Part 9 (18+)

8.3K 493 7
                                    

Happy Reading....

Ariana mengerjapkan matanya, dia semalam tertidur dan ini bukan apartemennya!

Ariana mengingat kejadian sebelumnya dan menghela nafas lega, ini pasti apartemen Matt. Ariana membuka selimut yang membalut tubuhnya dan merasakan hawa dingin di kemaluannya. Ariana sadar, dia tak memakai celana dalamnya karena di robek  oleh Matt semalam!!

"Ya Tuhan" guman Ariana dengan wajahnya yang merona mengingat kejadian semalam.

"Kau sudah bangun sayang?" tanya Matt membuat Ariana salah tingkah.

"Dad.." guman Ariana serak, suaranya terasa menghilang tak jelas. Matt tersenyum geli.

"Minumlah.."ucap Matt sambil memberikan Ariana secangkir teh manis hangat dan Ariana meminumnya sampai tandas.

Hangat dan manisnya pas membuat tubuh Ariana merasa nyaman dan segar.  Matt mengambil cangkir kosong itu lalu menyimpannya di nakas kemudian merangkak di atas tubuh Ariana.

"Kau mau apa?" tanya Ariana gugup.

"Morning kiss.." bisik Matt lalu mencium Ariana dengan lembut.

Ariana tersenyum bahagia. Mereka berciuman cukup lama lalu melepaskan pagutannya dengan perlahan.

"Aku dimana?" tanya Ariana.

"Mansionku." ucap Matt.

"Mansion?" tanya Ariana kaget.

"Hmm.. Aku ingin memperkenalkanmu pada anakku, calon mamah barunya!" ucap Matt sambil terkekeh membuat Ariana mengerang sebal.

"Apa ini tidak terlalu cepat?" tanya Ariana.

"Lebih cepat lebih baik, umurku tak lagi muda sayang.." ucap Matt membuat Ariana terdiam, bagaimana cita-citanya nanti jika ternyata dia harus menikah muda? Matt benar dia sudah tua dan mungkin butuh keturunan dengan segera. Ariana menghela nafas.

"Boleh aku mandi? Tak mungkin aku menemui calon anakku dengan memakai pakaian pesta semalam dan tubuh lengket!" ucap Ariana. Matt tersenyum lalu mencium Ariana dengan lembut.

"Baiklah, aku tunggu di sini.." ucap Matt dan Ariana pun segera berlari ke kamar mandi dan membersihkan tubuhnya.

Selesai mandi Ariana melilitkan handuk ke tubuhnya dan berjalan mendekati Matt.

"Pakaianku.." rajuk Ariana sambil mendekati Matt yang sedang berbaring di ranjang dan  dia sudah menyiapkan pakaian untuk Ariana. Matt memberikan paper bag berisi gaun bermotif bunga beserta bra dan celana dalamnya.

Ariana tersenyum senang lalu menatap Matt yang sedang melihat paha mulusnya. Ariana sengaja melepaskan handuk di tubuhnya lalu menindih tubuh Matt dan mereka pun berciuman.

Matt meremas payudara Ariana yang bergelantungan bebas, tubuh mungilnya padat dan indah. Kulit putih susu dengan puting merah muda begitu menggoda Matt untuk terus menghisapnya dengan lembut dan penuh perasaan.

"Dad.." erang Ariana yang merasakan sensasi yang begitu nikmat.

Matt menekan punggungnya dengan kedua tangan kokohnya agar Ariana menempelkan payudaranya di wajah Matt.

Ariana melenguh dan orgasme-nya membuncah hanya dengan hisapan dan remasan di payudaranya.

"Oh.. Matt.." erang Ariana sambil meremas bahu Matt lalu terkulai lemas menindih tubuh Matt.

"Kau sensitif sekali sayang.." bisik Matt sambil mengelus punggung telanjang Ariana

"Hmmm..." guman Ariana yang merasakan lututnya bergetar.

"Aku bantu kau berpakaian.." ucap Matt sambil merebahkan tubuh Ariana dan menjilati miliknya.

"Matt, stop!" erang Ariana yang kembali merasa terangsang dengan jilatan Matt namun miliknya terasa ngilu.

"Lagi?" tanya Matt namun Ariana menggeleng cepat.

Matt terkekeh lalu mengambil tisu basah dan melap bersih milik Ariana lalu memakaikannya celana dalam bra dan gaunnya.

"Aku sudah tak sabar untuk meminangmu menjadi istriku." goda Matt membuat wajah Ariana merona.

"Kita sarapan." ajak Matt setelah selesai mengenakan pakaian Ariana di tubuhnya dan Ariana pun mengangguk sambil mengikuti Matt dari belakang.

Matt memberikan sandwich berisi daging keju dan sayuran yang tampak menggugah selera.

"Mana anakmu?" tanya Ariana yang melihat di meja makan hanya ada Matt dan dirinya.

"Aku memilki dua anak laki dan perempuan. Namun hanya ada Erick disini karena Alena sepertimu." ucap Matt.

Erick? Ah mungkin Erick yang lain! pikir Ariana.

"Memang kemana Alena?" tanya Ariana.

"Dia berada di Brooklyn dan memilih tinggal dekat dengan  pamannya, dia enggan menyandang nama Grace atau bergantung pada ayahnya sendiri. Padahal semua kekayaanku untuk kedua anakku." ucap Matt dan Ariana hanya tersenyum.

"Dad..." sapa Erick yang baru turun dari kamarnya.

"Ariana, ini anakku dan Erick dia calon ibumu." ucap Matt sambil menatap Ariana dan Erick secara bergantian. Mereka pun saling pandang, wajah Ariana dan Erick memucat, mereka tampak shock.

"Ariana..." guman Erick tak percaya!


Tbc

PLAYER Story of Ariana Mahendra (Tamat)/Tersedia di Play StoreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang