Laju pelan roda Ninja 250 fi hijaunya membawa Kakashi dan Hinata menelusuri jalanan di gemerlapnya kota. Dari balik kaca helm, mata Hinata menatap rambut silver Kakashi yang melambai-lambai terkena angin yang dilaluinya. Ingin sekali membelainya tetapi tak ada keberanian, bahkan tangannya tak berani berpegangan ke pinggang tubuh pengendaranya di depan.
Pipinya merona memancarkan kecantikan dan keanggunan bak puteri raja yang jatuh cinta dan menunggang kuda putih bersama pangeran didepannya menelusuri jalanan menuju kerajaan dalam negeri dongeng."Malam belum terlalu larut, bagaimana kalo kita berhenti sejenak di suatu tempat yang mungkin belum pernah kamu liat, Hinata," suara pengendaranya membangunkannya dari lamunan negeri antah berantahnya.
"Aku takut kemaleman pulangnya kak," tolak Hinata dengan nada lembut yang padahal dalam hatinya pengen banget meng-iya-kan ajakan Kakashi.
"Santai aja, cuma sebentar koq.. Kamu bakal gak kecewa dengan nanti yang akan kamu lihat." goda Kakashi. Hinata berfikir sejenak dan akhirnya setuju ke tempat yang ingin Kakashi tunjukkan karena penasaran. "Baiklah, bawa aku kesana."Kakashi membelokkan kendaraannya di persimpangan jalan menuju daerah yang lebih menanjak keluar dari keramaian kota, dia menambah kecepatan memacu kuda besinya lebih cepat agar mampu naik di tanjakan jalan yang mereka lalui membuat tangan Hinata berlahan memegang pinggang Kakashi. Awalnya ragu menempatkan tangannya di sana tetapi semakin laju kendaraan yang di tungganginya membuat tangan Hinata semakin erat dan akhirnya memeluk punggung Kakashi karena takut tubuhnya jatuh ke belakang.
Setelah beberapa menit mereka menelusuri jalanan yang sepi di tengah lebatnya hutan lindung, akhirnya Kakashi berlahan memperlambatkan roda Ninja hijaunya dan berhenti di halaman yang tak begitu luas di atas bukit yang menghadap kota.
"Kenapa kita berhenti di sini, tempatnya gelap dan sepi. Kita pulang aja yuk,"
pinta Hinata dengan mata memandangi keadaan di sekitarnya.
Kakashi turun dari motornya, membiarkan Hinata yang masih celingak-celinguk dan duduk di atas motornya.Kakashi berdiri di tepian tanah lapang, matanya memandang keluar sana dan terdiam. Di bawah sinar bulan, rambut silvernya tertiup angin begitu lembut. Hinata yang masih mematung di tempatnya mulai memandangi punggung cowok yang membawanya ke tempat ini. Akhirnya dia turun dari motor dan berjalan menuju tempat Kakashi berdiri. Jalanan tempatnya berpijak begitu jelas dengan disinari cahaya dari bulan.
Matanya melebar dan bibirnya terbuka memandang takjub dengan apa yang sedari tadi Kakashi lihat. Semakin mendekat dia, semakin terpana melihat ke bawah sana.
Ribuan lampu kota menghiasi suasana malam, seperti kunang-kunang yang berkumpul di kubangan kering memantulkan cahayanya di kegelapan malam.
Hinata memandangi kagum suasana kota di bawah sana yang bersinar gemerlapan, matanya seakan enggan menutup sedetikpun melewatkan keindahan malam."Lihatlah, mungkin kau merasa jenuh tinggal di kota itu dengan kebisingan dan kesibukan penghuninya. Tetapi dibalik itu semua terdapat keindahan yang terlihat dari sudut yang lain." Kalimat Kakashi merasuk di pikirannya, Hinata tak melepaskan pandangan dari ketakjubannya. Tangannya yang bersentuhan dengan tangan Kakashi, berlahan mengaitkan jemarinya di jemari Kakashi dan berakhir dengan genggaman yang menyatukan tangan mereka.
Kakashi melirik tangan mereka yang bergandengan, kemudian mengalihkan matanya ke wajah Hinata yang masih terdiam memandangi cahaya kota.
Kecantikan dan keanggunan terpancar dari wajahnya yang polos menatap tempat dia di besarkan dan menjalani hidup. Kakashi menggeser tubuhnya hingga bahunya menyentuh bahu Hinata, dia berpaling ke arah wajah Hinata, tangan kirinya menyentuh pipi Hinata dan menarik berlahan wajah manisnya mengalihkan pandangan dari gemerlapnya kota ke wajah Kakashi.Mata mereka saling menatap, rona merah di pipi Hinata masih mampu terlihat di bawah sinar bulan. Berlahan wajah Kakashi mulai menuju ke wajah Hinata, tangan kirinya memegang dagu lembut Hinata.
Oh my God, Dia akan menciumku.. apa yang harus aku lakukan?
Pikir Hinata dalam hati, debar jantungnya semakin cepat dan rona merah wajah Hinata makin terlihat jelas di kulit putihnya, dia mulai menutup matanya.
Bibirnya terasa basah dan hangat saat sesuatu menyentuhnya. Suara kecapan terdengar lirih bersama desahan lembut. Sesaat dia membuka mata, terlihat wajah kakak kelas yang dulu di kaguminya bahkan sampai sekarang. Dan matanya menutup kembali.Tangan kanan Kakashi melingkar di pinggang Hinata, memeluknya erat masuk ke dalam tubuhnya. Dia merasakan kedua tangan Hinata menelusuri tubuhnya dan berakhir melingkar di belakang lehernya. Kakashi semakin menekan bibirnya dan menyelinapkan lidahnya menelusuri barisan gigi rapi Hinata, masuk lebih dalam mengaitkan ke lidah Hinata yang hangat dan basah. Terasa hembusan nafas Hinata yang mulai cepat di barengi desahan yang begitu menggoda Kakashi. Rambut silvernya di jambak lembut oleh jemari Hinata saat mereka bermain lidah.
Setelah beberapa menit mereka larut dalam suasana yang menggairahkan di bawah sinar rembulan, jauh dari keramaian dan kebisingan kota. Mereka akhiri ciuman mereka dengan saling menempelkan dahi mereka, hidung mereka bersentuhan. Nafasnya kembali pelan dan teratur, begitu juga debaran jantungnya.
"Hinata, aku mencintaimu.. Bolehkah aku menjadi kekasihmu,"
Hembusan nafas terasa jelas di wajah mereka, mata mereka masih menutup.
"Aku juga mencintaimu, dan selalu ingin jadi milikmu,"
jawab Hinata dengan lembut. Kakashi mengecup bibir manis Hinata, bukan untuk memulai ciuman kembali tetapi sebagai ungkapan rasa terima kasihnya."Sebaiknya kita pulang, malem udah semakin larut," Kakashi menyadarkan Hinata yang larut dalam pelukannya. Ada keengganan Hinata melepas pelukannya tetapi dia harus pulang sebelum ayahnya sampai di rumah duluan.
Kakashi tersenyum dan menggandeng tangan Hinata, membawanya ke Ninja hijaunya, mereka bergegas menaiki dan Kakashi mulai menjalankan kuda besinya meninggalkan tempat yang akan selalu mereka ingat itu.Di sepanjang jalan pulangnya, senyum selalu menghiasi di wajahnya dan kedua tangan Hinata memeluk erat tubuh Kakashi. Masih tak percaya bahwa cowok yang di peluknya adalah kakak kelas yang menjadi kekasihnya sekarang.
Kakashi mempercepat laju Ninjanya memasuki jalanan yang semakin rame dan menuju ke kota, melenggak-lenggok dengan lincahnya menerobos di antara kendaraan-kendaraan lain. Kakashi merasakan pelukan yang hangat dan erat dari kekasihnya. Senyumnya mengembang di wajahnya yang dibelai angin.Dengan perasaan yang bahagia, mereka menyatukan tubuh mereka menuju jalan pulang,
To be continued...
KAMU SEDANG MEMBACA
Because I Love You
Fiksi PenggemarKakashi Hatake adalah murid kelas XII, dibalik sifat malasnya. Dia merupakan kapten klub sepak bola di sekolahnya. Kegemaran membaca novel dewasa membuat seseorang memberi julukan "cowok mesum." Daya tarik Kakashi memikat banyak cewek-cewek kesengse...