Part 47

4.6K 448 23
                                    

Happy Reading....

Erick berjalan menuju lift, namun hatinya ragu. Erick khawatir dengan kondisi Ariana, kenapa dia begitu terbawa emosi? Dan ini semua gara-gara ayahnya!

Erick memasuki lift lalu menekan tombol basement. Sesampai di basement, Erick merasa ragu dan kembali memencet tombol menuju apartemen Ariana. Erick akan berusaha menjelaskan dan hubungan mereka harus kembali bagaimana pun caranya.

Erick segera memasuki apartemen Ariana dan membuka pintu kamarnya, namun terkunci.

"Ariana.." panggil Erick namun tak ada sahutan dari dalam.

"Ariana, kita bicara sayang, aku mohon!"

"Ariana?" Namun tetap  tak ada jawaban.

Erick pun mendobrak pintu kamar dan terkejut melihat Ariana terbaring di lantai dengan mulut berbusa.

Erick menatap botol minuman dan obat di sampingnya. Erick membawanya lalu membawa lari Ariana ke rumah sakit.

Sepanjang perjalanan Erick berdoa, semoga Ariana baik-baik saja. Suhu tubuhnya menurun dan detak jantungnya melemah. Apa yang Ariana konsumsi?

Akhirnya Erick sampai ke rumah sakit dan Ariana langsung di tangani oleh dokter. Wajah Erick tampak kusut dan kalut.

"Ariana sayang.." isak Erick putus asa.

Erick segera menghubungi Chris dan Matt. Hanya itu yang ada di dalam pikirannya.

Erick menunggu namun dokter belum juga keluar dari ruang tindakan.

"Erick.." sapa Matt di susul dengan Chris.

"Apa yang terjadi."

"Ariana meminum ini dan vodka." ucap Erick sambil menunjukan botol obat penenang.

"Shit!" rutuk Chris yang tahu apa efek samping terburuk yang di konsumsi Ariana.

Wajah Matt pun menegang, karena dia pun dulu pernah cacat gara-gara meminum alkohol dan aspirin.

"Sejak kapan Ariana meminum obat seperti itu?"

"Entahlah." ucap Erick dingin.

"Kalian aneh." ucap Chris lalu terdiam.

Tak lama pintu terbuka dan Wira keluar dengan wajah memucat.

"Kenapa?"

"Kakak koma, dia keracunan alkohol dan obat penenang." ucap Wira membuat tubuh Erick melemas.

Ariana....

*****

Erick menatap tubuh Ariana yang berbaring lemah di atas tempat tidur rumag sakit. Ariana yang galak dan ceria kini hanya terbaring lemah, Erick terus menyalahkan dirinya. Erick menyentuh tangan Ariana.

"Sayang aku mohon jangan tidur terlalu lama, aku takut.." guman Erick sambil mengecup tangan Ariana.

"Aku mohon cepat sadar sayang. Mau sampai kapan kau akan tertidur seperti ini? Begitu membenciku kah kau sampai tak mau melihatku lagi?" tanya Erick perih.

Matt menatapnya dengan sedih, Matt merasa bersalah, ini gara-gara Matt yang terlalu ikut campur dalam urusan runah tangga Erick.

Matt bermaksud agar Erick tak terlalu mengekang Ariana, Matt tahu Ariana tak suka di kendalikan seperti apa yang Erick lakukan. Tapi ini salahnya, andai Matt tak ikut campur mungkin Ariana takkan seperti ini.

"Ariana, aku janji jika kau sadar aku akan menjauhimu, aku akan menceraikanmu seperti apa yang kau inginkan. Asal kau sadar, aku ingin melihatmu bahagia." ucap Erick namun tetap saja tak ada tanggapan dari Ariana. 

"Jangan bersumpah yang tidak-tidak kak!" tegur Chris tak suka.

"Bagaimana jika kak Ariana tak menginginkan perceraian?" tanya Chris.

"Terakhir kami berbicara, dia begitu membenciku dan meminta pisah." ucap Erick.

"Sudahlah, kalian berdua sedang penuh dengan emosi. Erick pulanglah, istrirahat. Setelah merasa baikan kembalilah kemari." ucap Matt.

"Ya, dad benar, pulanglah kak." usir Chris dan Erick pun terpaksa menurutinya.

Erick pun pergi ke apartemennya, sepanjang perjalanan Erick berdoa agar Ariana segera sadar, Erick sangat mencintai Ariana. Dia tak tahu harus bagaimana jika Ariana meninggalkannya.

Erick berjalan menuju apartemennya, dia segera membersihkan tubuhnya dan mengganti pakaian. Erick ingin beristirahat, namun pikirannya terus tertuju pada Ariana.

Erick pun akhirnya memutuskan untuk kembali ke rumah sakit. Dia benar-benar merasa tak tenang berjauhan dengan Ariana.

Erick berjalan menuju ruangan Ariana, ayahnya pasti sedang menunggui Ariana.

Erick membuka pintu ruangan Ariana secara perlahan.

"Ariana, apa yang kau alami sekarang hampir sama denganku dulu. Aku pernah merasa putus asa karena calon istriku di tiduri oleh adikku sendiri. Di sisi lain, aku tak ingin menyakiti adikku tapi di sisi lain aku kecewa karena semua hanya fatamorgana. Aku pun meminum aspirin dengan minuman keras.." ucap Matt dengan mata berkaca-kaca.

"Aku berharap kau takkan cacat seperti aku dulu.." isak Matt.

"Aku tahu bagaimana rasanya putus asa karena orang yang aku sayangi."

"Andai kau memang tak bisa bersama anakku lagi, aku takkan memaksamu lagi sayang.." bisik Matt sambil mengecup tangannya.

"Aku takkan memintamu untuk bersama dengan anakku lagi dan berusaha mencintainya. Aku mencintaimu Ariana." ucap Matt membuat tubuh Erick menegang.

Jadi ayahnya masih saling mencintai?Apa selama ini mereka masih saling mencintai? Apa sikap manis Ariana juga karena permintaan ayahnya? Tubuh Erick terasa lemas.

Erick segera berjalan menuju tempat duduk dan mnyandarkan tubuhnya di sana.

"Ya Tuhan, aku benar-benar sudah menyakiti mereka berdua...." desah Erick dengan perasaan yang hancur.

Tbc

PLAYER Story of Ariana Mahendra (Tamat)/Tersedia di Play StoreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang