Part 46

4.5K 454 19
                                    

Happy Reading....

Erick kalut, dia tak menemukan Ariana dimana pun. Teleponnya tak aktif dan pesannya pun tidak terkirim.

Apa Ariana bersama Chris?

Erick  berjalan menuju apartemen Chris dan tak ada siapapun. Erick mencari Chris ke kantornya dan hasilnya sama, apa yang terjadi sebenarnya?

Chris dan Ariana seperti menghilang dan Erick bingung, kemana dia harus mencari?  Erick menelepon Chris namun tak di angkat, namun Erick terus meneleponnya.

"Ya kak?"

"Mana Ariana?"

"Bukankah kau suaminya?"

"Kami bertengkar lagi dan ini salah paham."

"Aku takkan ikut campur kak." ucap Chris lalu memutus teleponnya membuat Erick geram.

Ariana dimana kau!!

Sementara di apartemen Chris...

Ariana mengerjapkan matanya, kepalanya terasa sakit dan ini pasti karena pengaruh alkohol yang di minumnya.

"Kakak." sapa Chris sambil memberi Ariana segelas air putih.

"Thanks."

"Berhenti minum kak, atau kau akan kecanduan alkohol." ucap Chris memperingatkan.

"Apa urusanmu? Aku seperti ini karena kau." ucap Ariana sengit.

"Kakak..."

"Harusnya kau biarkan aku pergi ke Bali, andai kau tidak menghalangiku mungkin aku takkan berakhir di atas ranjang bersama bajingan itu!" isak Ariana histeris membuat Chris marah dan mengeraskan rahangnya.

"Apa yang sudah Erick perbuat pada kakak? Apa dia memperkosa kakak?" tanya Chris.

"Kau tak usah ikut campur lagi, cukup itu yang terakhir dan sekarang aku baik-baik saja!" bentak Ariana lalu keluar dari apartemen Chris.

Entahlah, Ariana marah pada Chris. Andai tak ada acara penculikan itu mungkin Ariana takkan menyerahkan kesuciannya pada Erick. Ariana membenci tubuh kotor Ariana. Ariana jalang, Ariana murahan!!

Ariana terus berlari menuju mobilnya dan segera memacu mobilnya ke suatu tempat tanpa tujuan. Ariana benar-benar kalut, hidupnya hancur.

Ariana menjalankan mobilnya menuju apotik dan membeli obat penenang. Ariana ingin melupakan semuanya dan mungkin dengan tidur Ariana bisa melupakan Erick?

Ariana berjalan menuju apartemennya, Ariana benar-benar ingin sendiri dan tak lupa Ariana membeli vodka di toko minuman. Ariana segera memasuki apartemennya dan mengunci diri.

Ucapan Erick tentang perasaannya yang tak peduli jika Ariana bekerja atau bahkan meminta cerai dan Erick hanya membutuhkan keturunan saja membuat Ariana kembali terluka.

Bagaimana bisa Erick begitu kejam pada dirinya?

Pintu apartemen terbuka dan Ariana mendengar suara langkah kaki di apartemennya. Ariana membuka pintu kamarnya dan menatap Erick yang tampak berantakan.

"Ariana sayang..." bisik Erick bahagia, akhirnya menemukan istrinya. Erick memeluk tubuh Ariana,

"Lepas kak.." ucap Ariana.

"Kau salah paham sayang, aku hanya marah pada dad.."

"Cukup kak!" ucap Ariana enggan membahas.

"Jika kau hanya menginginkan tubuhku silahkan, tapi aku takkan membiarkan janin itu hidup di tubuhku." ucap Ariana dalam hati.

"Kita pulang."

"Aku ingin menyendiri dulu, beri aku waktu kak."

"Ariana, aku bersumpah, aku hanya mencintaimu."

"Cukup kak, cukup!" isak Ariana tak tahan.

"Sayang.."

"Aku juga manusia biasa kak, siapa yang tak sakit mendengar jika suaminya hanya membutuhkan anak  dari rahimnya saja dan kau takkan peduli lagi jika aku sudah melahirkan. Dan jika kakak mengharapkan anak dariku kakak salah besar. Aku sudah menggunakan pengaman dan apapun yang kau lakukan padaku takkan membuatku mengandung anak siapapun!" ucap Ariana tegas.

"Apa maksudmu?"

"Aku menggunakan alat kontrasepsi kak." ucap Ariana sambil tersenyum sinis.

"Oh, Ariana.."

" Tak perlu ada anak kak, jangan bawa-bawa mahluk yang tidak bersalah. Kita cerai dan selesai. Cari wanita lain yang bisa kakak nikahi, ambil bayinya lalu kakak campakkan!" ucap Ariana pedas membuat  wajah Erick memucat.

"Hanya kau yang aku cintai!"

"Bohong, berhentilah berbohong kak!" bentak Ariana.

"Aku bersum...."

Plaaak!!

Ariana menampar Erick cukup keras.

"Keluar!"

"Ariana..."

"Keluar kak keluaar!!" teriak Ariana dan Erick pun terpaksa mengalah. Erick berjalan keluar meninggalkan Ariana sendiri.

"Aku benci kakak!" isak Ariana lalu berlari ke kamarnya, Ariana harus melupakan kejadian barusan.

Ariana membenci Erick, Ariana tak mau mengingat Erick. Ariana mengambil beberapa butir penenang lalu membuka botol vodka dan meminumnya.

Namun reaksi obatnya tak juga muncul, Ariana mengambil beberapa butir lagi lalu menengak vodka langsung dari botolnya. Tubuh Ariana mulai menggigil, jantungnya berdegup kencang dan rasanya kepalanya terus berputar. Ariana membaringkan tubuhnya di sisi ranjang.

Ariana tersenyum, jika ini akhir dari hidupnya dia rela. Asalkan dia tak mengingat Erick, asalkan dia keluar dari kehidupan Erick untuk selamanya!

Ariana merasakan mual dan kejang, mulutnya berbusa. Air matanya menetes merasakan sakit di sekujur tubuhnya dan semuanya menggelap.

Tbc

PLAYER Story of Ariana Mahendra (Tamat)/Tersedia di Play StoreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang