Bab 17 - Harga Menghargai

7.2K 1K 5
                                    

Jennie menghembuskan nafas sekali lagi, menekuk lututnya yang sudah meremang letih. Cewek itu mengusap dahinya yang berkeringat, membuat anak rambutnya menempel.

"Ini kapan selesainya, sih?" tanya cewek itu.

Khusus bagi mereka mahasiswa Sastra Inggris yang telah di tugaskan untuk membagikan brosur ke tiap-tiap fakultas, harus merelakan siang terik ini membakar kepala. Fakultas mereka mengadakan satu seminar puisi yang bertempat di aula kampus, dan menyuruh beberapa mahasiswa untuk membagikan brosur.

Katanya, agar banyak yang melihat. Tidak hanya dari fakultas Sastra Inggris sendiri.

Jennie ingin sekali mengumpat pada dosen yang telah memilihnya membagi brosur, tapi cewek itu akan lebih protes kepada Jungkook yang diam-diam menyarankan namanya menjadi salah satu pembagi brosur tersebut.

"Ini semua gara-gara lo tau, nggak?! Segala milih gue!" pekiknya.

Jungkook memegang telinganya, suara Jennie seakan membobol indra pendengaran cowok itu. "Biasa aja, dong! Lagian, jadi orang tuh harus ikhlas. Ini kan demi fakultas lo juga." ujar Jungkook.

"Ikhlas sih ikhlas, kook. Tapi lo kurang ajar banget nyaranin nama gue buat ikut bagiin brosur. Asal lo tau, kaki gue pegel bolak balik di empat fakultas sekaligus!"

 Asal lo tau, kaki gue pegel bolak balik di empat fakultas sekaligus!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jungkook menghela nafas. Niat cowok itu kan hanya jahil semata, dia tidak bermaksud membuat Jennie keletihan seperti ini. "Yaudah, maaf."

"Maaf lo nggak guna! Kesel gue sama lo!"

Mengunjungi empat gedung, dengan senyum paksa yang setia menghiasi bibir. Apa kalian tahu, bagaimana rasanya seperti itu?

"Dikit lagi Jen, tanggung. Tinggal fakultas ini kok yang jadi bagian kita, tinggal anak teknik informasi doang." ujar Jungkook kembali menatap beberapa mahasiswa yang lalu lalang.

Disana masih ada Lisa serta Bobby yang sibuk membagikan kertas. "Liat tuh, temen lo aja masih semangat. Masa lo enggak, sih?"

Jennie berdecak tidak suka. Ini bukan masalah semangat atau tidak, tapi memang cewek itu terlampau letih. Kalian tidak bisa menyetarakan kemampuan seseorang dengan orang lainnya. Jelas berbeda.

"Tau, ah!"

Setelah itu, Jennie bersungut meninggalkan Jungkook. Namun Jungkook hanya terkekeh ringan, cewek itu lucu sekali jika sedang merengut.

Mendudukan dirinya pada bangku panjang, Jennie membenarkan ikat rambutnya yang sudah melonggar.

"Nih, minum dulu." tawar Jungkook dengan sebotol air minum di tangan.

SARCASM Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang