, dengarkan aku."
"Bin-a, apa kau tidak percaya bahwa aku mencintaimu?" ucapku lagi. Bibirku bergetar ketika mengucapkan hal itu.
Ia menggeleng pelan. "Aku percaya bahwa kau mencintaiku. Namun aku tahu bahwa rasa cintamu kepadaku tidak lebih besar dari rasa cintamu kepada Eunwoo." Ia menolehkan kepalanya kepada Eunwoo.
"Hyunlee-ya, kebahagiaanmu adalah kebahagiaanku juga. Aku akan menyerahkanmu kepadanya, karena bahagiamu ada pada dirinya." ucapnya lagi.
Aku menggeleng dan langsung menggapai tubuhnya, lalu memeluknya sangat erat. Air mataku mengalir sangat deras saat ini. Kali ini, balasan pelukannya berbeda kepadaku. Pelukan eratnya mengisyaratkan seakan hari ini adalah hari terakhir aku bersama dengannya. Aku juga bisa mendengarkan isakan tangisnya di belakang punggungku.
"Aku minta maaf, Bin-a. Aku sungguh meminta maaf kepadamu." ucapku dengan suara yang masih terisak.
Aku sadar, bahwa aku melakukan kesalahan kepadanya, sebuah kesalahan yang cukup fatal. Nyatanya memang aku masih menyimpan perasaan yang cukup dalam kepada Eunwoo.
Jujur saja, aku juga sangat mencintai Moonbin. Namun entah mengapa, perasaan cintaku kepadanya tidak bisa sama dengan perasaan cintaku kepada Eunwoo.
"Maafkan aku, jeongmal mianhe."
Aku masih saja terisak di pelukannya. Bibirku tidak bisa berhenti untuk meminta maaf kepada Moonbin.
Ia membalasku dengan gelengan kepalanya. "Ani, kau tidak salah, Hyunlee-ya. Tidak ada yang bisa menyalahkan sebuah perasaan."
Tangisanku semakin deras. Aku seperti enggan untuk melepas pelukan tubuhnya saat ini. Sungguh, ia adalah pria berhati malaikat.
Ia akhirnya melepas pelukan kami. "Jangan menangis lagi, nanti wajahmu jadi terlihat jelek." ia menghapus air mataku dengan ibu jarinya. Dan ia, masih bisa tersenyum kepadaku.
Ia meraih tangan kananku, lalu meletakkan tangannya diatas tanganku. "Berjanjilah padaku, kau harus terus berbahagia. Dan juga ingatlah, aku akan selalu ada disampingmu sebagai seorang sahabat."
Aku hanya bisa mengangguk sambil terus saja menangis. Ia adalah pria yang sangat baik,dan aku berharap ia akan mendapatkan gadis yang akan selalu menjaganya dan merawatnya sepenuh hati.
Moonbin menuntunku lagi untuk duduk di meja yang telah ia sediakan untukku dan Eunwoo. Ia lalu menarik lengan Eunwoo dan mendudukannya di hadapanku.
"Jagalah gadis itu, dan buat ia selalu berbahagia. Aku mempercayakannya kepadamu." Moonbin menepuk pelan bahu Eunwoo sembari melirik kearahku.
Ia mendatangiku lagi, lalu mengacak-acak rambutku. "Aku pergi ya, dan sekali lagi, selamat ulang tahun untukmu, gadis bawel."
Lagi-lagi ia tersenyum kepadaku, lalu beranjak pergi dari tempat kami. Ia sama sekali tidak menoleh sekalipun. Aku yakin saat ini hatinya hancur, sangat hancur.
Sekarang, hanya ada aku dan Eunwoo di tempat ini. Kami saling melempar pandangan, tanpa ada yang berucap sama sekali.
Tak lama, ia pun mulai membuka suara. "Hyunlee-ya, maafkan aku. Aku tahu aku salah, dan aku telah membuat kesalahan yang cukup besar."
Aku menghela nafasku pelan. "Sudahlah, lagipula semuanya sudah terjadi. Kita tidak perlu membahasnya lagi saat ini."
Ia menunduk. Matanya bergerak ke kanan dan kiri. Ia tampak bingung ingin mengucapkan apa kepadaku.
"Apa kau ingin mengulang segalanya lagi bersamaku? Aku berjanji tidak akan meninggalkanmu lagi. Aku masih sangat mencintaimu, Kim Hyunlee." ujarnya dengan kepala yang masih saja menunduk.
"Baiklah." jawabku pelan sembari menatapnya. Ia akhirnya mendongakkan kepalanya, lalu menatap kedua bola mataku.
Senyuman langsung tergores di bibirnya. "Benarkah?"
Aku mengangguk, dan bibirku terasa otomatis untuk membalas senyumannya. "Tapi kau harus berjanji, kau tidak akan meninggalkanku seperti kala itu lagi."
Ia lalu menggenggam tanganku erat. "Aku berjanji kepadamu. Aku mencintaimu, Hyuni-a."
Kami berdua pun saling melempar senyuman, dengan kedua tangan kami yang masih saling bersentuhan.
Tidak bisa kupungkiri dengan apapun, bahwa aku sangat mencintai pria ini, pria bermarga Lee yang telah mengajarkanku pahit dan manisnya menjalani cinta.
Pencapaian terhebat dalam cinta adalah ketika seseorang dapat merelakan orang yang ia cintai untuk bahagia bersama dengan orang lain. - Mine
Moonbin huhu gentle banget:""""
Ini yang nyesek bukan Moonbin aja, tapi yang nulis juga ikutan nyesek hhhh:'))
Jangan lupa vommentnya! Dan sampai jumpa di bagian paling akhir di cerita ini, yaitu Epilog! Much love!~❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Mine || Cha Eunwoo
Fanfiction[COMPLETED✔] Kim Hyunlee diberi sebuah pilihan, untuk memilih antara seorang pria yang sangat ia cintai namun telah menyakitinya, atau seorang pria yang selalu berada di sisinya saat ia membutuhkan kehadiran seseorang • 869 in #Fanfiction [080618] ...