Part 44

6.2K 445 26
                                    

My Mother's Eyes di stop dulu ya, kebanyakan spoiler nanti Player gak seru lagi...

Happy Reading....


Erick mengerjapkan matanya, dia mendengar deringan ponselnya lalu mencari di saku celananya. Erick menatap layar ponselnya, daddy!

Erick berjalan menuju pintu balkon dan menerima teleponnya.

"Dad.."

"Kau dimana?"

"Di apartemen."

"Ariana?"

"Masih tidur." ucap Erick sambil melihat ke arah Ariana yang masih bergelung manja di atas ranjang.

"Ada apa dad?"

"Apa yang kau lakukan pada Ariana?"

"Maksud daddy?"

"Pekerjaannya, kenapa kau mengatur-atur mimpinya?"

"Kenapa dad begitu peduli?"

"Tentu dad peduli, kalian orang yang dad sayang."

"Kalian atau Ariana?" sindir Erick tajam dan tanpa di sadari suara Erick membangunkan Ariana yang sedang terlelap tidur.

"Erick, jangan mulai lagi."

"Aku melakukan ini demi anakku, aku ingin Ariana fokus pada kehamilannya dan melahirkan bayi itu."

"Itu masih bisa di bahas nanti, yang terpenting kau jangan terlalu posesif pada istrimu." ucap Matt dan Erick merasa jengah di atur oleh ayahnya.

Apa dia pikir hanya dia yang tahu segalanya tentang Ariana?

"Terserah dad, jika dia sudah melahirkan, dia mau bekerja atau bahkan meminta cerai pun tak masalah." ucap Erick ketus penuh emosi.

"Erick..."

"Aku hanya butuh keturunan saja, puas?" ucap Erick lalu menutup teleponnya.

Ariana yang mendengar ucapan Erick merasa terpukul, oh jadi seperti itu? Hanya butuh keturunan!

Ariana segera mencari pakaiannya namun sial pakaiannya koyak, Ariana menahan tangisnya. Rasa sakit di hatinya lebih sakit daripada rasa sakit di kemaluannya. Oh Erick sialan!

"Kau sudah bangun?" tanya Erick terkejut.

"Ya." ucap Ariana dingin.

"Kau sakit?" tanya Erick cemas melihat Ariana meringgis dengan kedua matanya yang basah.

"Hmm.. Aku ingin pulang." ucap Ariana.

"Besok kita pulang.." ucap Erick sambil merangkul Ariana agar terbaring di tempat tidurnya.

Sepertinya Erick tidak menyadari jika Ariana mendengarkan pembicaraannya dengan seaeorang di telepon.

Erick merasa lelah, ayahnya selalu tahu apa yang di mimpikan Ariana dan berusaha mengatur Ariana memberikannya kebebasan. Padahal Ariana adalah istrinya, kenapa ayahnya selalu ikut campur?

Erick akhirnya tertidur dengan pikirannya yang lelah, Ariana mengirim pesan pada asistennya agar membawakan pakaian dan menjemputnya segera.

Beatrice datang membawa pakaian Ariana.

"Kenapa Mrs Grace ada di sini?"

"Sstt... Pelankan suaramu, aku tak mau suamiku terbangun." bisik  Ariana dan asistennya hanya mengangguk pelan.

Sepanjang perjalanan Ariana menangis, entahlah dia kecewa dengan Erick yang tiba-tiba hanya menginginkan keturunan darinya dan setelah itu dia takkan peduli lagi padanya. Ariana menatap sebuah apotik.

"Berhenti." ucap Ariana lalu berjalan menuju apotik itu.

"Ada yang bisa saya bantu?" tanya penjaga apotik itu.

"Morning pill, yang bagus." ucap Ariana dan pria itu memberikan sebuah pil kepada Ariana dan dia membayarnya lalu kembali ke dalam mobil.

"Kau punya air mineral?" tanya Ariana dan Beatrice merogohnya dari jok belakang lalu memberikannya pada Ariana.

Ariana membuka bungkusan pil itu lalu membuka botol air mineral dan meminumnya sampai setengahnya.

"Apa yang anda minum?" tanya Beatrice curiga.

Ariana memberikan bungkus obat itu dan Beatrice tampak terkejut.

"Aku tak mau memiliki anak dari seorang bajingan." ucap Ariana membuat Beatrice bungkam.

Mereka pun terdiam seanjang jalan, bergelut dengan pikirannya masing-masing. Ariana berharap tidak hamil, besok pagi dia harus ke dokter untuk memasang alat kontrasepsi.

Selama dia bersama Erick, dia harus menggunakan pengaman untuk mencegah sesuatu yang tidak di inginkan. Bagaimana jika Erick memperkosanya? Ariana tak mau hamil.

Akhirnya Ariana sampai di rumah, sekarang dia hanya ingin istirahat, mengubur semua perasaannya pada Erick. Ariana sangat terluka dengan sikap Erick, dia menyesal sudah  memberikan kesuciannya pada Erick, pria berengsek yang membuatnya kecewa!

Tbc

PLAYER Story of Ariana Mahendra (Tamat)/Tersedia di Play StoreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang