Part 1

9.1K 558 4
                                    

Happy Reading.....

Ariana menatap kakaknya Mirza yang heran dengan keinginan adiknya.

"Kau ingin ke New York? Sendiri?" tanya Mirza. Ariana mengangguk.

"Kau tak takut?" tanya Mirza lagi.

"Aku ingin mandiri kak." ucap Ariana dan Mirza hanya menghela nafas.

Mirza sangat mengenal watak adik kesayangannya ini walau pun Ariana lebih kuat dan dewasa daripada Alessa, Mirza tetap mengkhawatirkan Ariana.

Rafael dan Widya pun tak mampu menghalangi keinginan kuat putri keduanya.

"Baiklah, jika itu maumu. Aunty Lea bisa membantumu." ucap Rafael.

Lea istri dari Wildan Winata, dia memiliki banyak butik dam bisa sedikit membantu mengawasi Ariana.

Ariana tersenyum bahagia.

"Thanks.. Kalian tak usah khawatir, aku akan sibuk dengan kuliah dan butikku." ucap Ariana sambil menghabiskan makan malamnya. Minggu depan Ariana akan segera ke New York untuk memulai kuliah di bagian Design dan membuka butik kecil-kecilan.

Seperti inilah butik kecil-kecilan ala Mahendra, dengan letak geografis yang sangat strategis di kota New York yang sudah di rancang dan di bangun Rafael untuk putri kesayangannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Seperti inilah butik kecil-kecilan ala Mahendra, dengan letak geografis yang sangat strategis di kota New York yang sudah di rancang dan di bangun Rafael untuk putri kesayangannya.

Ariana sebenarnya ingin menolak, namun dia takut, jika dia menolak maka Rafael takkan mengijinkannya membuka butik dan mengejar cita-citanya.

Akhirnya Ariana pun pergi ke New York, waktunya dia mandiri dan terbebas dari kungkungan nama Mahendra.

Ariana bersikeras untuk tinggal di.salah satu apartemen Mahendra di New York dengan alasan kesibukannya takut mengganggu keluarga Winata, karena Ariana pasti akan sering keluar masuk rumah, bahkan pulang larut malam.

"Kau serius akan tinggal di apartemenmu sendiri?" tanya Lea, aunty yang akan membantunya kelak. Ariana mengangguk.

"Aunty hanya perlu mengawasiku saja, jika aku kesulitan. Aku akan meminta bantuan Aunty.." ucap Ariana dan Lea hanya mengelus dengan sayang kepala keponakannya.

"Baiklah sayang, jaga diri baik-baik.." ucap Lea lembut.

Ariana adalah gadis ceria yang tak suka di kekang, dia penyuka kebebasan dalam berkreasi dan hanya dia yang tak mau jadi penerus perusahaan Mahendra apa lagi jadi seorang mafia. Cukup kakak dan adik-adiknya yang mengurus perusahaan itu dan Ariana juga tak mau terjun ke dunia hitam seperti Mirza dan Chris.Ariana senang sesuatu yang idealis dan realistis seperti Wira yang memilih menjadi dokter.

Ariana menatap takjub butik yang di bangun oleh ayahnya, Rafael. Sungguh membuat Ariana bahagia, butiknya  keren sesuai dengan apa yang diimpikannya. Rafael memang ayah yang sempurna bagi Ariana.

Namun kesempurnaan inilah yang membuat Ariana merasa tidak seperti manusia normal pada umumnya. Ariana juga memilih sekolah yang di naungi oleh Grace Foundation, dia menolak bersekolah  di kampus milik keluarga Mahendra, seperti Chris. Hasilnya akan sama saja, Ariana akan lulus dengan mudah dan cepat karena nama ayahnya!!

*****

Ariana berjalan menuju kampus barunya.

"Hai cantik..." goda salah seorang pria yang sedang menongkrong di area kampus dan Ariana tahu, ini bukan zona amannya lagi dan ini keinginan Ariana yang ingin hidup normal. Ariana hanya tersenyum tipis lalu melanjutkan langkahnya menuju kelas Fashion Design.

Ariana menatap kelas Fashion Design yang di hadiri delapan belas orang, kebanyakan di kampus ini mengambil jurusan perhotelan dan akuntan.

"Hai, sweet heart kau pasti murid baru di sini!" tanya dosen yang bernama Sahara.

"Iya Miss.." ucap Ariana sopan.

"Perkenalkanlah namamu nak.." ucap dosen itu.

"Nama saya Ariana, saya dari LA." ucap Ariana yang enggan menyebutkan nama keluarganya.

"Ariana, nama keluargamu?" tanya Sahara membuat Ariana jengkel, namun tak mungkin juga dia membantahnya.

"Mahendra, Ariana Mahendra.." ucap Ariana dengan senyum di paksakan dan wanita tua itu langsung menatap antusias.

"Cantik sekali anaknya Mr Mahendra.." ucap dosen itu.

Sudah Ariana duga!

Kemana pun Ariana pergi, nama Mahendra akan terus mengikutinya, seperti sekarang. Ariana mudah terkenal karena hotel Mahendra dimana-mana. Apa lagi nama keluarga Ariana berasal dari nama Indonesia dan jelas itu sangat mencolok sekali!

Jam pelajaran selesai Ariana mendengus kesal sambil merapihkan bukunya.

"Kau sepertinya murid baru?" tanya seorang gadis berambut pirang.

"Ya." ucap Ariana dingin.

"Aku Adele Merkinson." ucapnya dan Ariana hanya tersenyum tipis.

"Aku yakin kau sudah mengenalku." ucap Ariana membuat Adele sedikit tak suka dengan sikap sombong Ariana.

"Baiklah, sampai jumpa.." ucap Adele sambil pergi meninggalkan Ariana.

Ariana menghela nafas kesal lalu pergi ke perpustakaan berharap kekesalannya mereda. Rasanya dia ingin merubah amanya agar terbebas dari nama keluarganya.

Ariana memasuki area perpustakaan, dia merasa sedikit nyaman karena perpustakaannya di lengkapi musik klasik yang menenangkan. Ariana memilih duduk sedikit di pojok agar merasa tidak terlalu mencolok dan lebih privasi. Ariana mengambil buku secara acak dan membukanya asal lalu mengurut keningnya agar sakit kepalanya hilang.

Ariana mendengar perbincangan seseorang di meja penjaga perpustakaan namun dia mengabaikannya. Ariana fokus pada sakit kepalanya.

"Anda sudah mengurus buku yang sudah saya pesan kemarin?" tanya seorang pria berumur bernama Matthew Grace, ya dialah  pemilik kampus ini. Matt melihat Ariana yang sedang asik membaca buku di area  sejarah. Jarang seorang gadis muda menyukai sejarah bukan?

Matt mendekatinya dan melihat gadis itu membaca buku secara terbalik.

"Bagaimana tidak sakit kepala, kau membacanya terbalik!" tegur Matt membuat Ariana mendongkak ke pada lelaki di hadapannya, lalu melihat bukunya yang terbalik.
Astaga!
Wajah Ariana tampak merona, karena malu!

Ariana menatap pria bermata biru yang masih terlihat tampan dan berwibawa meski sudah berumur. Mulutnya terasa sulit di buka.

"Selamat siang.." pamitnya sopan dan Ariana hanya bisa menatap kepergian pria tampan itu.

Cinta pandangan pertama kah?? Kenapa jantungnya berdegup kencang? Kenapa dia jadi sulit berbicara di hadapan pria itu?

Tbc

Masih pemanasan...

Thanks for reading....

PLAYER Story of Ariana Mahendra (Tamat)/Tersedia di Play StoreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang