Part 11

5.2K 407 6
                                    

*_' لسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ_*

Menjelang berakhirnya bulan suci Ramadhan dan datangnya Bulan Syawal 1439 H.

_*Perkenankanlah  kami sekeluarga menyampaikan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1439 H*_

*Taqobbalallahu minna wa minkum "*
*Barakallahu Fiikum*

Allahu akbar Allahu akbar Allahu akbar Walillahilham.

*_ وَعَلَيْكُمْ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ_*

Maafkan aku juga yang selalu membuat cerita mesum, maklum sudah bakat ya wkwkwkwk....

Happy Reading.....

Ariana terus menghindari Matt, dia tak mau berhubungan lagi dengan keluarga Grace. Ariana merasa terluka dengan perlakuan Erick, kata-katanya benar-benar tak dapat Ariana lupakan. Seenaknya dia mencium Ariana dan mengatainya jalang.

Pintu bel apartemennya berbunyi namun Ariana enggan membukanya, namun tak lama pintu itu terbuka. Apa itu Chris? Pikir Ariana.

Dia berjalan menuju ruang tamu.

"Ariana.." sapa Matt membuat tubuhnya menegang.

"Kenapa kau bisa masuk? Jangan bilang kau mafia juga seperti Chris!" erang Ariana frustasi.

"Itu tak penting, yang penting aku bisa melihatmu dan meminta maaf atas kejadian Erick." tukas Matt.

"Wow, Erick sangat gentle!" sindir Ariana membuat Matt tersenyum.

"Kau marah padaku?"

"Kenapa aku mesti marah?"

"Kenapa kau menghindariku?"

"Sebenarnya aku tak tahu siapa yang salah disini? Atau siapa yang harus di salahkan."

"Tak ada yang salah."

"Kau benar!" ucap Ariana sambil duduk di sofa dan menghela nafas.

"Apa kau ingin hubungan kita tetap berlanjut?" tanya Matt membuat Ariana termenung. 

"Beri aku waktu.."

"Baiklah, aku akan memberimu ruang, selamat sore." pamit Matt mencoba memberi Ariana sedikit ruang. Matt berjalan mendekati pintu keluar.

Ariana sungguh mencintai Matt, namun perlakuan Erick membuatnya takut. Erick tampak menyeramkan dan bermulut pedas. Namun Ariana mencintai Matt dan Ariana tak mau jika harus melihat Matt pergi dengan keadaan bersedih.

"Kau tak mau mengajakku makan steak yang enak itu?" tanya Ariana membuat Matt menghentikan langkahnya dan menatap Ariana.

"Perutku lapar!" rajuk Ariana manja sambil tersenyum.

"Kemari!" perintah Matt dan Ariana pun berlari ke arahnya.

"Aku akan mentraktirmu!" goda Matt.

"Harus, kau pemilik kampus, tak boleh pelit pada mahasiswimu. "

"Aku takkan pelit pada gadis secantik kamu. "

"Sudah berapa banyak wanita yang kau ajak kencan Mr Grace?"

"Aku bukan player atau pedofil!"

"Lalu?"

"Kecuali padamu!" goda Matt membuat Ariana tertawa lepas.

"Suatu kehormatan Mr Grace!" ucap Ariana sambil tersenyum malu.

Mereka sampai di dalam lift. Ariana tak bisa berhenti menatap pria di sampingnya itu dengan kagum.

"Kau merindukan aku?" bisik Matt membuat wajah Ariana merona.

"Tidak!" dusta Ariana.

"Oke!" ucap Matt.

Ariana menarik lengan Matt lalu mengalungkan tangannya.

"I love you Mr Grace!" bisik Ariana lalu mencium Matt dengan lembut. Matt pun membalas ciumannya dengan penuh gairah.

*****

Erick meminum banyak wine, pikirannya kalut. Di sisi lain dia senang ayahnya bisa move on dari mendiang ibunya dan berbahagia. Tapi di sisi lain, Erick harus melepaskan cinta pertamanya. Dia gadis yang berbeda dan sialnya kenapa selera dirinya dan Matt bisa sama?

Jika harus menerima kekalahan dari orang lain mungkin Erick bisa terima, tapi dari ayahnya sendiri? Sebegitu menarik kah pria tua itu dimana Ariana?

Dalam segi stamina jelas Erick masih muda bahkan dari fisik Matt kalah jauh. Erick tampan, muda dan masih mampu menggenjot Ariana sampai pagi dengan kualitas sperma yang prima dan mampu memberikan ratusan anak hebat. Tapi ayahnya? Apa yang di harapkan Ariana? Matt  bukan lelaki yang cocok untuknya.

Erick tahu bagaimana riwayat kesehatan ayahnya. Semenjak kematian ibunda tercintanya, Matt sering sakit-sakitan dan bahkan gairah ayahnya seperti padam.

Erick sangsi jika ayahnya tidak impoten. Apa itu tidak menyiksa Ariana kedepannya? Ariana masih muda dan memiliki masa depan yang cerah.

Dalam pandangan keluarga Ariana, apa orang tua Ariana menerima hubungan mereka? Rafael sangat menyayangi Ariana dan ridak mungkin mau menjodohkannya dengan pria yabg sudah berumur. Erick  yakin Ariana takkan bahagia, mungkin di awal pernikahan ya, tapi lama-lama Ariana akan kesal karena ayahnya tidak bisa menghamili Ariana! Oh pikirannya mulai kacau.

Mirza melihat Erick yang tampak mabuk berat.

"Erick, kau sudah minum banyak!" tegur Mirza membuat Erick menatap wajah sahabatnya.

"Oh!" ucap Erick.

"Aku antar kau pulang!" ucap Mirza memberi inisiatif dan Erick hanya bisa menurut, kesadarannya sudah mulai payah.

Erick tersenyum sendiri dan mulai meracau.

"Aku mencintai kekasih daddy, apa aku salah?" tanya Erick membuat Mirza bingung.

Matt seusia kakeknya dan memiliki pacar? Apa Erick menyukai wanita yang usianya berada di atasnya?

"Kekasih dad cinta pertamaku. Aku benci dad.." racaunya lagi.

"Kau payah, mencintai wanita tua!" ejek Mirza sambil membawanya ke apartemen Erick karena dengan keadaan seperti ini Erick mana mungkin dia memulangkannya ke mansion Grace, apa lagi racauannya seperti ini.

"Dia di bawah umurku, cantik berambut pirang kecoklatan seperti Alena namun rambutnya lebih gelap sedikit." racaunya lagi.

"Apa?" tanya Mirza tekejut.

Hebat juga Mr Grace!

Erick tertawa lalu kesadarannya benar-benar menurun.

"Aku mencintaimu Ariana Mahendra.." guman Erick pelan namun terdengar jelas oleh Mirza.

Ariana Mahendra?

Mirza jadi teringat ketika pertemuan kolega di pesta Rudolf tempo hari. Ariana pergi bersama Matt.  jadi mereka pacaran? Mirza tersenyum miring, dia tak percaya!

"Oh shit! Aku harus menyelidiki Ariana..." guman Mirza sambil memarkirkan mobilnya di basement apartemennya dengan perasaan kacau. Mirza memapah Erick ke dalam apartemennya dan segera menemui seseorang yang bisa menjelaskan ini semua!


Tbc

PLAYER Story of Ariana Mahendra (Tamat)/Tersedia di Play StoreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang