Chapter 45

290 27 0
                                    

Hinata menatap heran sahabatnya yang senyum-senyum sendiri di bangku tempat duduk kelasnya. Dia celingak-celinguk mencari sosok hantu Orochimaru yang mungkin menjadi penyebab tingkah aneh sahabatnya itu, tetapi tak ada batang hidungnya juga tuh hantu Legend Sannin di kelas itu. Sejak dikenalkan oleh Sakura, kini Hinata pun dapat melihat sosok hantu Orochimaru.

Hinata memasukkan buku pelajaran biologi yang ia baca sebelumnya ke dalam tas, walau ia pintar dalam segala mata pelajaran tetapi ia selalu melakukan kegemaran membaca dan belajar tiap hari seolah tanpa ada rasa bosan. Hinata kembali menatap Sakura yang masih bersikap aneh. Rasa penasaran Hinata pun membuat dirinya mendekat untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.

"Hei Sakura, kamu kenapa senyum-senyum gitu?" tanya Hinata duduk di bangku depan sahabatnya, Sakura masih saja senyum-senyum sendiri tanpa memperdulikan kehadiran Hinata. Hinata pun mengambil buku Sakura yang tergeletak di atas meja, dia menggulungnya kemudian memukulkan gulungan buku ke ubun-ubun kepala sahabatnya itu.

Bug!!!

Sakura tak bereaksi, dia masih saja senyum-senyum sendiri. Hinata mengulangi kembali memukul kepala Sakura dengan gulungan buku tersebut, hasilnya sama. Hinata menatap heran sahabatnya itu, malah bukan hanya dia saja yang begitu tetapi beberapa teman sekelasnya pun ikut menatap heran pada Sakura.

"Tingkah Sakura aneh sejak dari pertama masuk kelas." ujar Tenten.
"Ho oh, bahkan tak membalas sapaan kami." timpal Ino.
"Sakura kenapa, Hinata?" tanya Tenten, menoleh ke arah Hinata.
"Kaga tau, kesurupan kuntilanak bisu kali. Bukannya ketawa malah senyum-senyum sendiri." jawab Hinata, Tenten dan Ino manggut-manggut percaya aja.

Tiba-tiba Sakura berdiri dan dengan cepat mencondongkan tubuhnya untuk memeluk erat Hinata yang berada di bangku depannya. Hinata kaget setengah mati karena gerakan Sakura yang tiba-tiba, dia ketakutan dalam dekapan Sakura kalau beneran tuh sahabatnya kesurupan kuntilanak. Bukan membantu Hinata untuk lepasin pelukan dari Sakura, dengan cepat Ino dan Tenten kabur ngibrit keluar kelas sambil teriak-teriak gak jelas diikuti semua teman kelas yang lain. Kini hanya Hinata dan Sakura didalam kelas.

"Lepasin Sakura, sesak nih." dengan posisi Hinata masih duduk sedangkan Sakura berdiri, otomatis tuh wajah Hinata tertekan buah dada Sakura. Walau dada Sakura tak sebesar milik Hinata tapi tetap saja membuat Hinata megap-megap dalam pelukannya. Dalam situasi panik seperti ini Hinata harus berpikir cepat, bahaya kalau begini terus, bisa-bisa dia pingsan kehabisan nafas.

Bagai ada bola lampu menyala diatas kepala Hinata, senyum Hinata kini mengembang dibalik buah dada Sakura yang masih menekan wajahnya. Kedua tangan Hinata yang daritadi memegang erat lengan Sakura, kini dilepaskan. Dia mengangkat kedua tangannya kemudian diarahkan ke bagian tubuh Sakura yang berpotensi untuk membuatnya teralihkan dan melepaskan pelukan di kepala Hinata yang kini wajahnya mulai memerah gegara minimnya udara yang dihirup dalam pelukan Sakura.

Dengan gerakan lincah jari-jari lentik Hinata menari di pinggang sahabatnya, Sakura yang kaget karena serangan mendadak dari Hinata segera melepaskan pelukannya. Dia tertawa terbahak-bahak dan melangkahkan kakinya mundur hingga menabrak dinding di belakangnya. Hinata terus menggelitiki pinggang Sakura dengan tatapan penuh kemenangan, tak membiarkan sela sedikitpun untuk membuat tawa Sakura berhenti.

"Hahaha... Hiiinnata... plissss, henti...kan... Hahaha." Sakura terus tertawa bagian kulit sensitifnya digelitikin.
"Gak mau, ini balasan karena kamu udah bikin aku sesek nafas." jari-jari Hinata masih menari di pinggang Sakura.
"Hahaha... hen..tikan... Hinata, akkkkuuu mohon... Hahaha." Sakura coba menghindari jangkauan Hinata walau terlihat sia-sia.

Suasana kelaspun menjadi berisik hanya karena suara tawa Sakura saja, teman-teman sekelas Hinata dan Sakura yang berada di luar makin ketakutan, mengira kuntilanak yang merasuki tubuh Sakura makin menjadi-jadi. Mereka tak tau sebenarnya tawa Sakura adalah ulah jari-jari Hinata yang menari di pinggang Sakura.

Sakura mendorong tubuh Hinata hingga tubuh Hinata menabrak meja yang berada di belakangnya. Melihat celah untuk lari, segera saja Sakura menancap gas lari sekenceng-kencengnya keluar dari kelas meninggalkan Hinata yang masih memegangi pantatnya yang menabrak meja. Melihat Sakura lari keluar kelas membuat Hinata mengambil langkah seribu juga mengejar Sakura.

"Saaaakkkuuuurraaaaaa... " teriak Hinata menyusul Sakura keluar dari kelas, kini teman-teman sekelas mereka malah makin bingung melihat Hinata yang mengejar Sakura. Mengira kuntilanaknya kini berganti merasuki Hinata dan mengejar Sakura, mereka bergidik melihat fenomena aneh pagi hari yang mereka alami dan terjadi di kelas mereka.

Setelah beberapa menit Hinata dan Sakura main kejar-kejaran mirip Tom and Jery yang jadi tontonan murid lain. Sekarang Hinata kehilangan jejak Sakura yang ngibrit dengan kecepatan penuh menghindari gelitikan jari-jari Hinata. Akhirnya langkah kakinya pelan-pelan mulai berhenti, Hinata duduk di bangku depan ruang perpustakaan. Mengatur nafasnya yang terenggah-enggah dan menyeka keringat di wajah cantiknya.

"Capek ya sayang." suara dari depan mengagetkan Hinata,dia mendongakkan kepala.
"I...iya." jawab Hinata yang mendapati wajah kekasihnya berdiri di depannya. Kakashi menurunkan tubuhnya menjadi berjongkok di depan Hinata yang duduk di bangku kayu. Tangan kanan Kakashi mendekati wajah Hinata, dengan punggung telapak tangannya ia menyeka keringat yang mengalir di pipi Hinata, Hinata hanya diam saja.

"Sebaiknya aku pergi ke kelas, mungkin Sakura sudah berada disana." Hinata mencoba berdiri tetapi kedua tangan Kakashi malah bersandar di paha Hinata, membuatnya tak mampu berdiri karena tertahan.
"Aku harus ke kelas." ulang Hinata, menatap wajah Kakashi tepat di hadapannya dalam pangkuan Hinata. Kakashi hanya tersenyum menatap balik.

"I miss you so much, Hinata." ucap Kakashi dengan dagu berada di atas kedua tangannya yang bersandar di paha Hinata. Hinata tak mampu membalas ucapan kangen kekasihnya itu, kedua matanya hanya berganti-ganti menatap sekelilingnya seolah tak tau mencari apa.

"Aku tak tau apa yang terjadi hingga membuat bebebs jadi seperti ini, seolah-olah bebebs tak ingin berada di sampingku dan ngobrol denganku. Mungkin sifat dan sikap aku ada yang membuat bebebs merasa terganggu, hingga sekarang bebebs bersikap dingin kepadaku. Taukah bebs, aku tersiksa dengan sikap dingin bebebs selama ini. Jadi... aku minta maaf, aku benar-benar minta maaf untuk semua kesalahan dan kekurangan aku." Kakashi menunduk dan membenamkan kepalanya di antara kedua tangannya yang berada di atas paha Hinata.

Hinata menggigit bibir bagian bawah, tatapannya sendu melihat wajah kekasihnya yang kini dibenamkan dalam pangkuannya. Dia merasa bingung dengan apa yang akan dilakukannya, dia masih marah dengan sifat Kakashi yang mempermainkan hatinya gegara kedekatan dia bersama beberapa cewek lain, dilain sisi Hinata merasa sepenuhnya bukan salah kekasihnya karena memiliki kelebihan berupa ketampanan dan wibawa yang membuat jatuh cinta cewek-cewek yang berada di sekitarnya.

Kedua tangan Hinata berlahan naik dan menyentuh kepala kekasihnya yang masih membenamkan wajahnya dalam pangkuan Hinata. Jari-jari Hinata menelusup masuk di rambut silver Kakashi, berganti menjadi usapan lembut di rambut halusnya. Bagaimanapun juga Hinata masih sayang dan cinta dengan Kakashi, semarah apapun dia takkan mampu menahan rasa rindu yang begitu besar pada cowok mesumnya.

"I miss you too... Maafin aku udah bersikap childish juga." ucap Hinata pelan, membuat Kakashi mendongakkan kepalanya menatap wajah cantik Hinata. Kakashi menghela nafas lega dan tersenyum, Hinatapun membalas dengan senyum manisnya. Mengusap lembut pipi kekasih hatinya sebentar, kemudian memeluk kepala Kakashi yang masih menyandarkan kedua tangannya di atas paha Hinata. Wajah Kakashi berada tepat diantara dua buah dada Hinata, walau tak bisa bernafas bebas namun kepala Kakashi terasa nyaman dalam dekapan Hinata.

Dari balik tembok tak jauh dari tempat Hinata dan Kakashi berada, berdiri seorang cewek dengan senyum mengembang di bibir manisnya. Dia bersyukur sepertinya kini sahabatnya bisa akur lagi dengan kekasihnya. Sakura menghela nafas lega dan mulai beranjak dari tempat persembunyiannya untuk kembali menuju ruang kelasnya.

To be continued...

Because I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang