Part 50

5.5K 422 13
                                    

Happy Reading.....

Ariana merasa shock dengan sikap Erick, dia sudah berubah. Ariana memejamkan matanya, harga dirinya sudah hancur dan dengan bodohnya dia membiarkan lelaki laknat itu menyentuhnya.

Ariana segera berlari ke dalam kamar mandi dan membersihkan tubuhnya dengan kasar. Ariana menggosok tubuhnya hingga terasa perih.

"Erick berengsek!" jerit Ariana kesal.

Ariana segera mengenakan pakaiannya dan berkemas, dia ingin pulang.

"Ariana!" panggil Matt yang tampak panik setelah menerima pesan dari anaknya. Matt takut Erick bertindak nekat untuk menyakiti lagi Ariana.

Matt bernafas lega melihat Ariana sedang duduk di ranjang dengan rambut basahnya.

"Apa yang Erick lakukan?" tanya Matt namun Ariana menggelengkan kepalanya, Ariana ingin menangis namun harga dirinya sangat terluka dengan sikap kasar Erick.

"Sayang, katakan pada dad. Erick tak menyakitimu kan?" tanya Matt penuh harap. Ariana menatap mata biru Matt lalu tersenyum.

"Aku tak  pernah sebaik ini, dad." ucap Ariana dengan mata berkaca-kaca.

"Ariana.."

"Aku ingin pulang, sekarang!" ucap Ariana lalu berdiri dan menarik kopernya. 

Matt tahu, ada ha buruk yang sudah terjadi diantara mereka, namun Matt tak bisa memaksa Ariana untuk membuka mulutnya, Matt tak mau Ariana terluka lebih dalam lagi karena Erick. Ada rasa sesal kenapa dia membawanya ke Canada untuk menemui anaknya yang keras kepala.

Ariana berjalan meninggalkan kamar hotel itu, Ariana benci tempat itu dan dia takkan pernah  kembali ke tempat itu. Matt mengikut Ariana dari belakang tanpa berkata sepatah kata pun.

Ariana menunduk, menahan matanya yang terasa panas karena menahan tangis. Dia harus kuat, dia tak boleh menangis lagi oleh bajingan itu. Ariana menengadah lalu tersenyum.

"Aku butuh minum."

"Apa kau tak ingat pesan dokter?"

"Apa dokter itu bisa merasakan sakit yang aku rasa dad?" tanya Ariana lirih.

"Sayang.." bisik Matt dan Ariana langsung memeluk tubuh pria yang sudah renta itu. Ariana menangis sejadi-jadinya di dalam dekapannya.

******

Semenjak kejadian itu Ariana sering mengurung diri, Ariana enggan bertemu dengan siapapun membuat Chris geram dan marah kepada Erick.

"Kak.." sapa Chris berusaha mengajak kakaknya bicara.

"Aku ingin sendiri."

"Apa yang Erick lakukan padamu?"

"Tak ada."

"Jangan bohong!"

"Tak ada."

"Kak!"

"Chris sudahlah!" isak Ariana.

"Aku akan membunuh bajingan itu!"

"Cukup Chris, kakak bisa mengatasinya!" bentak Ariana lalu menenggelamkan kembali wajahnya dan menangis.

Chris segera pergi dari kamar itu dan menemui Erick. Chris harus tahu apa yang sebenarnya terjadi.  Chris pun terbang ke Canada dan Erick sulit di temui. Namun Bukan Chris jika dia tak bisa menemukan seorang Erick yang bukan apa-apa baginya.

Erick tampak terkejut begitu melihat Chris dan pria itu melayangkan bogem mentah ke wajahnya.

"Apa yang kau lakukan pada kakakku berengsek!" bentak Chris namun Erick hanya tersenyum layaknya seorang bajingan.

"Kau pikir aku akan membiarkanmu bahagia? Aku bisa menghancurkan perusahaanmu, kehidupanmu Erick Grace!" ancam Chris.

"Silahkan!" tantang Erick membuat Chris geram. 

"Jangan pernah menemui kakakku apa lagi menyakitinya Erick!" ucap Chris lalu keluar dari ruangannya.

Erick tersenyum sinis, wajahnya terasa sakit, namun hatinya lebih terasa sakit. Erick yakin Ariana sudah berada di tangan orang yang tepat-ayahnya.

Chris berjalan menuju basement lalu menonjok dinding sekuat tenaga membuat buku-buku jarinya berdarah. Chris tahu, pasti ada sesuatu yang terjadi di antara mereka yang membuat kakaknya tampak terpukul.

Chris segera kembali ke LA dan tiba saat hari sudah menjelang tengah malam. Chris berjalan menuju kamar kakaknya untuk melihat kondisi Ariana.

Chris menatap ranjang Ariana yang kosong, suara isakan tangis terdengar dari dalam kamar mandi. Chris segera berjalan menuju kamar mandi dan melihat pecahan kaca cermin berserakan di lantai dan kakaknya menangis dengan tangan penuh darah.

"Kakak..."

"Jangan pernah memintaku untuk mencintai seseorang, apa lagi menjodohkanku. Aku benci laki-laki, aku benci laki-laki.." isak Ariana pilu. Chris memeluk tubuh kakaknya yang terasa dingin.

"Aku janji kak, aku takkan meminta apa-apa lagi pada kakak, asal kakak bahagia.." bisik Chris sambil mengusap punggung kakaknya.

"Sakiit.." isak Ariana ambigu. Chris mengecup kening kakaknya.

"Aku akan obati lukanya." bisik Chris lalu membopong Ariana menjauh dari pecahan kaca cermin dan membawanya ke atas ranjang.

"Jangan lakukan ini lagi kak.." ucap Chris sedih dan Ariana hanya menatap adiknya dengan air mata yang terus membasahi kedua pipinya.
*****

Matt berjalan menemui Erick dan mendapatkannya dalam keadaan babak belur.

"Dad.." sapa Erick sambil tersenyum tipis.

"Kenapa kau lakukan itu pada Ariana?"

"Karena yang dia cintai hanya dad."

"Jangan bodoh, itu hanya masa lalu."

"Kau yang jangan bodoh karena hati dan pikirannya hanya ada kau dan kau!" bentak Erick.

Plak!!

Matt menampar Erick dengan cukup keras.

"Jika sesuatu yang buruk terjadi pada Ariana, aku takkan memaafkanmu!"

"Dia akan baik-baik saja, dia sudah berada di tangan yang tepat." ucap Erick membuat Matt bingung.

"Menikahlah dengan Ariana dad, kau berhak bahagia dan maafkan aku." ucap Erick membuat Matt geram dengan kebodohan anaknya.

"Kau.."

"Aku akan tinggal di Jerman, dad tak usah memintaku pulang. Segeralah menikah setelah kamibsah bercerai." ucap Erick lalu pergi ke luar rumah.

"Bedebah kau Erick!" ucap Matt penuh amarah.


Tbc

Maaf ya klo ceritanya mengecewakan dan aku agak kurang fokus sama ceritaku ini.

Aku lagi merampungkan cerita emak dan bapaknya Erick sama David Reed bapaknya Marie dan Devon yang akan naik ke Play Store.
Dan ini editan terakhir yang lumayan bikin baper wkwkwkwk....

Ini penampakkannya, keren kan? Kak Nindy memang selalu yang terbaik dalam memadu padankan covernya.  Thanks kak Nindy, KAROS Publisher. Muuaah...

Thanks for reading....

Love you

Muuaah....

PLAYER Story of Ariana Mahendra (Tamat)/Tersedia di Play StoreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang