Chapter 9

507 53 0
                                    

Langkahnya serasa begitu ringan melayang di udara, berlawanan dengan ayunan tangannya yang seirama. Matanya fokus memandang jalan yang menjadi pijakan, dan nafasnya dijaga agar teratur mengalir di mulutnya. Karin melaju dengan kecepatan yang tak mampu pesaing kalahkan, sorakan penonton berkumandang di setiap pinggiran jalan. Semakin ricuh suara-suara yang mendukungnya di jalan deket garis finis. Senyum manisnya mengembang saat melewati batas akhir dari jalan ini.

Karin mencoba menahan tubuhnya dengan kaki mulai berlahan melambatkan laju larinya. Setelah beberapa meter ke depan akhirnya tubuh indahnya berhasil berhenti. Tatapannya menunduk dengan tangan di pinggang mengatur nafasnya yang tersenggal-senggal. Bulir-bulir air keringat meluncur dari kepalanya dan turun masuk ke dalam kaos olahraganya yang basah. Dadanya naik turun senada dengan hembusan nafas yang tadinya cepat berlahan menjadi hembusan ringan membuat tubuhnya kembali tenang.

"Hebat lu rin, lu mencatat rekor tercepat lagi kali ini. Lebih cepat dari kemaren." pujian Shizune membuatnya tersenyum puas. Shizune memberikan botol minuman dan langsung pindah tangan ke Karin. Tetesan air meluncur dari sudut bibirnya melewati leher dan masuk ke dalam kaos olah raganya berlanjut ke belahan dada yang berakhir di bra-nya hilang merempes. Karin menghela nafasnya lega, rasa hausnya reda dan berdiri tegap, tubuhnya mengkilap dipenuhi keringat yang membuatnya terlihat eksotis.

"Udah selesei belum yah, lengket nih badan mau cepet-cepet gw lap dan ganti baju." ujar Karin. Belum sempet Shizune menjawab, bunyi peluit dari guru olah raga terdengar menandakan telah berakhir pelajaran olah raga.
"Yuk ke toilet, udah gak betah nih pengen buru-buru segerin badan." Sambil kipas-kipas pake sobekan kardus, Karin menggandeng tangan Shizune melenggang pergi ke toilet di pojokan sekolahnya.

Sesampainya di toilet, Karin langsung membuka kaos dan celana training pendeknya sehingga meninggalkan bra dan underwear di daerah pribadinya. Shizune mengambil handuk kecil dan mulai menempelkannya di tubuh sahabatnya yang penuh dengan keringat.
"Gw bantu lap keringet lu yah?" Anggukkan dan senyuman Karin mengisyaratkan kebolehannya. Shizune meletakkan handuk di punggung Karin, dia mengelap keringat dari atas hingga ke pinggang secara merata. Karin sendiri sibuk mengipas-kipas tubuhnya.

Shizune berpindah ke depan, sesaat tersenyum saat berhadapan dengan Karin.
"Bagaimana dengan kabar si cowok mesum lu?" tanya Shizune, Karin yang lagi asyik kipasan langsung melemparkan senyum ke sahabatnya itu.
"Hari ini belum ada kabar dari dia, mungkin nanti selepas pulang sekolah baru dia kabarin gw," harapan Karin. "Oh.. kenapa gak lu kasih kabar aja dulu, gak perlu nunggu dia yang duluan." Tangannya sembari sibuk ngelap keringet di leher, bahu dan turun ke dada Karin yang putih, bersih, mulus dan padat.
"Nge-ganggu dia gak yah kalo gw coba chat dia." ujar Karin. Shizune sekarang mengusapkan handuknya ke perut Karin yang bidang dan terus turun ke paha Karin. Dia menjawab singkat, "Coba aja."

Because I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang