Part 53

4.6K 457 33
                                    

Happy Reading....

Ariana memejamkan matanya, dia sedang mengandung? Ariana teringat kembali percintaan semu dan menyakitkan waktu itu. Air matanya meleleh.

"Apa Erick waktu itu memperkosamu?" tanya Matt geram dan Ariana menggelengkan kepala.

"Aku yang bodoh, aku pikir hubungan kami baik-baik saja. Setelah kami bersetubuh tapi nyatanya Erick mencampakkanku dan berkata jika surat gugatan cerainya sudah ditanganmu dad." ucap Ariana sambil terisak.

"Dia mencicipi tubuhku, lalu mencampakkanku seperti jalang. Itu sebabnya aku sangat membencinya!" isak Ariana.

Matt memeluk Ariana dengan perasaan yang sangat bersalah.

"Aku berjanji akan membuatmu bahagia, aku akan melindungimu Ariana." ucap Matt merasa getir.

"Aku bisa membesarkan bayi ini sendiri dad, kau tak usah khawatir, aku akan kuat." tekad Ariana.

Sekarang Ariana harus bergelut dengan batinnya. Perasaannya terus berkecamuk antara sakit, sedih, marah, cinta dan kecewa. Janin ini tak bersalah bukan? Apa lagi ada kemungkinan jika Erick memang sudah tiada. Tapi bagaimana jika Erick masih hidup?

Apa Ariana sanggup menerima kembali lelaki yang sudah sangat menyakitinya?

"Dad.."

"Ya sayang?"

"Andai kak Erick di temukan dan masih hidup. Berjanjilah padaku."

"Apa?"

"Jangan katakan aku sedang mengandung anaknya."

"Apa??"

"Berjanjilah atau aku akan menggugurkan bayi ini." ancam Ariana dan Matt pun akhirnya mengangguk.

"Baiklah sayang.." ucap Matt, dia tak mau Ariana membunuh cucunya.

Ariana mengusap perutnya, kenapa bayi ini harus hadir disaat semua ini belum jelas? Disaat hidupnya terasa kacau. Ariana memejamkan matanya, bayi ini tidak bersalah dan bayi ini hanya miliknya. Tak peduli Erick masih hidup atau tidak, Ariana akan mempertahankan bayinya.

Satu bulan berlalu...

Akhirnya Erick dinyatakan meninggal di dalam kecelakaan pesawat. Di duga pesawatnya mengalami sabotase karena mesin pesawat bagian kanan terbakar yang mengakibat pesawat terbakar dan meledak.  Erick, Pilot, co pilot dan dua pramugarinya di nyatakan tewas dalam kecelakaan tersebut.

Ariana menatap upacara pemakaman yang dilakukan secara simbolis karena mayat suaminya yang tak di temukan dan kemungkinan hancur bersama pesawat.

"Kau harus kuat, demi anakmu." ucap Rafael dan Ariana hanya diam.

Erick sudah merubah segalanya, termasuk perasaannya yang ikut mati bersama Erick, rasa cinta, benci, kecewa dan sedih semua bercampur menjadi satu.

"Aku tak apa dad.." ucap Ariana datar.

Hari-hari di lalui oleh Ariana dengan segudang kegiatannya, Ariana tak mau terpuruk dan dia tak mau berhenti di masa lalu. Matt dengan setia mendukung Ariana dan menemaninya. Hingga tujuh bulan berlalu dengan cepat.  Perut Ariana sudah terlihat membuncit.

"Kau tidak mau memeriksanya? Lelaki atau perempuan?" tanya Matt sambil mengelus perut buncit Ariana.

"Hmm... Aku ingin tapi aku takut."

"Apa yang kau takutkan?"

"Hmm... Entahlah."

"Kau ingin seorang putra atau Putri?"

"Putri cantik sepertiku.." canda Ariana sambil terkekeh.

"Periksalah, mau aku antar?" tawar Matt membuat Ariana memikirkannya sejenak. Akhirnya Ariana mengangguk.

"Baiklah, kakek.." goda Ariana dan Matt tertawa.

*****

Gabriel tersenyum.

"Bayimu sehat, seorang bayi cantik yang mungil. Kau harus lebih berhati-hati, jangan kelelahan atau bayimu lahir prematur." ucap Gabriel dan Ariana tersenyum bahagia.

"Putri cantik sepertiku!" ucap Ariana sombong membuat Matt tertawa senang.

"Hmm... Selamat, impianmu terkabul my Queen.." ucap Matt.

"Kau harus traktir aku dad.." ucap Ariana.

"Baiklah, dengan senang hati." ucap Matt.

"Kak Gaby, aku boleh makan apa saja kan?"

"Bebas asal jangan terlalu pedas dan mengandung alkohol." ucap Gabriel.

"Oke, thanks kak.."

"Bersenang-senanglah.." ucap Gabriel dan Ariana mengangguk pelan.

Mereka pun pergi ke sebuah restoran biasa.

"Tidak mau ke restoranku?"

"Tidak, aku bosan dad, terlalu enak.."

"Tapi makanan disana bagus untuk bayimu."

"Jadi, kau mau traktir aku atau tidak?"

"Baiklah sayang, as you wish.." ucap Matt mengalah.

"Kau pesan apa?"

"Jus Lemon dan ikan bakar." ucap Ariana dan Matt pun memesan makanan yang sama dengan Ariana.

"Well, kau suka ikan?"

"Hmm.. Sudah lama juga aku tak makan ikan."

"Kau tahu kenapa aku memilih ikan?"

"Kenapa?"

"Lihat meja sebelah, tampak menggodakan?" bisik Ariana dan Matt pun menatap ke meja sebelah dan menatap ikan bakar yang tampak lezat.

"Kau..."

"Ariana!"

"Aku tahu itu namamu!" ucap Matt sebal dengan candaan perempuan di hadapannya dan Ariana tertawa lepas melihat ekspresu Matt yang menggemaskan.

Tanpa mereka sadari, seorang pria bermata biru sedang mengawasi kedekatan mereka, tangannya terkepal erat hingga buku-bukunya memutih menahan amarah.

Tbc

Eng ing eng...
Besok My Mother Eyes update lagi ya...

Thanks For reading....

PLAYER Story of Ariana Mahendra (Tamat)/Tersedia di Play StoreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang