Part 15

4.7K 427 8
                                    

Happy Reading.....

Ariana duduk di sofa kesayangannya, setelah lamaran yang di ajukan Erick tadi, otaknya tak mampu berfikir dengan baik.

Ariana juga tak membalas permintaan Erick, bahkan dia memberinya waktu untuk menjawab jika Ariana sudah siap. Ariana tersenyum miris, menikahi anak dari seorang ayah yang dia cintai? Gila!

Namun terbersit ide untuk mempermainkan Erick seperti Matt mempermaikannya? Apa ini berbahaya?

Ariana rasa tidak, Chris tak mungkin membiarkannya dalam bahaya. Ariana mulai merasa bergairah untuk menyongsong hari esok dan memulai balas dendamnya.

Erick menjemputnya dan Ariana tersenyum senang, bukan senang karena rasa suka tapi dendamnya akan berjalan dengan mulus jika Erick seperti ini. Erick pasti akan terus melakukan pendekatan sampai Ariana berkata iya untuk mau menikahinya.

"Ariana!" sapa Erick yang sudah menunggu di ruang tamu.

"Aku sudah siap kak, ayo berangkat." ucap Ariana dan mereka segera menuju kampus Ariana.

Hal itu terus terulang dan mereka tampak seperti sepasang kekasih meski belum ada ikatan apapun karena Ariana belum menjawab permintaan Erick.

Erick menatap Ariana dengan lembut, kali ini dia mengajak Ariana dinner di restoran daddy-nya.

"Kau suka?" tanya Erick dan Ariana hanya tersenyum, karena dulu dia pernah makan malam di sini bersama Matt.

"Kau cantik Ariana.." bisik Erick.

"Tentu saja aku cantik kak, aku perempuan." ucap Ariana datar dan Erick hanya tersenyum.

"Apa kau sudah bisa menjawab pertanyaanku tempo hari?" tanya Erick mulai menagih janjinya.

" Yang mana?"

"Menikah denganku."

"Kita jalani saja dulu kak, lagi pula aku masih ingin menyelesaikan kuliahku."

" Aku rasa dengan kepintaranmu, kau akan cepat lulus dan kita segera menikah." ucap Erick percaya diri membuat Ariana tersenyum sinis, benar-benar percaya diri.

"Kita lihat saja nanti." ucap Ariana dingin.

Erick benar-benar tergila-gila pada Ariana, dia bagaikan kerbau yang di cucuk hidungnya!

******

Sudah dua bulan lebih hubungan Ariana dan Erick semakin intim. Erick sudah menganggap Ariana kekasihnya meskipun tak ada ikatan apapun di antara mereka.

Erick merasa dengan berciuman saja sudah cukup mengikat Ariana. Bahkan Erick terus mengantar jemputnya, tak memberikan kesempatan pada pria lain untuk menyentuh wanitanya.

Erick pun mengantarkan Ariana ke apartemennya.

"Aku boleh masuk?" tanya Erick dan Ariana menatap jam dinding yang baru menunjukan pukul tujuh malam hari memang masih siang.

"Baiklah, masuk. Mau minum apa?" tanya Ariana

"Air putih saja."

"Baiklah.." ucap Ariana sambil membawakan segelas air putih.

"Kau tinggal sendirian?"

"Ya, aku ingin mandiri." ucap Ariana.

"Atau agar kau bebas melakukan apa yang kau suka?" goda Erick membuat wajah Ariana merona.

Erick mirip ayahnya, senang menggoda!

"Aku bukan jalang, ashole!" ejekku dan Erick tertawa renyah.

"Serius kak, aku ingin mandiri. Kenapa aku mengambil kuliah di Grace University? Karena aku tak mau ada nepotisme dalam pengambilan nilai kuliahku." ucap Ariana dan Erick menatap Ariana dengan kagum.

"Kau cantik dan hebat." puji Erick.

"Itu harus!" ucap Ariana sombong membuat Erick tertawa kembali.

"Cepat lulus, aku ingin segera meminangmu." ucap Erick lembut.

Andai Ariana mencintainya, mungkin dia akan sangat bahagia jika Erick berkata seperti itu. Namun, kenapa hati Ariana menjadi sesak? Tanpa Ariana sadari Erick mendekat dan menarik tubuhnya ke dalam pelukannya.

"Aku mencintaimu, Ariana.." bisik Erick lalu menangkup pipi Ariana dengan kedua tangannya.

Jantung Ariana berdegup dengan kencang, tatapan Erick mirip dengan tatapan Matt hanya dia dalam wujud remaja, bukan kakek-kakek.

Ariana memejamkan matanya ketika Erick mengusap bibirnya dengan jempol. Ada getaran aneh menyengat tubuhnya.

Ariana merasakan bibir hangat dan kenyal menempel di bibirnya yang lembab. Ariana menbukakan mata dan pandangan mereka beradu, mereka saling menatap satu sama lainnya.. Mata biru Erick menatap mata hijau kecoklatan milik Ariana.

Mereka saling berpagut dan mencari kepuasan dalam menuntaskan hasrat. Ariana mendesah halus ketika tangan Erick menelusup ke dalam kemejanya dan meremas bongkahan payudaranya.

Ariana melepaskan pagutannya sambil menghela nafas dengan mulut terbuka, tubuhnya terasa lumpuh, otaknya melambat dan tak menyadari jika Erick sudah melepas tiga kancing kemeja teratasnya dan menghisap dada Ariana, memberi tanda kepemilikan di sana. Ariana tertegun, kenapa hatinya merasakan getaran yang berbeda pada Erick?

Matt sungguh nikmat namun Erick lebih nikmat lagi, Ariana menggelengkan kepalanya. Dia merasa sudah gila sekarang, Ariana menjadi jalang dan Ariana merasa takut, dia mulai menyukai sentuhan Erick.

Ariana menatap Erick yang masih menikmati kedua payudaranya. Ariana harus menghentikan semua ini.

"Erick.." desah Ariana.

Oh shit kenapa harus mendesah?

Sorot mata Erick menggelap dan mulai menyiksa tubuh Ariana dengan sentuhannya!

Tbc

Menu pagi dari Ariana wkwkwkwk....

Thanks for reading.....

love you

Muaaah.....

PLAYER Story of Ariana Mahendra (Tamat)/Tersedia di Play StoreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang