Part 3

5.5K 454 1
                                    

Happy Reading....

Ariana Pov

Aku berjalan meninggalkan lantai dansa, Erick pasti kesal padaku. Tapi masa bodoh, aku tak suka lelaki yang merayu, takkan mempan karena aku sering di rayu pria tampan yang bernama Chris, bahkan aku sering melihat dia merayu wanita lain di hadapanku. Makanya aku tahu berbagai jenis lelaki nakal yang hanya ingin bersenang-senang.

Aku menatap Chris yang tersenyum miring melihatku berjalan menghampirinya. Aku sempat memarahinya karena dia mabuk.

"Kita pulang!" ucapku dingin.

"Kakak pesta belum di mulai!"

"Pesta apa? Pulang!"

"Kau pulanglah biar Chris aku antar nanti." ucap Erick membuatku kesal.

Namun melihat gelagat Chris yang sudah setengah mabuk takkan membuatku merasa di untungkan.

"Oke." ucapku mengalah.

Bagaimana pun Chris lelaki dan dia bisa menjaga dirinya sendiri. Aku berjalan cepat menuju keluar club, aku merogoh tasku dan tak menemukan kunci mobilku.

Sial aku lupa jika aku datang bersama adik menyebalkan itu dan artinya aku harus naik taksi. Aku menghela nafas lelah, kenapa aku jadi sial begini?

Aku menunggu taksi namun aneh tak ada taksi yang lewat satu pun.

Toba-toba segerombolan pria menghampiriku.

"Cantik, kau pasti gadis malam!" ujar salah satu pemuda yang tampak mabuk menatap ke arahku.

Mereka menatapku dari atas ke bawah, benar-benar melihatku dengan tatapan melecehkan. Aku berjalan menjauhi mereka namun mereka malah mengejarku, aku berjalan secepat mungkin menghindari mereka tanpa melihat ke depan.

Bruk!!

Aku menabrak seseorang dan hampir terjungkal andai pria itu tidak menarik tubuhku ke pelukannya.

Hmmm.. Wangi!

"Pergi dari sini, dia wanitaku!" ucap pria itu membuat tubuhku berdesir, aku wanitanya?

Dari suaranya dia terdengar berwibawa dan berumur. Aku memberanikan diri untuk mendongkak melihat wajahnya. Pria itu...

"Nona di perpustakaan?" tanya lelaki itu membuat jantungku berdegup kencang.

"Tuan.."

"Matthew Grace.. panggil aku Matt." ucapnya ramah.

"Terima kasih.."  ucapku apa aku harus memanggilnya Matt? Aku rasa umurnya jauh dari usiaku.

"Emh.. Aku Ariana." ucapku cepat tak mau mengecewakan dewa penolongku.

"Kenapa kau sendirian di tempat seperti ini?" tanya dia sambil melepaskan pelukannya.

"Aku datang bersama temanku namun aku merasa tak cocok berada di tempat seperti ini jadi aku pulang naik taksi." ucapku cepat.

"Aku akan antar kau pulang." ucap Matt membuatku kikuk.

"Tapi..."

"Sekalian temani aku makan, aku lapar.."  ucapnya sambil menarikku ke dalam mobilnya.

"Apa? " tanyaku namun dia tak menggubris.

Ada perasaan aneh yang mengalir di hatiku, aku tak bisa menolak ajakannya bahkan aku tak bisa berbicara dengannya, bibirku terasa gagu dan lidahku kelu.

Sepanjang perjalanan kami hanya terdiam, hanyut dalam pikiran masing-masing, hingga kami sampai di restoran Grace tentu saja restoran milik pria di sampingku ini.

Matt membawaku ke lantai paling atas.

"Kau mau pesan apa?" tanya Matt sambil menggeserkan kursi untuk aku duduk dan ya pria ini sangat gentle.

"Apa saja." ucapku asal karena jujur aku tak lapar.

"Steak di sini enak.." ucap Matt lalu memesankannya untukku.

"Jadi namamu Ariana?" tanya pria itu.
Aku menatap wajahnya, dia seumuran dengan kakek Dave namun aura ketampanannya masih terlihat jelas, mata biru dan bibir seksinya begitu menggoda.

Oh sial aku mulai berfikiran mesum seperti Chris!!

"Ariana?" tanya Matt membuyarkan lamunanku.

"Ya?" ucapku kikuk.

"Kau kuliah di kampusku, semester baru?" tanya Matt mencari bahan pembicaraan.

"Iya, aku memilih Fashion Design."ucapku dan dia tersenyum.

"Kau seusia anakku." ucapnya membuatku tersenyum tipis.

"Oh ya?" tanyaku karena aku memang tak tahu siapa anaknya.

"Kau berasal dari New York?"

"Tidak, aku dari Los Angeles. Aku hanya ingin mandiri jadi aku memilih kuliah di sini." ucapku.

"Menarik!"

"Apanya yang menarik?"

"Biasanya gadis seusiamu senang berpesta dan manja pada orang tua." ucapnya membuatku terkekeh geli.

"Ya, adikku saja yang lelaki begitu manja." ucapku.

"Kau cantik." ucapnya membuat jantungku berdegup kencang, apa pria ini mulai menggodaku? Aku rasa dia seorang pedofil!

Matt tersenyum ketika makanan kami datang.

"Makan lah.." ucapnya dan aku pun menyantap steak pesanannya.

"Kau benar, rasanya enak!" pujiku.

"Dagingnya empuk, lembut dengan bumbu meresap dan tercium beberapa rempah bumbu mempertajam aroma steaknya yang gurih mantap." celotehku lagi.

"Terima kasih." ucap Matt.

Selesai makan pria itu benar-benar mengantarku ke apartemenku.

"Terima kasih Mr Grace. " ucapku canggung jika harus menyebutkan nama.

"Sama-sama Ariana, kau sepertinya masih ragu memanggil namaku." ucapnya menbuatku tersenyum malu.
"Panggil aku daddy, tak apa.. Seperti anak-anakku memanggilku." ucapnya lembut.

"Oke, Daddy.." ucapku sambil tertawa geli menyebut orang asing itu daddy atau lebih tepatnya memanggil daddy pada pemilik kampus dimana aku kuliah!!

"Selamat malam." ucapnya lembut.

"Hati-hati di jalan daddy.." ucapku dan dia tersenyum manis.

Aku segera memasuki apartemen dan menaiki lift.

Ya Tuhan, apa yang sudah pria itu lakukan? 

Pria tua itu sudah memporak porandakan hatiku. Aku menghela nafas saat lift berdenting dan pintunya terbuka. Aku memasuki apartemenku dan melihat Chris sedang memandangku.

"Kakak, kau sudah darimana?" tanya Chris dengan tatapan tak terbacanya membuatku salah tingkah!


Tbc

PLAYER Story of Ariana Mahendra (Tamat)/Tersedia di Play StoreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang