Part 18

4.3K 431 15
                                    

Happy Reading....

Ariana tidak mengerti dengan jalan pikiran Erick, dia seperti membencinya tapi kenapa Erick malah menciumnya dan mengajak makan siang bersama? Apa ini salah satu cara dia membalas dendam kepada dirinya?

Erick melepaskan pagutannya lalu menatap wajah Ariana yang memerah karena hampir kehabisan nafas.

"Kau canduku sayang.." bisik Erick membuat tubuh Ariana merinding.

"Aku bukan narkoba, bukan juga minuman beralkohol!" ejek Ariana.

"Sesuatu candu itu tak harus seperti narkoba atau alkohol, contohnya kau!" goda Erick membuat wajah Ariana semakin merona.

Oh sial!

Erick kembali menjalankan mobilnya ke Grace Restaurant.  Ariana tahu Erick sedang bergelut dengan hatinya, antara cinta dan dendam. Namun Erick lebih memilih cinta meski dia tahu Ariana selalu menolak perasaan Erick.

Erick membawa Ariana ke lantai teratas restoran seperti biasa dan kali ini Ariana memilih pizza Carbonara.

"Ganti menu sayang?" tanya Erick sambil berusaha tersenyum menutupi kesedihannya membuat Ariana tak tega.

"Aku bosan!" ucap Ariana.

"Aku pesan grill baked, kau bisa mencicipi punyaku." ucap Erick  pura-pura ceria.
"Kau tak harus seperti ini kak.." ucap Ariana membuat wajah Erick kembali sendu. 

"Kau tak bahagia denganku?" tanya Erick.

"Menurutmu?"

"Kau menikmati ciumanku, membalas ciumanku dan membiarkanku menyentuh tubuhmu."

"Lalu?"

"Kau memang bersikap dingin padaku jika kita mengobrol." ucap Erick lalu menatap Ariana.

"Apa kau masih mencintai daddy?" tanya Erick membuat mata cantik Ariana terbelalak.

Apa pria ini mulai tak waras?

Ariana tersenyum sinis.

"Menurutmu?"

"Kau belum bisa melupakannya."

"Bagaimana aku bisa melupakan orang yang sudah melukaiku kak." ucap Ariana bergetar.

"Kalau kau masih mencintai dad, bisakah kau menukarnya?"

"Maksudnya?"

"Tukar dengan aku, aku mau membalas cintamu dan membahagiakanmu!" ucap Erick membuat Ariana terkejut dengan tawaran anehnya.

"Itu beda kak!" ucap Ariana.

"Sama saja sayang."

"Apa kau tak berfikir aku seperti jalang yang sudah memacari anak dan bapaknya?" tanya Ariana tajam.

"Aku tak peduli!"

"Kak!"

"Ariana please, cintai aku.." ucap Erick memelas sambil menyentuh tangan Ariana, matanya tampak berkaca-kaca.

"Buktikan padaku, jika kau sungguh-sungguh kepadaku!" ucap Ariana.

"Aku akan melamarmu!" ucap Erick semangat.

"Bukan itu kak, cara lain!"

"Seperti apa?"

"Pertemukan aku dengan daddy, tapi tanpa sepengetahuannya." ucap Ariana membuat Erick tertegun.

"Tak sanggup? Ya sudah!"

"Baiklah, apapun untukmu sayang.." ucap Erick dan Ariana tersenyum penuh kemenangan.

Setelah selesai makan, mereka pun pergi ke mansion Grace, Matt selalu pulang sore jadi Erick bisa mempertemukan Ariana secara langsung di sana sesuai keinginan kekasihnya.

"Dad akan datang sekitar pukul enam sore atau tujuh malam." ucap Erick dan Ariana mengangguk.

"Mau menunggu di ruang keluarga atau kamarku?" tanya Erick genit membuat Ariana terkekeh geli.

"Opsi pertama Mr Grace." ucap Ariana dan Erick pun membawa Ariana ke ruang keluarga agar gadisnya merasa nyaman duduk di sofa besar.

"Mau minum apa?"

"Tidak, aku tak haus kak." ucap Ariana sambil menatap jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul lima lebih tiga puluh menit.

"Baiklah.." ucap Erick sambil meminta pelayannya membawa kudapan dan minuman soda favorit Ariana.

Erick memang selalu memperhatikan apa yang menjadi kesukaan kekasihnya, bukti cintanya kepada Ariana.

"Apa kau akan menjewer daddy-ku?" goda Erick membuat Ariana tertawa pelan.

Ariana menatap wajah Erick, ya dia tampan dan Ariana suka senyumannya. Nakal sekaligus manis, Erick menatap Ariana yangs sedang mengagumi wajahnya. Erick yakin Ariana sudah ada rasa padanya.

Erick mendekatkan wajahnya dengan wajah kekasihnya, memiringkan sedikit wajahnya lalu menempelkan bibirnya dengan bibir Ariana yang sudah terbuka menyambut ciumannya.

Ariana menatap wajah tampan Erick yang sedang menghisap bibirnya dengan lembut. Ariana suka ciuman Erick yang tidak memaksa namun menuntut.

"Mmmpph..." erang Ariana tak tahan dengan ciuman panas Erick yang semakin menggairahkan.

Ariana mengalungkan kedua tangannya, kedua tangannya meremas rambut lebat Erick untuk memperdalam ciumannya. Ariana senang, Erick pandai berciuman dan aroma mulutnya yang wangi mint, Ariana yakin Erick bukan perokok.

Mereka berciuman dengan penuh gairah, tanpa menyadari kehadiran Matt yang baru saja pulang dari kantor.

Matt menghela nafas dengan geram, ternyata Alena selama ini tinggal bersama adiknya. Ada apa dengan mereka?

Tak seharusnya Drew merahasiakan semua ini dan membuat Matt gusar dan merasa kehilangan anak gadisnya.  Matt berjalan menuju kamarnya, namun Matt mendengar suara desahan mencurigakan. Matt berjalan menuju arah suara itu. Dia menatap kelakuan anaknya yang berani membawa kekasihnya untuk beradegan mesum di ruang keluarga.

"Ehhmmm.." guman Matt membuat Ariana dan Erick terpaksa melepaskan pagutan mereka.

Matt penasaran,  dia pun melihat wajah perempuan yang berciuman dengan anaknya.

"Ariana?" guman Matt shock dan gadis itu hanya tersenyum miring menampilkan wajah tanpa berdosanya.


Tbc

PLAYER Story of Ariana Mahendra (Tamat)/Tersedia di Play StoreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang