Hidup adalah tentang memperjuangkan dan mempertahankan. Entah mengenai posisi, pangkat, kehormatan, pula keadilan. Menuntut sebagaimana mestinya, sebagaimana normalnya. Menuntut kesalahan, menuntut keburukan.
Namun, ada masa dimana hidup adalah tentang mengikhlaskan. Berlapang dada, mengenai skenario terbaik yang telah Tuhan beri. Sekali lagi, hidup bukan tentang bahagia--senang setengah mampus, hingga lupa bahwa kepahitan dunia adalah guru paling berjasa. Paling berbekas.
Dan hari ini, Taehyung belajar mengenai poin kedua. Bagaimana dirinya mengikhlaskan sang pelaku utama, bebas dari jeratan penjara. Sudah banyak saham yang Pamannya ambil dari Ayahnya. Banyak sekali luka, yang sejatinya berawal dari obsesi seorang Kim Daewoo mendapatkan kuasa perusahaan keluarga Kim. Obsesi untuk menjadi yang pertama juga terdepan. Hingga berani berkhianat, bahkan kepada adiknya sendiri, Kim Taewoo.
"Udah, bro, lo harus bisa ikhlasin semuanya. Semuanya udah berlalu, dan lo bisa seneng. Masalah lo, udah selesai." ucap Jimin setelah terduduk di salah satu kursi kayu belakang rumah, tepat di samping presensi sahabatnya.
Taehyung menoleh, terkekeh kecil. "Nggak nyangka aja, setelah apa yang orang itu lakuin, dia bisa bebas. Kadang hidup itu lucu, Jim."
"Ck. Udah ah, melow-melownya buang dulu. Disuruh sarapan bareng tuh sama Tante Sohye, terus Tante Daehi juga."
Ini sudah pukul tujuh pagi dengan Taehyung yang semalaman tidak tidur nyenyak. Masih memiliki sedikit dendam, karena sang Ayah dan seluruh pihak menyetujui untuk berdamai dengan Daewoo. Dengan syarat, Daewoo akan berubah, dan mengembalikan apa yang menjadi hak Taewoo.
Pertemuan kaku antara Sohye dan Taewoo pun patut dibahas. Taewoo, meminta maaf dan ampun pada Sohye. Berlutut dengan mata memerah, Taewoo menyesali dulu pernah percaya tipu-muslihat sang kakak. Mempercayai bahwa Sohye adalah seorang pelacur, dipenjara, berakhir dengan ketuk palu pengadilan soal perceraian mereka.
Bahkan yang membuat Taewoo lebih hancur lagi, adalah Sohye yang tak pernah membenci dirinya. Sohye menerima segalanya, pun memeluk Daehi dengan hangatnya.
Mereka--dua wanita yang kini Taehyung miliki. Mamanya--Min Sohye dan Daehi--yang seharusnya dia panggil Mama pula.
"Woi! Jangan bengong, lo! Ayo, sarapan, Tae. Yang lain udah nunggu tau. Pamali nolak makanan." ucap Jimin menyadarkan Taehyung secara penuh dari lamunanya.
Dan satu lagi, yang tak pernah Taehyung lupa. Jimin--sahabat terbaik yang sialnya Taehyung syukuri telah hadir dalam hidupnya.
"Asu ya, lo. Bawel amat, hahaha."
Hei, benar. Bukankah Taehyung harus berbahagia sekarang?
Keluarga, sahabat, dan yah, kekasih saja Taehyung sekarang sudah punya. Bukankah sudah waktunya Taehyung bersyukur kepada Tuhan?
※※※
"Nah, bos besar kita udah dateng!" sahut Jimin lantang.
KAMU SEDANG MEMBACA
SARCASM
Fanfiction[ Completed ] Kisah seorang mahasiswa semester tiga bernama Kim Taehyung yang anti cewek. Dia bukan gay, percayalah. Dia seorang cowok normal. ❝Bangsat. Otak tuh dipake! Bukan cuma dijadiin tempelan kepala! Wujud lo manusia, tapi pikiran lo kayak h...