Bab 26 - Janji

7K 1K 37
                                    

Cewek itu sampai lebih awal. Didudukinya bangku taman dengan jemari yang menggenggam erat ponsel. Dengan hembusan napas pelan, cewek itu kembali mengecek notifikasi pada ponsel; nihil. Tidak ada apapun.

Mencoba berpikir positif pun, rasanya agak sulit. Mau bagaimana? Disaat Jennie benar-benar dibuat bimbang oleh sikap Taehyung yang selalu berubah-ubah. Termasuk kemarin malam, saat dirinya mendapat pesan dari cowok itu secara mendadak. Jennie heran, namun penasaran. Jadilah cewek itu mengiyakan.

Jennie kira, dirinya akan menunggu lebih lama lagi, namun tidak. Menatap lurus dari sosok yang datang dengan tas punggung, sedang berlajan kearahnya. Jennie diam-diam menahan napas, kalau begini caranya, cewek itu akan mudah jatuh lagi kearah Taehyung. Padahal, dia belum mengerti apa dan mengapa cowok itu mengajak bertemu.

Taehyung menarik senyum tipis sebelum bersuara. "Udah lama?" tanya Taehyung dengan alis terangkat.

Jennie menggeser tubuhnya, memberi tempat untuk Taehyung yang langsung diduduki. "Eh? Enggak, kok. Baru juga sampe gue," jawab Jennie.

Taehyung mengangguk.

Lalu beralih pada ranselnya. Cowok itu terlihat mencari sesuatu. Dikeluarkannya selembaran yang tak asing di mata Jennie.

"Ini kan... brosur fakultas gue! Loh kok, masih ada di elo? Bukannya waktu itu lo buang?"

Taehyung meringis, Jennie memang tidak segan-segan mengungkit kesalahannya.

"Gue minta lagi sama Jeka, untung masih ada stok. Juga agak nyesel sih buang brosur fakultas lo waktu itu. Sori, ya."

Jennie terkekeh pelan, remeh. "Satu peningkatan sikap yang cukup baik. Lo udah mau ngakuin kesalahan."

Niatnya sih ingin menyindir Taehyung, tapi jawaban yang Jennie terima sungguh diluar dugaan. Disaat kepalanya berpikir Taehyung akan marah, cowok itu justru tertawa ringan. "Well, kayaknya gue akan lebih ngehargain apa yang ada disekitar gue, hahaha. Gue bakal dateng sama Jimin, acaranya minggu depan, kan?" Jennie hanya berdeham mengiyakan.

"Oh ya, gue masih ada satu brosur lagi. Brosur festival." ujar Taehyung lalu kembali pada ranselnya. Kenapa cowok itu selalu datang dengan membawa kejutan? Omong-omong, jantungnya masih belum dapat beradaptasi dengan sikap Taehyung yang mendadak berbeda.

Astaga, ini tidak baik dengan hatinya, sungguh.

"Huh?"

"Ini, ada pemusik jalanan yang bakal tampil di festival kecil-kecilan, nggak terlalu terkenal, tapi kalo liat situasi kayaknya bakalan asik. Gratis, kok. Nggak bakal nguras dompet lo." jelas Taehyung seraya memberikan brosur tersebut.

Jennie menyeritkan alis. "Ya terus, maksud lo apa nunjukin itu ke gue?"

"Ajak lo ikut lah. Gimana si? Masa masih nanya gitu?"

Bagus.

Kini Jennie yang melebarkan mata tak percaya. Orang yang selama ini membuat benteng agar tidak diusik siapapun apalagi Jennie, tengah menawarkan diri untuk menonton acara jalanan bersama. Catat. Bersama.

"Lo--lo lagi sakit ya? Kenapa tiba-tiba ngajak gue ja-jalan?" bata Jennie.

Mampus. Kalau begini Jennie akan ketahuan tergugup.

"Emang salah? Gini deh, anggep sebagai tanda pertemanan kita, gimana?" tanya Taehyung.

"Emang salah? Gini deh, anggep sebagai tanda pertemanan kita, gimana?" tanya Taehyung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SARCASM Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang