Chapter 31

279 35 17
                                    

Tetesan air jatuh ke lantai keramik biru dengan motif percikan air dalam kamar mandi tersebut, Hinata mengusap dan mengelap tubuh telanjangnya dengan lembut untuk menghilangkan sisa-sisa air setelah dia mandi selepas pulang dari Waterpark. Kakinya melangkah keluar kamar mandi dan masuk ke kamar tidurnya sambil mengeringkan rambut panjang yang basah. Membuka lemari dan memilih pakaian yang akan dikenakannya.

Setelah mengenakan underwear dan bra warna putih berendra, Hinata kini memakai miniskirt dengan warna dominan hijau pupus bercorak dedàûan yang tertiup angiñ, atasannya memakai kemeja putih transparan warna putih. Rambut panjang di ikat longgar ke samping, dengan poni disisir ke atas dan disisipi penjepit rambut. Jidatnya terlihat sepenuhnya di wajah manis Hinata.

Hinata keluar dari kamar tidur, menuju dapur dan membuka kulkas mengambil sebotol susu putih dan menuangkannya ke dua gelas panjang. Ia menuju ruang tengah, matanya tak menemukan sosok kekasihnya itu. Ia menduga, Kakashi masih di kamar tamunya sehingga ia pun pergi ke kamar paling depan. Tangannya mengetuk pelan, tetapi tak ada jawaban dari dalam sehingga ia membukanya dan masuk. Kamar tidurnya kosong, tetapi suara dalam kamar mandi itu membuat dirinya yakin Kakashi masih membasuh badannya.

Hinata meletakkan dua gelas berisi susu putih di atas meja rias kamar tersebut, kemudian berjalan mendekati jendela besar dan membuka pintu kaca menuju balkon, angin segar membelai rambut dan kulitnya dengan lembut. Dia berdiri di teralis balkon tersebut, matanya memandang keindahan langit malam berhias cahaya bintang-bintang yang gemerlapan.

Sebuah tangan menelusup masuk ke samping perutnya, memeluk dari belakang. Tangan satunya melingkar di leher Hinata.
"Sayang, malam-malam malah berdiri di luar. Kan dingin." ujar Kakashi yang memeluk tubuh Hinata dari belakang. Wangi dan segar tercium hidung Hinata.
"Gak papa bebs, apalagi sekarang bebebs memelukku. Lama-lama juga hilang rasa dinginnya." Hinata tersenyum dalam pelukan Kakashi.

Kakashi memutar tubuh Hinata, matanya menatap wajah cantik kekasihnya itu. Mengecup lembut bibirnya yang basah dan manis Hinata.
"Issss bebebs, malah telanjang dada. Kan dingin." ganti Hinata yang protes.
"Haha, copas kata-kataku nih bebebs. Gak kreatif." ujar Kakashi tersenyum.
"Biarin, weeeee." bales Hinata sambil julurin lidah, melet.
"Isssss malah melet-melet, aku sedot nih." alis mata Kakashi melengkung.
"Sedot aja, weeee." lidah Hinata menjulur lagi, dengan cepat mulut Kakashi membuka dan mencaplok lidah Hinata, kemudian menyedotnya. Hinata kaget, matanya terpejam dan tak bisa menarik lidahnya kembali dari mulut Kakashi yang terus menyedotnya.

"Hmmm.. hmmmm. Ahhhhh, hmmmm.." Hinata meronta-ronta, sesekali mendesah ketika lidahnya terus disedot mulut Kakashi. Kakashi akhirnya melepas lidah Hinata hingga bunyi kecapan keras memisahkan mulut mereka. Wajah Hinata memerah.
"Isssss bebebs mainnya kasar." bibir Hinata manyun-manyun cemberut.
"Kan tadi bebebs yang bilang, sedot aja. Makanya aku sedot." Kakashi tersenyum.
"Tapi gak perlu nyedotnya kasar gitu kan. Pelan-pelan aja." ujar Hinata.
"Ya udah sini sedot lagi." Kakashi menggoda Hinata hingga wajahnya memerah.
"Ih, gak mau..." jawab Hinata memalingkan pandangannya, Kakashi gemas lihat wajah malu-malu Hinata.

Because I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang