Part 5

4.9K 437 7
                                    

Happy Reading.....

Matt membawa Ariana ke sebuah taman setelah membelikan Ariana beberapa minuman kaleng dan cemilan.

"Kau suka taman?" tanya Matt.

"Iya, aku suka. Sama seperti perpustakaan, sepi!" ucap Ariana.

"Oh ya?" tanya Matt bingung dengan pemikiran aneh Ariana.

"Hmm... Jika di perpus hanya ada buku dan penjaga buku sedangkan di sini hanya ada orang dan alam yang indah. Namun aku ingin tempat yang sepi, seperti ini. Lebih privasi." ucap Ariana sambil duduk di sebuah gazebo yang sepertinya jarang di kunjungi karena sepi.

"Kau tak takut aku melakukan sesuatu yang melukaimu?" tanya Matt.

"Seperti apa? Aku percaya seorang pemilik kampus takkan berbuat asusila!" ucap Ariana sambil terkekeh.
"Jangan ke tempat seperti ini dengan pria lain.." ucap Matt membuat Ariana menatap ke arahnya.

"Maksudnya?"

"Emh... Dengan orang asing." ucap Matt cepat.

Wajah Ariana merona, apa maksud Matt? membuat jantung Ariana berdegup kencang.

Matt mengambil soda yang ada di kantung belanjanya lalu memberikannya kepada Ariana. Entahlah Matt merasakan sesuatu yang berbeda dengan Ariana, dia begitu menarik dan cantik.

"Kau tidak meracuniku kan?" goda Ariana melihat Matt seperti melamun,  membuat Matt tertawa lepas.

Ariana meminumnya sambil tersenyum manis. Matt menyentuh wajah Ariana.

"Kau yang seperti racun Ariana, panas dan menggoda!" ucap Matt lalu tertawa membuat wajah Ariana merona.

"Panas dan menggoda? Apa hanya dengan berpakaian casual membuatmu merasa gerah dan tergoda Mr Grace?" ejek Ariana.

"Hmm..." guman Matt sambil meminum kopinya.

"Seseorang terlihat panas dan menggoda tak harus berpakaian seksi, menurutku." ucap Matt.

"Oh ya?" tanya Ariana polos sambil mereguk kembali sodanya dan menyimpannya di bangku panjang lalu menatap ke arah danau. Matt menatap Ariana, rambut cokelat terangnya mirip Alena namun humorisnya mirip Clary. Matt merindukan Clary.....

Ariana menatap Matt yang terus melamun.

"Kau baik-baik saja?" tanya Ariana membuyarkan lamunan Matt.

"Hmm... Ya aku baik-baik saja." ucap Matt.

"Cobalah.." ucap Ariana sambil memberikan kaleng sodanya.

"Tidak, aku tak suka soda."

"Ayo coba.." paksa Ariana.

"Tidak.." tolak Matt.

Ariana meminumnya cukup banyak lalu tertawa.

"Hanya orang aneh yang tak suka sensasi soda!" goda Ariana sambil menjilat bibirnya membuat Matt menggeram, miliknya seketika berdiri, oh sial!!

Matt menghela nafas lalu tertawa mencoba meredakan gairahnya yang sudah lama mati. Ariana tersenyum lalu meminumnya lagi, Matt sengaja menyenggolnya hingga cairan soda itu meluber ke leher dan kaosnya. "Daddy!" pekik Ariana kesal, namun kekesalnya berubah menjadi keterkejutan.

Matt mencium Ariana dengan lembut, merasakan sensasi soda di bibirnya. Ariana tertegun, Matt melepaskan pagutannya lalu menjilati lehernya, menjilati jejak soda yang tertumpah.

"Ciuman pertamamu?" bisik Matt membuyarkan lamunan Ariana, wajahnya merona. Oh sial...

Ariana tak berani menatap ke arah Matt.

"Maaf.." ucap Matt khawatir Ariana marah.

"Hmm.." guman Ariana lalu menyentuh bibirnya yang terasa membeku.

Ya Tuhan, meski ciumannya lembut tapi kenapa rasanya terus menempel. Matt menyentuh pipi Ariana dan kembali mencium gadis itu dengan lembut dan menuntut.

Ariana merasakan ciuman itu semakin memanas, Matt menyusupkan lidahnya ke dalam bibir Ariana, menghisapnya lembut lalu menjelajahi rongga mulut Ariana.

Aroma kopi menyeruak ke dalam rongga mulutnya.

"Dad..." erang Ariana, tak kuat merasakan gairah yang menerjangnya. Miliknya terasa berkedut dan basah!

Matt melepaskan pagutannya.

"Kau cantik dan manis.." bisik Matt.

"Aku ingin pulang.." ucap Ariana pelan dan Matt sedikit terkejut namun dia mengerti Ariana masih bingung.

"Baiklah.." ucap Matt sambil merapihkan rambut Ariana lalu mengambil kantong cemilannya.

Sepanjang perjalanan ke luar taman mereka terdiam. Pikiran Ariana kalut, apa ini mimpi? Matt menciumnya dan pria itu usianya jauh di atas usianya tapi Ariana menyukainya. Matt ciuman pertamanya dan mungkin cinta pertamanya!

Mereka memasuki mobil Matt.

"Aku antar kau pulang." ucap Matt dan Ariana mengangguk. Ariana bingung, apa yang harus dia perbuat? Matt mengantarnya sampai basement apartemennya.

"Maafkan aku.." ucapnya lembut membuat Ariana menatap ke arahnya.

Ariana menatap bibir seksi yang sudah menciumnya, Ariana berharap Matt kembali menciumnya.

Oh pemikiran apa itu?

Apa Ariana mulai menjadi jalang?!

Ariana tersenyum ragu, lalu membuka pintu mobil namun Matt menarik tangannya lalu memeluk Ariana.

"Maafkan aku!" ucap Matt tulus, ada nada khawatir dan bersalah di sana. Ariana memberanikan diri menatap Matt.

"Dad.." bisik Ariana membuat Matt menatap ke dalam mata gadis itu. Ariana tersenyum lalu mencium Matt dengan amatiran. Matt menyeringai lalu membalas ciuman gadis itu.

Ariana tersenyum bahagia, Ariana menyukai ciuman lelaki di hadapannya, Ariana mencintai Matthew Grace, mungkin ini terlalu cepat tapi Ariana memang menyukainya pada saat pandangan pertama.

Tanpa mereka sadari seseorang mengawasi mereka dengan tangan mengepal.


Tbc

PLAYER Story of Ariana Mahendra (Tamat)/Tersedia di Play StoreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang