Chapter 23

297 36 3
                                    

Tubuhnya terbaring lemas di tempat tidur kamarnya yang serba putih. Dengan selimut tebal yang menutupi tubuhnya yang hangat dan handuk kompres di kepalanya yang masih terasa pusing. Sakura menghela nafasnya yang berat dan panas, mengernyitkan dahi di wajah pucatnya, tak mampu beranjak dari tempat tidurnya dengan tubuh lemas bagaikan tak bertulang.

"Maafkan aku ya Hinata, Hinata jadi gak bisa lihat aksi kak Kakashi bertanding bola tadi siang di sekolah." ujar Sakura pelan. "Harusnya Hinata jadi supporter spesial yang memberikan semangat kepada kekasihmu itu, bukan ngurusin aku yang lemah ini." lanjutnya.
"Gak papa kok Sakura, aku memang ingin sekali melihat kak Kakashi bertanding, tapi aku juga tak bisa biarin Sakura pulang sendirian dari sekolah dengan kondisi seperti ini." jawab Hinata yang duduk di samping tempat tidur dimana Sakura sedang terbaring lemah.

Tangan Hinata menggenggam tangan Sakura yang masih hangat, suhu badannya berlahan makin turun dibandingkan saat dia mengantarnya pulang dari sekolah. Sakit yang di derita Sakura tiba-tiba membuat dia membatalkan menyaksikan pertandingan bola di sekolahnya yang mempertemukan SH FC klub dari sekolahnya yaitu SMA Wind Leave melawan NR FC dari SMA Shippudden.

"Hinata udah kasih kabar ke rumah belum, kalo Hinata sepulang sekolah mengantarku pulang ke rumah?" tanya Sakura.
"Udah, tadi pas Sakura lagi di-cek Dokter, aku udah call ayah minta ijin untuk temani Sakura di rumah. Tapi maaf, aku gak bisa nginep disini malam ini." jawab Hinata.
"Kenapa?" tanya Sakura, Hinata mengambil handuk kompres di kepala Sakura.
"Aku akan ikut ayah ke Thailand selama 2 hari di weekend ini untuk urusan bisnis ayah." ujar Hinata. "Maaf ya Sakura." lanjutnya.

"Oh gitu yah, ya udah Gak papa. Tapi ada syaratnya." senyum Sakura menggembang.
"Oleh-oleh?.. Gak kamu minta pun aku pasti kasih kok." terka Hinata dengan pedenya.
"Hahaha.. bukan itu sih." sanggah Sakura, tangannya meraih kepala Hinata dan menariknya ke wajah Sakura. Bibir Hinata mendarat di bibir Sakura yang udah manyun-manyun pengen di cium. Hinata kaget, tapi tak menolaknya. Dia malah mengecup berulang-ulang bibir Sakura yang hangat.

Ciuman dan pelukan hal wajar yang sering mereka lakukan, dulu waktu pertama kali Sakura cium bibir Hinata, Hinata merasa risih dan memilih kabur. Lama kelamaan Hinata terbiasa dengan kelakuan sahabatnya itu. Bahkan mulai menikmatimya.
Sebagian teman-teman yang sirik dengan keakraban mereka selalu menyebutnya pasangan lesbong, tapi bagi Sakura dan Hinata itu hanya tatapan kecemburuan sosial dari teman-temannya itu. Dan mereka gak peduli mau dibilang apapun.

Because I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang