Bab 38 - Harapan & Seutas Rahasia

6K 793 91
                                    

Katakan saja, pemuda itu cukup gugup mengenai rencananya kali ini. Dia itu buta masalah kencan atau apapun yang biasanya dilakukan oleh sepasang kekasih. Selalu buta, dan si buta ini ingin belajar mengenai warna. Dan warna itu, hanya ingin Taehyung lewati bersama Jennie.

Turun dari motornya yang berukuran cukup besar, Taehyung melipat bibir. Merogoh kantong berniat mencari ponsel untuk menghubungi Jennie. Menempelkan benda silver berbentuk persegi panjang itu di telinga.

"Halo, Tae! Ehehe, kenapa nelfon?"

Mendengar sapaan yang terdengar bawel tapi lucu tersebut, membuat Taehyung terkekeh.

"Kenapa, ya? Memang kenapa kalo gue nelfon lo? Nggak boleh?" canda Taehyung.

"Ish. Bercanda aja terus sampe gue kesel."

Lagi, Taehyung tertawa ringan. "Pasti lo lagi nonton film ya sore hampir malem begini? Kedengaran tahu suaranya." sahut Taehyung. Terkadang, pemuda itu juga heran mengapa banyak gadis yang menyukai serial drama, terlebih drama korea. Taehyung awam sekali dengan hal-hal yang demikian.

Jennie terperanjat di tempatnya. Cepat-cepat mematikan layar laptop yang sebenarnya sudah dia abaikan karena panggilan sang pujaan. Sesederhana itu, Taehyung dapat mengambil alih dunia Jennie, lebih dari hal favoritnya.

"Lupa matiin tadi, maaf ya, kirain nggak bakal kedengaran."

Taehyung tersenyum. Melirik ke atas balkon kamar yang terlihat terang. "Lagi di rumah, kan? Jalan yuk." ajak Taehyung.

Di sebrang sana, Jennie membulatkan mata. Melempar pelan benda persegi itu ke atas ranjang, sedangkan dia masih syok dengan mimik kelewat bahagia. Senang sekali hingga rasanya ingin memekik keras. Tarik, hembuskan napas. Jennie melakukannya sebanyak tiga kali.

Gila saja.

Ini pertama kali Taehyung mengajaknya pergi, sejak seminggu lebih Jennie menjadi kekasihnya.

Sepuluh detik berlalu, dan Jennie harus kembali sadar. Mengambil lagi ponsel yang sempat tertimpa bantal, Jennie langsung tersenyum lebar.

"Halo? Jen? Lo masih disana, kan?"

Semangat bukan main, Jennie menjawab.

"MASIH, KOK!"

Jujur saja Taehyung merasa bingung. Cowok itu menautkan alis takut terjadi sesuatu yang tak diinginkan. Jika Jennie dirasuki makhluk halus, misalnya.

"Lo nggak apa-apa? Kenapa teriak gitu jawabnya?" tanya Taehyung.

"I'm fine. Cuma yah, seneng aja lo ngajak gue jalan gini. Bosen di rumah terus tahu,"

Taehyung mengangguk seolah Jennie melihatnya. Pemuda itu kembali memakukan tatapan pada gorden biru di atas sana.

"Jadi?" tanya Taehyung memastikan.

"Jadi lo tinggal jemput gue setengah jam lagi."

Tentu saja pemuda itu yang tak kuasa menahan senyum. Membasahkan bibirnya sebelum kembali bersuara. "Kenapa lama banget?"

"Ya gue siap-siap dulu lah, lo juga pasti jalan kesini butuh waktu."

Taehyung tertawa kecil, turun dari motornya lalu berdiri dengan menempatkan pinggul pada tubuh si roda dua itu. Menyimpan jemari ke dalam saku dengan rambut yang meliuk kecil karena terkena angin.

SARCASM Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang